Sabtu, 29 September 2012

Tontonan Bermutu di TVRI

Lama sekali saya tidak melihat tayangan TVRI, mungkin sudah sepuluh tahun lebih. Kalau tidak salah, saya tak lagi melihat tayangan TVRI sejak ada TV swasta. Waktu kecilan saya sich, hiburan satu-satunya selain radio ya TVRI. Belum ada TV swasta , jadi mau tak mau ya lihatnya  TVRI. TV menjadi barang yang mahal dan menarik perhatian. Ketika saya kecil sampai SD sekitar kelas 3 SD, di desa saya yang mempunyai TV baru beberapa rumah saja. Kebetulan di rumah saya, salah satu diantara warga yang mempunyai TV tersebut. Meskipun masih TV hitam putih 17", tetapi termasuk mempunyai andil besar dalam menghibur kami sekeluarga juga tetangga lainnya. Waktu itu, ada hiburan yang menarik yang selalu di tunggu kami dan tetangga yaitu ketoprak yang disiarkan oleh TVRI Yogyakarta. Waktu itu lagi booming banget, ketoprak dengan kuis/sayembara/ pertanyaan yang diberikan iming2 hadiah bagi yang bisa menjawabnya. Jadi mau tak mau kami senantiasa menunggu ketoprak tersebut agar tak kehilangan/ ketinggalan jalan cerita dan berharap bisa mengikuti kuis yang di sayembarakan.
Kebetulan lagi, waktu itu, di desa kami listrik belum ada, sehingga untuk menghidupkan TV kami memakai accu. Nah, mau tak mau kalau mendekati penayangan ketoprak (kalau nggak salah seminggu sekali), kami harus ngecek bentul apakah accu-nya masih ada atau tidak. Pokoknya kalau pas tayangan ketoprak TV harus hidup. Jadi kalau pas accu habis, harus segera di bawa ke tukang stroom accu. Selain kami sangat berharap menyaksikan tayangan ketoprak, kami juga tak mau mengecewakan tetangga yang lumayan banyak ( lebih dari 10 orang).

Nah, sejak ada TV swasta , saya tak pernah lagi melihat TVRI. Selain tayangan TVRI terasa membosankan, juga tak menarik lagi rasanya hehehehehe.
Tetapi sekitar sebulan terakhir ini, tiba-tiba tanpa segaja , suami saya menemukan acara yang menarik di TVRI Yogyakarta yaitu hiburan ketoprka dengan label Pangkur Jengleng. Saya nggak tahu artinya Pangkur Jengleng, tetapi yang jelas acaranya ketoprak dengan penonton langsung. Jadi pentasnya di panggung kemudian penontonya melihat di depan panggung. Acara itu ditayangkan , kalau tak salah setiap hari Selasa malam jam 7. Kenapa Pangkur Jengleng menjadi menarik? Selain memberikan hiburan ketoprak tradisional dengan  bahasa Jawa yang sesekali di selingi bahasa indonesia, ketopak tersebut di selingi beberapa pesan moral yang bagi saya dan suami menjadi hal yang menarik. Dengan bahasa yang lugas, bahasa sehari-hari baikJawa ngoko maupun jawa kromo, ditimpali bahasa indonesia. Tema yang dibawakan juga  tak ketinggalan jaman, misalnya tentang korupsi, tentang adat istiadat, tentangpuasa, dll. Di beberapa obrolan akan diselipkan pesan moral yang luar biasa sederhana tetapi di kemas sarat makna dan tak membosankan. Meskipun yang main di ketoprak sebagian besar sudah tua, tetapi masih terlihat menghibur dan enak di lihat. Penonton yang kebayankan ibu-ibu berkerudung (seperti jemaah pengajian) terlihat juga terhibur dengan gelak tawa yang sering terdengar. Saya dan suami sering ikut tertawa dengan guyonan segar dan enteng yang dibawakan oleh para pemain. Terkadang anak kami juga turut tertawa, meskipun tak bisa melihat dengan komplit karena sedang belajar.

Secara keseluruhan, tontonan tersebut menghibur, layak di tonton, memberikan pesan moral yang tak mengurui dan bisa menjaga budaya yang mungkin sudah langka di negri ini. Rasanya tontonan itu lebih mengena di hati dan lebih membuat hati nyaman dibandingkan dengan melihat tontonan sinetron yang banyak di tayangkan di TV swasta. Sinetron yang banyak memberikan pelajaran yang tak menarik, yang lebih banyak mendorong kita untuk hidup dalam khayalan, dibuai kemewahan semu, pertengkaran tak bermutu, dialog yang tak cerdas dan bisa menjerumuskan anak ke hal negatif. (Saya dan suami melarang anak-anak untuk melihat sinetron, hanya sinetron tertentu yang boleh kami lihat misalnya Para Pencari Tuhan).
Melihat tayangan Pangkur Jengleng, membuat saya teringat lagi masa kecil yang sangat menyukai ketoprak. Melihat tayangan tersebut, bisa mengobati kerinduan saya terhadap masa kecil saya. Saya dan suami sangat menikmati, dan selalu berharap ada lagi tayangan yang bermutu seperti itu lagi.

Kamis, 27 September 2012

Pantai Karangria kota Manado

Dalam beberapa kali saya mengunjungi kota Manado Sulawesi Utara, salah satu tempat yang berkesan bagi saya adalah keindahan pantai Karangria. Pantai Karangria  terletak di kelurahan Karangria Kecamatan Molas Kota Manado. Pantai ini sangat luas dan indah sekali pemandangannya terutama kala senja datang, dimana terlihat matahari mulai terbenam ke peraduan dengan sinarnya yang berwarna merah kuning keemasan. Sungguh sangat indah di pandang mata. Sejauh mata memandang ke arah arah lepas pantai, terlihat hamparn air laut yang bergulung dengan riak-riak kecil seakan mengucapkan selamat tinggal kepada siang hari dan menyapa senja hari yang akan datang. Tetapi melihat ke kanan dan kiri laut, memang tak tampak lagi hamparan air laut karena terhalang oleh pandangan batu-batu besar untuk penimbunan laut. Keindahan pantai, berkurang dengan timbunan batu yang membentuk daratan baru di sepanjang pantai.Di tepian rumah penduduk memang terbangun jalan aspal yang kelihatan masih baru dan masih ada sebagian yang belum jadi alias masih berupa pasir pantai.Penimbunan laut atau reklamasi menjadi bagian yang banyak dilakukan di kota Manado, mengurangi keindahan pantai untuk kepentingan lainnya.


Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia, khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin sempit.  Kota Manado mempunyai permasalahan bidang transportasi yaitu semakin padatnya lalulintas jalan, sehingga salah  satu solusinya membangun jalan boulevard yang  direncanakan sepanjang jalan tugu Boboca  sampai ke pulau Menado tua sekitar  12 km.
Jalan yang belum selesai di bangun di pantai Karangria
Pantai Karangria, dahulu kala sebelum ada reklamasi pantai untuk membangun jalan, merupakan pantai yang indah dengan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya dan mampu memenuhi kebutuhan hidup para nelayan yang mengantungkan hidup dari penjualan hasil laut di Karangria.
Karena kota Manado mempunyai permasalahan transportasi, kemudian membangun jalan boulevard yang salah satu ruas jalannya melewati pantai Karangria. Menurut   pemerintah, boulevard  ini untuk mengatasi abrasi  dan memperlancar transportasi tetapi pembangunan tanpa memikirkan nasib nelayan yang mengantungkan hidupnya dari pantai ini. Nasib nelayan  terancam karena boulevard akan mengancam pemukiman nelayan  dan  hilangnya mata pencaharian nelayan serta  keselamatan nelayan ketika melaut . Bahkan keselamatan 600 orang nelayan  dipertaruhkan dengan pembangunan boulevard ini.  Kapal terancam pecah  jika badai datang menghantam dan nelayan terancam tewas.
Pemecah ombak hasil perjuangan nelayan
Nelayan bersatu  dalam Himpunan Masyarakat Nelayan Bitung Karangria (HMNBK) untuk menentang penimbunan pantai. Beberapa waktu yang lalu, karena merasa terancam  dengan pembangunan boulevard , nelayan di pantai Karangria di dukung Asosiasi Nelayan Tradisional (ANTRA) Sulut  melakukan konsolidasi untuk menentang . Tidak mudah untuk mengajak  600 orang nelayan, 200  nelayan memiliki perahu sendiri dan 400 nelayan lainnya menumpang perahu nelayan lainnya, yang belum pernah mempunyai pengalaman  menolak kebijakan pemerintah.  Konsolidasi anggota dilakukan terus menerus  sehingga  muncul kesepakatan untuk melakukan  langkah- langkah  advokasi salah satunya dengan dialog.  Dialog  dengan pemangku kebijakan seperti  dengan pihak kecamatan, dilanjutkan dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU)  kota , Walikota , Dinas PU Provinsi  bahkan  sampai dialog dengan  Gubernur Sulawesi Utara. Beberapa tawaran dari pemerintah daerah sempat muncul  pada saat dialog dilakukan.  Pembangunan boulevard akan di teruskan dengan   pemberian kompensasi  berupa uang,bahkan rumah kepada nelayan .   Tetapi HMNBK menolak kompensasi yang di tawarkan Pemda. HMNBK  menghindari perpecahan di organisasi ,belajar dari pengalaman nelayan di kelompok lain yang  tidak solid karena menerima kompensasi dari Pemda. Organisasi yang tidak di dukung sepenuhnya oleh anggota akan sulit dalam mengalang dukungan dan kekuatan  dalam menuntut hak-haknya. Upaya yang dilakukan membuahkan hasil, Pemkot  mengabulkan tuntutan nelayan dengan membangun tambatan untuk perahu, bahkan pemecah ombak juga ada.  Keberhasilan HMNBK ini tidak bisa di lepaskan dari upaya untuk mengedepankan dialog-diaog dengan pemerintah daerah selain anggota harus bersatu dan solid ,punya  kesamaan visi, mempunyai pendamping  untuk mendapatkan support dukungan , tidak bersedia menerima kompensasi dan tentu saja ada dukungan media.  Dengan beberapa hal yang dilakukan tersebut, tuntutan HMNBK untuk menambah luas tambatan perahu  terealisasi, bahkan karena dirasakan tambatan aman dan mencukupi untuk menambah perahu, sekarang  anggota bisa menambah perahu sekitar 20 buah perahu.
Keindahan sore hari di pantai , kala anak-anak bercanda menunggu malam datang

Saat ini meski luas pantai sudah berkurang, tetapi nelayan masih bisa mencari nafkah di pantai Karangria. Tambatan perahu hasil perjuangan nelayan, bisa membantu untuk menambatkan perahu meskipun tak senyaman ketika pantai masih mempunyai hamparan pasir untuk tambatan. Anak-anak juga masih bisa memanfaatkan pantai untuk mandi dan bermain air di sore hari,  duduk-duduk bercengkrama sambil menunggu malam menjemput siang.


Senin, 24 September 2012

Taman Balekambang Solo, pilihan wisata murah meriah

Taman Balekambang adalah taman yang  luas terletak di kota Solo tepatnya di belakang atau sebelah utara Stadion Manahan dan tepat di belakang kolam renang Tirtomoyo Solo. Taman yang terletak di Jl. Ahmad Yani ini dulu bernama Partinah Bosch, dibangun oleh kerabat Mangkunegara. Kemudian dinamakan Balekambang karena di taman tersebut terdapat sebuah kolam ikan dan kolam renang yang di tengahnya terdapat rumah istirahat yang nyaman, dikelilingi kebun bunga yang sangat indah.


Biasanya setiap hari Minggu, kami  sekeluarga sering  jalan-jalan keluar , meski kadang hanya putar-putar kota Solo saja,  main air di kolam renang, atau hanya sekedar untuk makan. Hari Minggu pagi kemarin 23 September 2012, kami sekeluarga bermain  ingin sekali melihat rusa di Taman Balaikambang. Beberapa waktu yang lalu (lebih dari setahun yang lalu kami ke Balekambang), ada beberapa ekor rusa di sana yang jinak dan tak takut dengan manusia. Rusa-rusa tersebut di biarkan berkeliaran bebas di taman yang luas dan asri. Nah, kami hendak mengajak anak terkecil kami untuk melihat rusa di Taman Balekambang. Kami ingin melihat rusa di Balekambang daripada di Taman Satwa Taru Jurug yang terletak di dekat UNS, lumayan jauh dari rumah kami.

Sekitar 15 menit, dengan naik motor, kami sampai di taman Balekambang. Saya lumayan terkejut dengan keramaian Taman rakyat tersebut. Saya pikir ada event tertentu, ternyata tidak. Menurut orang-orang, memang kalau hari Minggu Balekambang ramai. Kemungkinan karena taman yang luas ini memang pilihan murah, meriah dan bisa untuk bersantai seluruh keluarga. Di Solo memang tak mudah mendapatkan tempat publik yang bisa untuk melepas penat dan lelah. Di Balekambang, pilihan yang tepat untuk itu.
Kami masuk ke taman hanya membayar karcis motor Rp 2000, tak ada pungutan lainnya di pintu masuk. Balekambang sudah sangat ramai paada pukul  10.00 ketika kami sampai. Di sepanjang taman tampak orang ramai sekali, ada yang sekedar jalan-jalan, duduk bercengkrama atau melakukan permainan keluarga.  Kerumunan orang yang duduk , ada yang di kursi taman yang terbuat dari besi tempa, ada juga yang duduk di rumput baik beralas tikar maupun tanpa alas. Ada juga sekelompok anak sekolah yang sedang ada kegiatan seperti lomba di beberapa tempat. Yang lainnya nampak beberapa anak naik kuda mengitari taman. Memang dengan luas taman yang lapang sekali, dilengkapi kuda yang bisa di sewa memutari  taman , menjadi daya tarik tersediri. Di dekat parkir  terdapat Gedung Kesenian Ketoprak Tradisional Balekambang dan kafe yang dikelola oleh seniman muda Solo. 
Salah satu sudut di taman Balekambang

Di taman juga terlihat beberapa ayam kalkun yang dibiarkan berkeliaran di taman dan sangat jinak, karena ketika di dekati tidak menjauh. Nah , di sebelah barat taman, ada danau yang  lumayan luas , dinamakan Kartini, dengan tepat di tengah-tengah danau ada patung perempuan dengan  tulisan Kartini. Di danau tersebut ada  perahu angsa yang dbisa di sewa dengan harga Rp 15.000 untuk sekali naik sekali putaran danau. Tampak perahu angsa tersebut ramai di sewa para keluarga.
Tepat di bagian paling barat sebelah selatan, terdapat taman Reptil, yang dibangun dengan dinding yang cukup tinggi sekitar 3 m. Kalau mau masuk ke taman Reptil, dipungut biaya Rp 5.000/orang. Meskipun tanpa karcis sama sekali. Dan kami berlima masuk di pungut biaya Rp 15.000 untuk dewasa 2 orang, anak kecil 2 orang dan anak 3 tahun. Cuma sayang sekali tanpa ada karcis barang selembar pun, dan nampaknya memang tak berkarcis resmi. Di sini saya nyakin tak ada laporan resmi ke APBD sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Tanpa karcis sebagai salah satu  bagian untuk  skrening jumlah uang masuk, gimana akan terkontrol?
Pengunjung taman Reptil cukup banyak, tetapi tidak padat sehingga pengunjung masih bisa leluasa untuk menikmati hewan yang di sana. Begitu masuk , ada sebuah kolam ikan kecil dengan ikan-ikannya, yang di tembok bagian atas kolam ada 1 ekor inguana yang cukup besar dengan panjang  hampir 1 meter sementara  1 inguana lainnya  nampak duduk nongkrong di atas batu besar diatas kolam. Kedua inguana tersebut nampak jinak dan cuek saja dengan orang-orang yang melihatnya. Ketika anak saya memegangnya, dia tak nampak terganggu. Masuk  ke kiri ada 4 ekor monyet yang 3 ekor di  2 kandang dan  1ekor di atas pohon dengan rantai panjang yang mengalungi lehernya.  Mereka nampak  tenang melihat orang-orang yang melihatnya. Di  bawah kera ada 2 ekor burung kiwi yang nampak lalu lalang ke sana kemari dengan tenang dan sesekali melihat orang-orang kemudian  sesekali mengambil jagung yang terjatuh di  bawah  sangkar burung. Beberapa sangkar burung  nampak ada di beberapa tempat dengan bermaacam-maacam burung  salah satunya kakaktua, dan yang lainnya kami tak tahu. Nah di sini kekurangan taman Reptil yang tak memberikan tulisan keterangan nama hewan sama sekali. Tak semua pengunjung tahu nama hewan yang dipajang, sehingga sebenarnya lebih baik  kalau ada nama di setiap kandang hewan sebagai  bagian dari informasi ke publik dan edukasi ke masyarakat terutama  anak-anak sekolah. Ada lagi area ular, dengan koleksi ular –ular yang bermacam-macam. Di kandang ular ini ada 1 keterangan nama ular yaitu phyton, sementara ular lainnya tak ada keterangan nama.  Pemeliharaan ular sepertinya tak diperhatikan , karena ular ditempatkan di  kandang kaca, menurut saya tak layak untuk habitat ular karena di kandang kaca yang  hanya  diberikan alas karpet berwarna hijau dan di sebelahnya di berikan air dengan baskom segipanjang (seperti loyang plastik ). Saya pikir tak layak tempat seperti itu untuk tempat tinggal ular. Ada lagi inguana, kadal, biawak yang di kaca.
Kemudian ada kandang burung, bebek, angsa, ayam kampung dan kelinci yang dibiarkan  berkeliaran. Secara keseluruhan, saya melihat taman Reptil tak pantas dengan nama taman Reptil, karena tak banyak reptil yang menghuninya, sebagian besar sekitar 60%  justru unggas yang  menjadi penghuni seperti burung, angsa, bebek, ayam.

Capek melihat koleksi di taman Reptil, kami keluar dan meneruskan niat untuk mencari rusa, karen anak terkecil saya selalu bilang rusa..rusa..mah rusa....
Oya, satu lagi, kami kesulitan mencari kran air untuk cuci tangan setelah memegang ular, inguana, burung Kiwi. Ya, mau tak mau kami ikut cucitangan di tempat penjual minuman di depan taman Reptil sambil membeli minuman. Di taman Balaikambang ada  beberapa penjual yang mangkal di beberapa bagian taman, sehingga kami tak kesulitan untuk membeli minuman/makanan.
Meskipun panas, kami tetap mencari rusa terutama ke bagian yang daun-daunan rimbun, berharap rusanya ada di sana. Tetapi sampai kami berjalan ke ujung, tak nampak ada rusa. Menurut informasi, beberapa saat lalu , rusanya sudah di pindah ke TSTJ. Jadi tak ada lagi rusa di Taman Balaikambang.

Saat adzan luhur terdengar, kami memutuskan untuk pulang, meskipun masih banyak  pengunjung yang  nampak masih asyik di taman bahkan beberapa ada pengunjung yang baru datang.  Kami segera meluncur ke arah selatan dan bersepakat makan siang di  Rumah Makan SS (Super Sambel) yang tak jauh dari Manahan. Ehm, makan siang hanya habis Rp 51.000 dengan menu sambal bawang, telur gombal gambul, cumi goreng, tempe goreng, cha kangkung, es teh, juice melon, es coklat. Ehm...yumi. Piknik yang murah meriah, tak lebih dari Rp 100.000 biayanya.


Kamis, 20 September 2012

Mahalnya Biaya Berobat Gigi Patah

Gigi menjadi  salah satu bagian tubuh kita yang penting, meskipun kadang kita tak terlalu memikirkan bahwa gigi itu penting. Terkadang kita tidak terlalu memperhatikan kebersihan, kesehatan gigi, karena menganggap tak ada masalah yang berarti. Baru ketika sakit, kita benar-benar merasa 'kecolongan'  . 



Kalau pernah merasakan sakit gigi akibat gigi berlubang, meski hanya ' berlubang' ternyata bisa berakibat tak bisa tidur, tak bisa makan, ga nyaman sama sekali. Kepala bisa ikuty pusing, badan meriang. Benar-benar tak nyaman dan menyusahkan sekali.  Mungkin kalau ada pengalaman sakit gigi , untuk berobat tak membutuhkan biaya yang terlalu mahal alias masih bisa terjangkau. Bisa dengan obat sakit gigi yang di jual di toko atau apotik, atau kalau harus berobat bisa ke Puskesmas dengan biaya yang tak terlalu mahal. Sehingga kita tak terlalu berat diongkos kalau kebetulan gigi sakit.
Tetapi kalau ada kasus gigi patah, wah harus siap-siap dengan biaya perawatan  dan ganti gigi yang mahal dan bikin menahan nafas.

Sehabis lebaran tahun ini, tanggal 24 Agustus 2012, kebetulan gigi  depan atas anak kedua saya (10 tahun ) patah akibat jatuh ketika bermain dengan kakak dan saudara-saudara sepupunya. Waktu itu di rumah nenek/kakeknya berkumpul saudara , sehingga seperti biasanya mereka selalu tak berhenti bermain. 


Apesnya, ketika berlari anak perempuan saya terpeleset dan giginya membentur lantai. Saya dan suami kaget ketika anak saya berteriak dan mengaduh nyeri sambil bilang kalau giginya patah. waktu itu kami langsung berlari dan mendapatkan anak saya memegang mulutnya dan memberitahukan kalau giginya patah. Awalnya saya tak begitu galau, karena saya pikir gigi yang patah adalah gigi  susu samping yang memang sudah goyang beberapa hari sebelumnya. Tetapi ketika anak saya buka mulut, ternyata gigi yang patah adalah gigi depan atas yang sudah permanen. Ada patahan gigi juga yang dia tunjukan ke kami, sekitar 70% dari giginya. Waduh, saya langsung panik mengingat pasti anak saya merasakn sakit dan juga akan malu gigi depannya ompong. Apalagi anak perempuan.

Karena hari itu di rumah nenek dan jauh dari Rumah Sakit, kami memutuskan akan membawa ke Rumah Sakit  pada hari Senin  27 Agustus (kami sudah berencana hari Sabtu pulang ke Solo). Untuk sementara , agar rasa nyerinya berkurang, anak saya saya berikan air hangat untuk berkumur. Untung saja , dia nggak begitu rewel sehingga kami agak tenang. Tetapi saat itu saya sudah terbayang akan mahalnya biaya perawatan gigi di RS negeri di kota kami. 

Karena 2 tahun yang lalu anak pertama saya juga melakukan perawatan gigi patah . Gigi depan atasnya patah karena terjatuh waktu bermain di kelasnya. Waktu itu patahnya hanya sekitar 20% saja harus menjalani perawatan 4 x ke RS baru di tambal. 2 tahun yang lalu  , dengan 4X kunjungan ke RS tersebut  membutuhkan biaya sekitar Rp 750.000. Apalagi anak saya ini yang patah 70%, berapa biayanya ya? batin saya, sudah siap-siap pusing dan galau.

Singkat cerita, hari Seninya, saya  antar anak saya ke RS Negri tersebut  yang lengkap peralatannya. Untuk kunjungan pertama hanya di minta ronsgent dan di periksa sebentar oleh dr gigi. Hasil pemeriksaan ,  akibat benturan tersebut saat itu sudah terkena syarafnya sehingga butuh perawatan sebelum akan di crown/ di pasang selubung gigi. Dan untuk hari Rabu akan dimulai perawatan, tetapi karena alatnya yang lengkap di bagian Eksekutif, maka perawatan akan di lakukan di Eksekutif. 


Waktu kunjungan pertama itu, saya di kelas biasa , karena waktu kakaknya dulu juga di rawat oleh dokter yang sama di kelas biasa/umum. Biaya kunjungan pertama sebesar Rp 182.000 (untuk ronsgent, konsultasi dan obat (antalgin, analgestik). Saya sebenarnya mencari informasi biaya perawatan gigi di beberapa klinik baik di Solo maupun luar Solo. Ada info sebuah klinik di Jogja yang lebih murah dibandingkan di Solo. Tetapi kalau saya hitung biaya transportasi, juga waktu yang harus diluangkan karena ke luar kota, rasanya jatuhnya juga sama saja kalau berobat di Solo. Lagipula yang paling susah kalau ke luar kota adalah waktu untu perikasnya. Kalau di Solo, saya daftar kemudian saya tinggal kerja dan anak saya sekolah dulu. Kalau kira2 dokter nangani pasien kurang dua lagi dari antrian anak saya, maka anak saya saya jemput ke sekolah. habis periksa saya antar lagi ke sekolah.
 
So, akhirnya saya memutuskan untuk berobat di Solo saja. Karena dr -nya praktek di kelas eksekutif setiap hari Rabu dan Jum'at, maka selanjutnya setiap Rabu dan Jum'at sebanyak 4 kali , kami berobat. Kunjungan ke-2, 3, 4dengan perawatan saluran gigi dengan biaya @ Rp 135.000. Kunjungan ke-5 dengan perawatan dan pemasangan pin (tambalan gigi sementara) dengan biaya Rp 380.000.

Nah, kunjungan berikutnya untuk pencetakan gigi  dan pemasangan crown gigi. Menurut dokter,  gigi anak saya perlu di beri crown /penjaketan gigi.

 
Mahkota gigi ini biasanya rapuh dan tidak bisa mengalami proses penambalan. Jika penambalan dilakukan, maka tambalan akan lekas lepas dan gigi akan patah. Seringkali, orang tidak mau melakukan pencabutan karena takut ompong. Nah, dengan penjaketan, masalah ini bisa diatasi dan pasien tak perlu menahan sakit terus-menerus lantaran tak mau ompong.
Gigi yang jaringannya tinggal sedikit pun, misalnya hanya menyisakan akar yang panjang, biasanya diberi perawatan gigi dengan penjaketan. Biasanya pada gigi yang sudah mati dan jaringannya tinggal sedikit, pasien tidak mengalami banyak keluhan. Ia hanya merasa tak nyaman terhadap runcingan yang biasanya tertinggal dari sisa-sisa gigi.
Gigi yang perlu diberi jaket (crown) akan dijaketi dengan gigi-gigi buatan yang bahannya bisa dipilih. Crown ada yang seluruhnya terbuat dari keramik, ada juga yang dilapisi metal (emas, perak, atau campuran keduanya)


Seminggu setelah pemasangan gigi sementara, kami ke klinik dokter dan di sana dilakukan pencetakan gigi. Untuk pemasangan crown, akan dilakukan setelah pencetakan gigi. 


Menurut info yang saya baca sebelulmnya, Crown ada bermacam-macam dan harganya juga bervariasi. Crown ada yang seluruhnya terbuat dari keramik, ada juga yang dilapisi metal (emas, perak, atau campuran keduanya). Yang paling mahal adalah crown emas, karena pelapisan emas dihitung tiap per gram. Selain itu, emas adalah logam murni yang memiliki daya adaptasi paling baik dengan gusi. Crown emas juga sangat kuat. Karena itu, ia biasanya digunakan pada gigi-gigi belakang yang sangat aktif dalam melakukan kegiatan kunyah dengan penekanan yang kuat. Dengan begitu, gigi buatan tidak mudah pecah. Sayang, crown emas menimbulkan warna yang kurang alami lantaran berkesan kekuning-kuningan.
Begitu pun dengan crown metal dari perak. Bahan ini juga termasuk kuat dan cocok dipasang untuk mengganti gigi belakang yang copot. Namun, dibanding emas, perak tentu saja lebih murah harganya. Sayangnya, perak juga memiliki warna rada keabu-abuan, tidak senatural keramik.
Crown keramik sangat alami. Warnanya bisa persis sama dengan gigi asli manusia. Sayangnya, gigi ini tidak terlalu kuat. Ia mudah sekali pecah kalau digunakan untuk melakukan kegiatan makan dengan penekanan yang kuat. Makanya ia cocok untuk dipasang di gigi bagian depan. Sebagai catatan, crown metal bukanlah gigi emas atau perak seperti yang sering dipakai orang-orang zaman dahulu, tetapi gigi porselen yang dilapisi emas atau perak pada bagian dalamnya sehingga menjadi lebih kuat.


Gigi anak  saya akan di pasangi crown porselen dengan metal dengan harga Rp 1.000.000. Pada saat pencetakan gigi , saya membayar DP Rp 500.000. Crown akan di pasang sekitar hari Senin besok. Dengan crown nanti, kemungkinan sangat kuat, tak akan patah (asal tidak ada kasus jatuh)  dan kalaupun akan diganti, nanti pada saat anak saya sudah dewasa. Karena gigi yang lain  masih tumbuh, sementara gigi yang di beri crown sudah mati sehingga nantinya akan lebih pendek di banding yang lain.


Sekelumit pengalaman saya ini semoga bisa bermanfaat bagi siapa saja untuk lebih berhati-hati  dalam menjaga gigi. Karena meski kelihatan sepele tetapi lumayan mahal ketika harus ada kejadian patah seperti anak saya.


Senin, 10 September 2012

Nonton The Raid.............

Tadi malam, saya dan suami menyaksikan film THE RAID yang di putar oleh salah satu stasiun TV. Film yang kabarnya spektakuler dan banyak mendapatkan penghargaan di berbagai festival dan kabarnya banyak di tonton oleh dunia internasional ini memang cukup membuat saya penasaran, tetapi tidak cukup membuat saya ingin melihatnya. Saya memang hanya mendengar kabar 'kehebohan ' film tersebut, tidak menonton ketika di putar di bioskop , juga tidak meminjam DVD-nya. Tetapi ketika The Raid di putar di TV, saya jadi ingin melihat film yang cukup 'heboh' beberapa waktu yang lalu.

 The Raid. Film yang disutradarai oleh Gareth Huw Evans juga melibatkan musisi papan atas Mike Shinoda, salah satu personil Linkin Park dan Joseph Trapanese seorang komposer berbakat yang menggarap film Walt Disney Tron:Legacy (2010).
Film genre action / laga ini bercerita tentang sebuah perjalanan 20 orang anggota pasukan khusus dalam menjalankan misi menangkap bandar narkotik kejam bernama TAMA di sebuah gedung 30 lantai yang tak tersentuh aparat. Gedung tersebut juga menjadi tempat para pembunuh, anggota geng, pemerkosa, dan pencuri berlindung untuk mencari tempat tinggal aman.Tim SWAT mulai menjalankan misinya di pagi buta dengan diam-diam merambah ke dalam gedung dan mengendalikan setiap lantai yang mereka naiki, namun petaka terjadi ketika mereka terlihat oleh pengintai TAMA dan penyerangan mereka akhirnya terbongkar. Dari penthouse suite-nya, TAMA menginstruksikan anak buahnya untuk mengunci gedung apartemen dan memadamkan lampu serta menutup semua akses untuk keluar gedung.

Mereka (Tim SWAT) terjebak di lantai 6 tanpa komunikasi dan diserang oleh penghuni apartemen yang diperintahkan oleh TAMA. Mereka harus berjuang melewati setiap lantai dan setiap ruangan untuk menyelesaikan misi mereka menangkap raja bandar narkoba di gedung tersebut. Selain untuk menyelesaikan misi, mereka juga berjuang untuk tetap bertahan hidup.
Menurut saya, 
Pada adegan awal, tidak ada yang istimewa, semua adegan terasa biasa saja. tetapi kemudian saya menyaksikan film yang sarat adegan kekerasan, action dan penuh dengan adegan tembak-tembakan. Cukup menarik untuk dlihat, meskipun tak membuat saya deg-degan ataupun tegang. Nah, adegan berikutnya yang menurut saya tidak begitu masuk akal, ketika para anggota pasukan khusus tersebut terjebak atau dijebak dalam gedung , dan berusaha mati-matian uantuk  bertahan dari serangan musuh. Kenapa nggak masuk akal, karena kenapa pasukan khusus tersebut tidak minta bantuan ke kepolisian lainnya? apakah mereka rela mati begitu saja di tangan musuh tanpa minta bantuan kalau sudah terperangkat ya? heran saya dan rasanya tak masuk akal dengan adegan tersebut. Pasukan khusus yang tinggal beberapa orang saja tetap bertahan sendirian tanpa minta bantuan pihak luar. Ataukah karena alat komunikasi sudah di putus semua olah Tama dkk? Apakah tak ada skenario lainnya , ketika pasukan khusus tak berkomunikasi , terus akan di kirim  bantuan gitu ya?
Sepanjang film diputar, saya sama suami sibuk mengkritik adegan2 yang tak masuk akal dan serasa film indonesia banget yang dipaksakan dengan alur dan ide cerita yang  'ada-ada saja'.
Akhirnya saya merasa tak mendapatkan sensasi yang luar biasa dari film the Raid. Rasanya sentuhan sutradara luar nggak begitu kelihatan istimewanya.Tetapi  untuk hiburan ya okelah saja. Dan paling tidak , bisa belajar bertahan hidup dalam keadaan yang gawat seperti dialami tim khusus di The Raid.
 Meski saya merasa biasa saja, tetapi selamat untuk The Raid yang mendapatkan banyak penghargaan seperti ini:
  • The Cadillac People's Choice Award" untuk kategori Midnight Madness dalam ajang Toronto International Film Festival (TIIF) ke-36.
  • The Best Film sekaligus Audience Award - Jameson Dublin International Film Festival 2012.
  • The Raid juga ikut serta dalam festival film Sundance 2012 dan menjadi salah satu karya yang paling disukai panitia Sundance
  • *50 film laga / action sepanjang masa versi IMDB. The Raid berada di urutan 45 dengan rating 8.0, sejajar dengan “Star Trek”, “The Adventure of Robinhood”, “Avatar”, dan “Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl

Jumat, 07 September 2012

Inovasi Jokowi di bidang kesehatan dengan PKMS


Tata cara mendaftarkan diri menjadi peserta PKMS sbb
1. PKMS Silver :
Mendaftarkan diri di KPPT  dengan membayar biaya pelayanan Rp 1000/ jiwa/tahun, dengan membawa :
-F/copy KK dengan menunjukan aslinya
-F/copy KTP dengan menunjukan aslinya
-Foto ukuran 2x3 sebanyak 3 lmbr
-Surat  keterangan domisili min 3 tahun dari RT,RW serta kelurahan
-Peserta datang sendiri ke KPPT (kecuali peserta sakit keras, lanjut usia dapat diwakilkan )

2.PKMS Gold:
Mendaftarkan ke KPPT dengan membawa:
-F/copy KK dengan  menunjukan aslinya
-F/copy KTP dengan menunjukan aslinya
- Surat  keterangan domisili min 3 tahun dari RT,RW serta kelurahan
-Surat keterangan miskin dari RT, RW dan kelurahan yang ditandatangani kepala kelurahan/sekretaris kelurahan
-Peserta datang sendiri ke KPPT (kecuali peserta sakit keras, lanjut usia dapat diwakilkan

Tata cara pelayanan peserta PKMS
-Peserta berkunjung ke Puskesmas
-Untuk mendapatkan pelayanan kes, menunjukan kartu PKMS
-Bila perlu rujukan, peserta dapat di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan disertai  surat rujukan dari puskesmas dan menunjukan kartu peserta PKMS
 Syarat pelayanan rujukan adalah :
  1. Membawa kartu PKMS yg masih berlaku
  2. Fotocopy KK yang masih berlaku
  3. Fotocopy KTP yang masih berlaku
  4. Fotocopy keterangan lahir bagi yang belum wajib KTP

Tata cara pelayanan, 
1.     Rawat jalan di Puskesmas UPTD Rumah Sakit Daerah (RSD)
2.      Rawat inap di Puskesmas Rawat Inap, RSD Surakarta, RS yang ditunjuk
3.     Jenis Pelayanan: semua pelayanan di Puskesmas, RSD
Untuk Rumah Sakit yang ditunjuk setara dengan pelayanan askeskin/ klas III (sesuai MOU dengan RS)
 
Alokasi APBD mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun membuktikan tingkat kebutuhan PKMS semakin meningkat, masyarakat  semakin membutuhkan jaminan kesehatan dengan bantuan/gratis. Tercatat sejak tahun 2009
Rp 10 M, Tahun 2010 =  Rp 12 M,  Tahun 2011 = Rp 16 M, Tahun 2012 = Rp  24 M Tetapi dengan alokasi anggaran yang terus membengkak dari tahun ke tahun, masih ada masyarakat yang menyatakan belum terlayani(dengan penolakan RS karena anggaran habis.

(bersambung)