Jarum jam menunjukkan tepat pukul 19.15 menit ketika roda pesawat menyentuh landasan di bandar a El Tari Kupang. Karena selisih waktu 1 jam, di Kupang saat itu tepat pukul 20.15 persis seperti jadwal yang ditetapkan maskapai penerbangan. Setelah setengah hari lebih melakukan perjalanan dari Solo , akhirnya saya berkesempatan menginjakkan kaki di Kupang Nusa Tenggara Timur. Subhanalloh, ini pengalaman pertama saya ke kota Kupang , Indonesia bagian timur.
Perjalanan
dari Solo dengan menumpang Garuda pukul 11.30, tiba di Jakarta 12.40,
kemudian saya dan teman menunggu jadwal
keberangkatan pesawat Batavia Air pukul 15.15. Tepat pukul 15.15 pesawat dengan rute jakarta-Surabaya-Kupang berangkat
. kebetulan langit cerah dan bahkan panas, membuat saya pribadi merasa nyaman
dan tak kuatir. Saya sempat was-was menempuh perjalanan dengan pesawat di sore
dan malam hari ketika musim penghujan seperti ini. Seperti 4 hari sebelumnya perjalanan dari Jakarta ke
Solo sempat tertunda cukup lama karena cuaca. Bahkan ada pesawat yang 2 hari
sebelumnya tak berani turun di bandara Adi Sumarmo Solo karena cuaca yang tak
bersahabat.
Perjalanan
Jakarta-Surabaya sekitar 1 jam 10 menit, kemudian pesawat masih menunggu
penumpang dari Surabaya menuju Kupang sekitar 20 menit. Pukul 17.25 pesawat
terbang lagi menuju Kupang yang diperkirakan butuh waktu 1 jam 40 menit seperti
yang diinformasikan awak pesawat. Saya lega sekali karena tak menumpuh
perjalanan yang panjang seperti dugaan saya semula. Ketika melihat jadwal di
tiket pesawat, jarak tempuh jakarta-Kupang adalah 5 jam yaitu tertera pukul
15.15-20.15. membayangkan lamanya perjalanan membuat saya sudah keder dan
sedih, karena saya termasuk orang yang mabuk perjalanan. Duh, alangkah lamanya
di pesawat dan susahnya lagi , saya termasuk orang yang tak bisa tidur di
pesawat. Nah , itulah yang membuat saya jadi sedih. Pun kali ini di perjalanan
dinas (hehe) untuk memfasilitasi training anggaran di Kupang.
Ada
pengalaman lucu bagi saya , ketika roda pesawat
baru menjejakkan kaki di bandara El Tari, sementara pesawat belum
berhenti , ada seorang penumpang
laki-laki yang langsung berdiri saja. Ketika di tegur oleh pramugari tetap
tidak bergeming, rupanya membuat jengkel pramugari sehingga bapak itu di bentak
dengan keras tidak boleh berdiri. Baru
setelah itu si bapak mau duduk. Saya sempat kaget, tetapi sepertinya si bapak
tak marah. Barangkali tahu kalau dia salah.
Wah, sebelumnya saya tak pernah mengalami pengalaman seperti itu lho.
Pengalaman lainnya, ketika di toilet di
bandara, saya masuk ke toilet perempuan. Toilet hanya kecil saja, dan hanya ada
2 ruang toilet. Dengan kondisi yang
cukup bersih meskipun tidak terlalu nyaman .
Awalnya beberapa saat ketika saya
masuk toilet, ada 1 pintu yang terkunci. Pintu lainnya masih terbuka. Nah saat
saya hendak masuk itu, saya mendengar
suara laki-laki yang bernyanyi-nyanyi cukup keras dan PD banget di pintu
sebelah. Saya jadi kaget dan ragu. Jangan-jangan saya salah masuk toilet atau
suara itu adalah suara perempuan yang mirip laki-laki. Karena ragu, saya keluar
lagi dan melihat gambar di pintu masuk
toilet. Wah, sudah 100% betul ini toilet perempuan, semenatara di sebelah
adalah toilet laki-laki. Nah saya masuk lagi dan menyakinkan pendengaran saya apakah perempuan yang mirip
laki-laki . Waktu itu ada seorang ibu (melihat wajahnya ibu dari NTT) masuk ke
toilet yang pintunya masih terbuka. Saya jadi tambah nyakin kalau itu memang
toilet untuk perempuan. Nah , saya heran setengah mati kok ada laki-laki yang makai toilet perempuan ya? Dia nggak
tahu atau ngga mau tahu? Ketika
perempuan penguna toilet sebelah keluar dan hampir bersamaan dengan keluarnya
laki-laki itu, eh si perempiuan cuek saja seperti sudah biasa melihat laki-laki
di toilet perempuan. Celakanya si laki-laki juga cuek saja dan nggak merasa
malu. Saya yang melihat malah malu dan marah sebenarnya, tetapi saya tahan.
Saya sudah dari tadi gatal untuk menegur laki-laki itu, tetapi sekuat tenaga
saaya tahan, karena saya belum tahu karakter orang NTT. Kuatirnya dia
tersinggung, sementara saya orang yang baru saja menginjakkan kaki di bumi NTT.
Jadinya saya tahan kejengkelan saya.
Selanjutnya
kami memesan taxi ke hotel Sasando yang
di pesan panitia, yang di tempuh dalam waktu sekitar 15 menit dari bandara.
Ternyata tak terlalu lama yach, saya sudah tiba di Hotel bertaraf internasional
di Kupang. Hotelnya lumayan bagus, bersih tetapi cukup mahal. Kamar yang saya
pakai kelas biasa saja /standart dengan harga Rp 450 rb , rasanya kalau di Jawa
akan mendapatkan fasilitas yang lebih baik. Tetapi di Kupang, kata teman saya
memang tarif hotel mahal. Karena hotel full, maka saya dapat kamar di
bawah(turun tangga sekitar 70 anak tangga) yang lumayan menguras tenaga dan membuat kaki saya rasanya
mau patah (lebay hehehehe).
Soal
makanan, ehmmm makanan di Kupang menurut
saya cukup menarik , terutama ikan yang diolah dalam berbagai rasa. Tetapi
banyak juga makanan yang khas Jawa seperti ketela, wajik, lemper, kue lumpur.
Wah, padahal saya rasanya ingin mencari makanan khas Kupang, tetapi di acara pelatihan
banyak makanan yang disajikan adalah makanan khas Jawa.
Tak lengkap
ketika pulang tak membawa oleh-oleh khas Kupang, maka seperti kebiasaan saya
kalau pergi, saya berburu oleh2 khas Kupang. Ternyata nggak cukup banyaik
makanan/snack khas Kupang. Justru saya menemui makanan yang sama dengan Jawa
seperti kacang mete, kacang bawang, marning, kripik pisang, dll. Tapi ada yang
khas seperti dodol lontar. Jadinya saya beli dodol lontar dan sejenis makanan
dari ubi seperti grubi. Selain itu saya juga membeli cinderamata dari tenun
tangan khas NTT seperti tenunan taplak meja, dompet dari tenun. Meski tak sempat jalan-jalan secara khusus karena padatnya
acara, saya tetap merasa senang karena sudah menginjakkan kaki di Nusa Tenggara
Timur dan disambut keramahan penduduknya.................