Kamis, 19 Juli 2018

Belajar dari Orang Besar

Betapa luar biasanya presiden saya ini. Ya pak Jokowi begitu bersahaja, rendah hati, nguwongke uwong, sederhana , andap ashor.

Sudah jelas beliau ini orang nomer satu di Indonesia, seorang presiden yang memipin Negara besar dengan ratusan juta penduduknya, berkata bahwa ia bukan orang besar. Beliau justru mengatakan kalau orang besar itu adalah Lalu Muhammad Zohri, pemuda 18 tahun yang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.


Saya rasa presiden telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua untuk menghargai orang lain melebihi diri sendiri, selalu rendah hati.
Seperti yang pak Jokowi tulis di lama facebook-nya ini:

Lalu Muhammad Zohri, juara dunia lari 100 meter usia di bawah 20 tahun kelahiran Nusa Tenggara Barat, sudah pulang ke Tanah Air. Rasanya ada yang mengganjal saat membaca wawancaranya di media. Kata Zohri, ia bangga apabila dapat bertemu dengan "orang besar".
Siapa yang dia maksud orang besar itu? Presiden. Saya.
Maka siang ini saya pun bertemu Zohri di Istana Kepresidenan Bogor. Ia datang dengan mengenakan jaket putih bawahan merah, berkalungkan medali emas yang diraihnya. Saya mengajak Zohri berkeliling halaman istana sembari berbincang-bincang. Sungguh saya bangga atas prestasi anak muda ini.
Tapi ini yang keliru. Orang besarnya itu bukan di sini. Bukan saya, tapi Zohri. Dialah orang besar itu. Karena dengan segala keterbatasan dan kekurangan fasilitas, dengan ambisi yang besar, kerja keras, dan kegigihan ia bisa menjadi juara dunia.
Saya berpesan kepada Zohri agar tak lekas berpuas diri. Tetap giat berlatih menghadapi Asian Games 2018 dan pertandingan-pertandingan besar lainnya.

Selasa, 17 Juli 2018

35,2 Km Jalan Tol Solo – Ngawi Segmen Kartasura - Sragen diresmikan oleh Presiden Joko Widodo

Terbentang hingga 35,2 Km Jalan Tol Solo – Ngawi Segmen Kertasura - Sragen diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Minggu (15/7). Bertempat di Gerbang Tol Ngemplak, Kabupaten Boyolali Joko Widodo didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani, Direktur Utama PT Jasamarga Solo Ngawi David Wijayatno.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dalam laporannya menyatakan bahwa Jalan Tol Solo Ngawi memiliki keunikan karena bersinergi dengan moda transportasi kereta bandara. "Di belakang (ROW dari Kadipiro-Purwodadi hingga Bandara Adi Soemarmo) yang ada crane merupakan jalur kereta api ke bandara yang sudah mulai dikerjakan." jelasnya

Jalan Tol Solo – Ngawi mempunyai total keseluruhan panjang 90,43 Km yang terdiri dari tiga Segmen, yaitu Segmen Junction Kartasura – Karanganyar sepanjang 20,9 Km (konstruksi oleh Pemerintah), Segmen Karanganyar – Simpang Susun Sragen sepanjang 14,3 Km (konstruksi oleh BUJT) dan Segmen Simpang Susun Sragen – Simpang Susun Ngawi sepanjang 54,9 Km (konstruksi oleh BUJT) yang direncanakan akan beroperasi pada September 2018.

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Jalan Tol Trans Jawa secara bertahap akan tersambung dari Merak hingga Banyuwangi. "Saya gembira karena Jalan Tol Ruas Kartasura - Sragen selesai dan secara bertahap Ruas Tol Trans Jawa tersambung dari Merak hingga Banyuwangi.”
Terkait rest area, secara khusus Presiden berpesan agar penggunaannya bisa meningkatkan geliat ekonomi rakyat. Presiden menginginkan agar titik-titik di rest area diisi oleh produk-produk lokal.
"Saya titip jalan tol bukan hanya memperlancar barang jasa dan orang, menurunkan biaya logistik, tadi juga sudah disinggung oleh Pak Menteri PUPR mengenai rest area, jangan sampai titik-titik yang ada kegiatan ekonomi itu justru diisi oleh merek-merek asing. Harus semuanya diganti sate, soto, kambing guling, gudeg," ujarnya.
Presiden Joko Widodo menginstruksikan Menteri BUMN dan Menteri PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota untuk memfasilitasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar mendapatkan kesempatan berjualan di rest area jalan tol sehingga rest area akan didominasi produk lokal. Lebih lanjut Presiden menegaskan bahwa ini merupakan wujud keberpihakan kepada produk lokal, bukan sekadar masalah pendapatan semata.
"Sehingga yang namanya batik bisa dijual di rest area, telur asin bisa dijual di rest area. Makanannya yang tadi. Kalau minum ya wedang ronde. Saya kira bisa dijual di rest area," lanjut Presiden Joko Widodo.
Jalan Tol Solo – Ngawi dilengkapi dengan 6 Gerbang Tol (GT), yakni GT Colomadu, GT Bandara, GT Ngemplak, GT Purwodadi, GT Karanganyar, GT Sragen, GT Sragen Timur, dan GT Ngawi (Kota Ngawi). Untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses jalan tol PT. Jasamarga Solo Ngawi juga mempersiapkan 8 Simpang Susun (SS), yaitu SS Kartasura/Colomadu, SS Bandara, SS Ngemplak, SS Purwodadi, SS Karanganyar, SS Sragen, SS Sragen Timur dan SS Ngawi.
Pengusahaan Jalan Tol Solo – Ngawi dilaksanakan oleh PT. Jasamarga Solo Ngawi dengan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol yang ditandatangani pada 28 Juni 2011. Masa konsesi pengusahaan Jalan Tol Ngawi - Kertosono adalah 40 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Konstruksi (SPMK).
Jalan tol dengan biaya investasi 11,34 Triliun ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seiring dukungan infrastruktur, Jalan Tol Solo-Ngawi menjadi sangat penting untuk memecahkan permasalahan transportasi darat dan konektivitas baru yang akan berdampak positif bagi kondisi ekonomi kawasan secara umum.
Secara teknis, ruas Tol Sol-Ngawi yang dikerjakan dengan tipe perkerasan rigid pavement (perkerasan beton) memiliki jumlah lajur 2 x 2 atau dua lajur tiap arah. Lebar lajur mencapai 3,6 meter dan bahu jalan luar 3 meter. (www.pu.go.id)

Wow….Sejak 1999, Pertama Kali Tingkat Kemiskinan Di bawah 2 Digit

Untuk pertama kalinya sejak tahun 1999 lalu, tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai angka di bawah 2 (dua) digit, tepatnya pada angka 9,82 persen pada posisi Maret 2018. Berkurang jauh dari posisi Maret 2017 yang masih di angka 10,64 persen.


Kepala Bada Pusat Statistik (BPS) Dr. Suhariyanto mengatakan, jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2018 mencapai 25,95 juta orang atau turun 633,2 ribu orang dibanding September 2017 yang mencapai 26,58 juta orang.
“Jika dibandingkan dengan Maret tahun lalu (2017), jumlah penduduk miskin Indonesia menurun sebanyak 1,82 juta orang,” kata Suhariyanto dalam keterangan persnya di kantor BPS Pusat, Jakarta, Senin (16/7) siang.

Dijelaskan Kepala BPS itu, jumlah penduduk miskin di perkotaan turun sebesar 128,2 ribu orang. Sementara penduduk miskin di pedesaan turun sebesar 505 ribu orang.
Padahal, lanjut Kepala BPS, Garis Kemiskinan yang menjadi batas untuk mengelompokkan penduduk jadi miskin atau tidak miskin, telah naik sebesar 3,63 persen, yaitu dari Rp387.160,- per kapita pada September 2017 menjadi Rp401.220,- per kapita pada Maret 2018.

Mengenai komoditi yang memberikan sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan, Kepala BPS Dr. Suhariyanto menyebutkan, baik di perkotaan maupun di perdesaan sama, yaitu komoditi makanan, terutama beras.
“Beras memberi sumbangan 20,95 persen di perkotaan dan 26,79 persen di perdesaan,” jelas Suhariyanto.
Kepala BPS itu mensinyalir, kenaikan harga beras yang cukup tinggi, yang mencapai 8,57 persen pada periode September 2017 – Maret 2018 mengakibatkan penurunan kemiskinan menjadi tidak secepat periode Maret 2017 – September 2017 saat harga beras relatif tidak berubah. (setkab)

Kemendagri Berikan Kado Rumah Buat Lalu Muhammad Zohri, Sprinter Muda Indonesia Juara Dunia Lari 100 M


Untuk mengapresiasi prestasi Lalu Muhammad Zohri, sprinter muda Indonesia yang berhasil menjadi juara dunia lari nomor 100 meter putra prestasi di Tempere, Finlandia, beberapa waktu lalu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menghadiahkan kado istimewa sebuah rumah.

Kado rumah dari Kemendagri ini letaknya tak jauh dari rumah keluarga Zohri, tepatnya di  Taman Bangsal Residence, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.




Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, kado rumah untuk Zohri adalah tanda terima kasih dari Kemendagri atas prestasi yang ditorehkan anak muda dari Lombok Utara itu di kejuaraan dunia atletik di Finlandia.

“Ungkapan rasa bangga dan apresiasi kepada Saudara Zohri atas prestasi dunianya yang membawa nama harum Indonesia, Keluarga besar staf Kemendagri memberikan apresiasi kepada Saudara Zohri sebuah rumah di Bangsal Regency, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara,” kata Tjahjo, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Seperti apa sebenarnya rumah yang akan dijadikan kado Kemendagri untuk Zohri? Mengutip laman btnproperti.co.id, perumahan Taman Bangsa Residence berada di darah Bangsal Baru, Pemenang Barat, Pemenang, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Komplek perumahan ini dikerjakan oleh developer PT Taman Loka.
Dari laman btnproperti.co.id juga didapatkan sedikit informasi mengenai harga rumah di Taman Bangsa Residence. Harga rumah terendah di Taman Bangsa Residence sebesar Rp425.000.000. Sementara harga tertinggi diinformasikan sebesar Rp750.000.000. untuk tipe rumah 85, dengan 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi, harganya Rp650.000.000. Sementara untuk  rumah tipe 50 dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi, harga yang ditawarkan Rp425.000.000.

Menurut Tjahjo, rumah untuk Zohri akan diserahkan secara simbolis pada pelari muda itu saat sudah tiba di Tanah Air. Saat ini Zohri masih berada di Finlandia.

Rencananya, Zohri juga akan diundang ke Istana Negara untuk bertemu dengan Presiden Jokowi. Tidak hanya itu, Presiden juga telah memerintahkan agar rumah keluarga Zohri yang berdinding bilik bambu dipugar.

“Begitu tiba di Indonesia langsung diserahkan simbolis di Jakarta atau di NTB,” kata Tjahjo(setkab.go.id)