Kamis, 21 Januari 2016

Polisi Buru Penyebar Berita Bohong tentang Ledakan Bom Sarinah

Ledakan bom dan rentetan tembakan di kawasan Sarinah, Kamu (14/1/2016) lalu, tenatu masih menyisakan duka yang mendalam. Terlebih bagi para kleuarga korban meninggal dan luka-luka

Tidak ada begitu mudah melupakan dan memberikan maaf bagi para pelaku yang telah bertindak brutal, sadis, kejam dan tidak bisa diterima nalar jiwa yang sehat, meski para pelaku mengatasnamakan  jihad demi agamapun. Karena agama Islam (jika pelaku mengaku beragama islam) justru mengajarkan kebaikan, kedamaian, ketentraman, saling mengasihi, menghormati, memberikan toleransi tinggi sesama umat manusia. Tak salah jika orang-orang menyesali mengutuk,  marah, kepada para pelaku yang telah sesat pikir, hati ,  jiwa dan raga. 

Namun demikan, ada saja sebagian orang yang  rupanya merasa maklum, tidak masalah dengan keheroikan para pelaku (bagi Saya  ketololan para pelaku) yang berani mengorbankan diri demi membela apa yang diyakini benar. 

Tak heran jika ada yang langsung nyetatus di medos tanpa memberikan empaty sama sekali terhadap peristiwa bom Sarinah.  Misalnya  status Jonru, sudah saya  tuliskan  beberapa hari lalu di sini http://www.kompasiana.com/sucihistiraludin/komentar-ledakan-bom-sarinah-jonru-sehat-jiwanya_5698fd01ed92737f09baa144

Selain tak ada rasa empaty  dan duka,  justru malah  ada yang nyinyir , tak percaya dan cenderung menuduh bahwa kejadian bom Sarinah Kamis pagi hanyalah sebuah rekayasa belaka, hanya pengalihan isu.  Salah satunya dikaitkan dengan PT  Freeport, juga  kasus tertangkapnya salah satu anggota DPR dari PDIP.

status Jonru di FB yang berpotensi menimbulkan fitnah
Soal pengalihan isu/ rekayasa bom Sarinah  yang dihembuskan orang-orang tertentu memang dengan cepat mengelinding di medsos. Beragam tanggapan, tetapi yang jelas opini bisa mengiring opini masyarakat kalau memang bom Sarinah hanya setingan belaka. Mereka jelas asal bicara, salah analisa dan sok tahu banyak hal hanya karena  merasa melihat kejanggalan seperti cepatnya polisi bertindak, atau bom meledak di ruang terbuka padahal biasanya pasti di ruang tertutup agar jatuh korban lebih banyak, dll. 

Polisi jelas tidak tidak diam, tidak mudah membiarkan orang-orang seenaknya sendiri membuat opini yang menyesatkan public. Langkah cepat polisi adalah akan memburu penyebar infromasi bohong terkait peristiwa ledakan di Jalan M.H. Thamrin tersebut. Tak main-mian,  Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan menegaskan bahwa  tim dari Cyber Crime Mabes Polri sudah mulai turun tangan mencari penyebar informasi semacam itu. Meskipun  bisa jadi tidak mudah karena bisa jadi  pemilik akun biasanya memiliki lebih dari satu alamat e-mail dan biasanya alamatnya palsu, tetapi mabes Polri akan mencari operator aslinya.

Si penyebar berita palsu terancam ditangkap  karena segaja menebarkan kebohongan yang meresahkan dan bisa menimbulkan ketidakpercayaan kepada pemerintah.

Untuk itu, jangan main-mian untuk membuat status palsu yang berkaitan dengan kepentingan umum, karena bisa-bisa akan berurusan dengan hukum.

_Solo, 18 Januari 2016_

Tidak ada komentar: