Seperti orang tua lainnya, saya juga tak beda . Betapa bahagia dan bangganya ketika anak berprestasi. kalau prestasi di dunia pendidikan rasanya itu sesuatu yang sudah biasa. Dan alhamdulillah putra dan putri kami prestasi di bidang akademik tak terlalu mengecewakan, selalu masuk 10 besar di kelasnya dengan nilai rata-rata diatas 8. Prestasi lain di luar akademik yang membanggakan adalah ketika putri kedua kami yang sekarang duduk di kelas VI sudah mempunyai 2 buku yang diterbitkan penerbit. Wow, ini benar-benar suprais dan membanggakan bagi kami karena hobi menulisnya bisa menarik perhatian penerbit.
Kumpulan cerpan yang pertama diterbitkan bulan Februari 2012 oleh penerbit Tiga Serangkai Solo. Proses penerbitan tidak terlalu lama sekitar 3 bulan sejak naskah di setujui penerbit.
Kemudian karya kedua diterbitkan oleh penerbit yang sedang beken saat ini terutama beken di kalangan anak-anak dengan terbitan Kecil Kecil Punya Karya (KKPK) yaitu Dar! Mizan Bandung. KKKP anak saya berjudul Car Free Day yang terbit bulan November 2012. Perjalanan untuk terbit panjang dan lama lho. terhitung sekitar setahun setelah naskah di setujui untuk diterbitkan, buku baru jadi/terbit. Inipun beberapa kali harus selalu konfirmasi dengan pihak penerbit. Tak terhitung hampir setiap hari Jum'at(hari yang dikhususkan penerbit untuk konfirmasi naskah) saya telpon ke penerbit untuk menanyakan kepastian waktu terbit. Karena awalnya menurut infromasi penerbit, buku akan terbit bulan Juli 2012, kemudian mundur september 2012, kemudian mundur Oktober 2012 dan ternyata mundur lagi menjadi November 2012.
Meskipun perjalanan terbitnya lama sekali dan bikin deg-degan sekaligus penasaran, tetapi alhamdulillah akhirnya terbit juga.
Dan saat ini kami masih menunggu buku ketiga, sebuah novel pertama anak saya yang akan diterbitkan penerbit lainnya di Jakarta. Insya Alloh bulan Desember 2012 akan terbit. Dan buku keempat,novel kedua insya Alloh akan terbit bl Februari 2013 oleh penerbit dari Yogyakarta.
Alhamdulillah ya Rob............atas talenta yang Kau berikan kepada putri kami.
Jumat, 30 November 2012
Lagu anak Kring bunyi sepeda
Hayo, yang ini masih ingat nggak???......
KRING-KRING
BUNYI SEPEDA
Kring-kring-kring
ada sepeda
Sepeda
roda dua
Ku
dapat dari ayah
Karena
rajin sekolah
NAIK
DELMAN
Pada
hari minggu ku turut ayah ke kota
Naik
delman istimewa ku duduk di muka
Ku
duduk samping pak kusir yang giat bekerja
Mengendali
kuda supaya baik jalannya
Duk...idak..iduk...idak..iduk..idak..iduk
Duk...idak...iduk..idak...iduk...suara
sepatu kuda
BECAK
Saya
mau tamsya keliling-liling kota
Hendak
melihat-lihat keramian yang ada
Saya
pangilkan becak kereta tak berkuda
Becak-becak
coba bawa saya 2x
LIHAT
KEBUNKU
Lihat
kebunku
Penuh
dengan bunga
Ada
yang merah dan ada yang putih
Setiap
hari kusiram semua
Mawar
melati semuanya indah
NAMA
HARI
Senin
selasa, rabu kamis, jumat sabtu minggu itu nama-nama hari
Rajin
belajar supaya pintar
Anak
yang pemalas tidak naik kelas
TOPI
SAYA BUNDAR
Topi
saya bundar
Bundar
topi saya
Kalau
tidak bundar
Bukan
topi saya
Naik-naik ke puncak gunung.........
yang ini masih ingat nggak ya????
NAIK
KE PUNCAK GUNUNG
Naik-naik
ke puncak gunung
Tinggi-tinggi
sekali
Naik-naik
ke puncak gunung
Tinggi-tinggi
sekali
Kiri
kanan kulihat saja banyak pohon cemara
Kiri
kanan kulihat saja banyak pohon cemara
KELINCIKU
Kelinciku-kelinciku
Kau
manis sekali
Melompat
kian kemari sepanjang hari
Aku
ingin bersamamu sepulang sekolah
Bersamamu
lagi menari-nari
CICAK
DI DINDING
Cicak-cicak
di dinding
Diam-diam
merayap
Datang
seekor nyamuk hap ....lalu di tangkap
POTONG
BEBEK ANGSA
Potong
bebek angsa masak dikuali
Nenek
minta dansa , dansa satu kali
Sorong
ke kanan serong ke kiri lalalalalalalla
Masuk
ke hutan
Ambil
rambutan
Di
kejar-kejar sama orang hutan
SATU-SATU
Satu-satu
aku sayang ibu
Dua-dua
juga sayang ayah
Tiga-tiga
sayang adik kakak
Satu
dua tiga sayang semuanya
Lagu anak-anak, kita nyanyikan kembali yukkkkkk
Masih ingat lagu anak-anak ? Kita ingat yuk, plus kita coba nyanyikan kembali ya...
BALONKU
Balonku
ada lima
Rupa-rupa
warnanya
Merah
kuning kelabu hijaumuda dan biru
Meletus
balon hijau dorrrrrrrrrrrrrrrrr hatiku sangat kacau
Balonku
tinggal empat
Kupegang
erat-erat
NAIK
KERETA API
Naik
kereta api tut..tut...tut....
Siapa
hendak turut
Ke
bandung surabaya
Bolehkah
ikut dengan percuma
Ayo
kawanku lekas naik
Kerataku
tak berhenti lama
DUA
MATA SAYA
Dua
mata saya
hidung
saya satu
dua
kaki saya
pakai
sepatu baru
BINTANG
KECIL
Bintang
kecil
Dilangit
yang biru
Amat
banyak menghias angkasa
Aku
ingin terbang dan menari
Jauh
tinggi ke tempat kau berada
NINA
BOBO
Nina bobo oooo nina bobo
Nina bobo oooo nina bobo
Kalau
tidak bobo di gigit nyamuk
2x
Kamis, 29 November 2012
Odong-odong Pelestari Lagu Anak
Siapa yang tak tahu odong-odong? sepertinya sebagian besar orang tahu odong-odong. Mainan yang berbentuk mobil-mobilan, motor, binatang, tokoh kartun. mainan tersebut di taruh beberapa deret diatas papan yang bawahnya ada mesin yang disambungkan mesin ke pedal/kayuh sepeda yang di kayuh sehingga menimbulkan energi gerak dan bisa mengerakkan/ mengayun-ayunkan mainan lucu itu. NaH dengan warna yang mencolok dan bentuk mainan yang lucu dan mengemaskan, tentunya menarik perhatian anak-anak kecil.
Apa istimewanya ? Di perkotaan dan pedesaan odong-odong sudah menjadi mainan alaternatif bagi anak-anak balita. Anak-anak kelihatan senang sekali bisa terayun-ayun di odong-odong. Apalagi ibu-ibu tak kalah senangnya karena bisa menyuapi anak dengan cepat karena anaknya makan sambil naik odong-odong. Odong-odong biasanya ditawarkan dari gang ke gang , ada juga yang diam di tempat tertentu seperti di stasiun kereta api. MIsalnya di Solo, di stasiun Purwosari, Gawok bisa kita jumpai odong-odong setipa sore dan hari Minggu sejak pagi- sore. Dengan mambayar rp 1000/ lagu, anak-anak riang, ibu senang, si tukang odong-odong juga bahagia karena dapat uang dengan tenaganya. Bahkan, saya pernah mendengar kabar dalam sehari (di hari Minggu) tukang odong-odong bisa mendapatkan uang sampai Rp 500 rb.Wow, jumlah yang fantastis, tetapi masuk akal karena bisa jadi 1 anak 2-3 lagu dan ada ratusan anak yang datang terutama di stasiun (sekarang menjadi tempat wisata alternatif bagi warga).
Keistimewaan odong-odong lainnya adalah saat ini menjadi pelestari lagu anak-anak. Semua lagu yang diputar odong-odong adalah lagu anak-anak jaman kita kecil dulu. Seperti Balonku, Bintang Kecil, Kukuruyuk, Lihat Kebunku, Naik Kereta Api, Topi Saya Bundar, dll yang semuanya lagu anak. Sekarang sulit bagi kita mencari dan mendengar lagu anak diputar, tetapi pada odong-odong kita dapatkan itu. Fantastik dan luar biasa bagi saya, karena membuat kita bisa mencari alternatif lagu yang bermutu, baik, mendidik dan sangat cocok bagi anak. Kita nggak lagi dicekoki dengan lagu remaja/pop/dewasa yang sama sekali tak mendidik dan tak cocok untuk petkembangan mental anak-anak.
Odong-odong meskipun sederhana tetapi ternyata besar sekali manfaatnya dan dampaknya . Semoga selalu lestari keberadaanya untuk memberikan hiburan murah meriah ke anak-anak dan mengajari anak-anak untuk kenal dan cinta dengan lagu anak............
Apa istimewanya ? Di perkotaan dan pedesaan odong-odong sudah menjadi mainan alaternatif bagi anak-anak balita. Anak-anak kelihatan senang sekali bisa terayun-ayun di odong-odong. Apalagi ibu-ibu tak kalah senangnya karena bisa menyuapi anak dengan cepat karena anaknya makan sambil naik odong-odong. Odong-odong biasanya ditawarkan dari gang ke gang , ada juga yang diam di tempat tertentu seperti di stasiun kereta api. MIsalnya di Solo, di stasiun Purwosari, Gawok bisa kita jumpai odong-odong setipa sore dan hari Minggu sejak pagi- sore. Dengan mambayar rp 1000/ lagu, anak-anak riang, ibu senang, si tukang odong-odong juga bahagia karena dapat uang dengan tenaganya. Bahkan, saya pernah mendengar kabar dalam sehari (di hari Minggu) tukang odong-odong bisa mendapatkan uang sampai Rp 500 rb.Wow, jumlah yang fantastis, tetapi masuk akal karena bisa jadi 1 anak 2-3 lagu dan ada ratusan anak yang datang terutama di stasiun (sekarang menjadi tempat wisata alternatif bagi warga).
Keistimewaan odong-odong lainnya adalah saat ini menjadi pelestari lagu anak-anak. Semua lagu yang diputar odong-odong adalah lagu anak-anak jaman kita kecil dulu. Seperti Balonku, Bintang Kecil, Kukuruyuk, Lihat Kebunku, Naik Kereta Api, Topi Saya Bundar, dll yang semuanya lagu anak. Sekarang sulit bagi kita mencari dan mendengar lagu anak diputar, tetapi pada odong-odong kita dapatkan itu. Fantastik dan luar biasa bagi saya, karena membuat kita bisa mencari alternatif lagu yang bermutu, baik, mendidik dan sangat cocok bagi anak. Kita nggak lagi dicekoki dengan lagu remaja/pop/dewasa yang sama sekali tak mendidik dan tak cocok untuk petkembangan mental anak-anak.
Odong-odong meskipun sederhana tetapi ternyata besar sekali manfaatnya dan dampaknya . Semoga selalu lestari keberadaanya untuk memberikan hiburan murah meriah ke anak-anak dan mengajari anak-anak untuk kenal dan cinta dengan lagu anak............
Selasa, 13 November 2012
Topeng Monyet, tak lagi dari kampung ke kampung.
Biasanya siang hari pukul 14.15 atau sore hari sekitar jam 15.15 saya akan melewati perempatan jalan di sebelah utara Manahan Solo . Perempatan jalan raya yang tidak terlalu lebar tetapi sangat ramai dengan kendaraan motor dan mobil. Apalagi di jam sibuk, pagi pada saat anak sekolah berangkat sekolah dan siang atau sore kala anak sekolah sudah pulang dan pulangnya orang-orang yang bekerja.
Perempatan itu arah timur menuju pasar Nongko yang sedang dalam proses pembangunan , arah barat menuju belakang Manahan, arah utara menuju terminal Tirtonadi dan arah selatan menuju Manahan, kota Barat.
Di jam-jam pada saat saya lewat perempatan tersebut (14.00) , hampir setiap hari saya akan menemui sajian topeng monyet. Seekor monyet dan seorang laki-laki yang membawanya (majikannya?) mencoba memberi hiburan kepada orang yang lewat, dengan atraksi seperti berjalan membawa payung, naik sepeda, berjalan dengan engrang (bambu sebagai penganti kaki ) dan aneka mainan lainnya. Si abang meminta si monyet untuk menunjukan kemampuan atraksinya, memanfaatkan lampu merah yang menyala yang memaksa kendaraan harus berhenti. Tak sedikit orang di mobil dan kendaraan yang melihat atraksi monyet tersebut. Ada yang tersenyum ada yang rela tertawa tetapi ada juga yang cuek bahkan hanya mengerutkan kening.
Tak sampai 30 detik si monyet beraksi, si abang akan menengadahkan tangan untuk meminta sekedar uang sukarela sambil mulutnya berucap doa keselamatan bagi pengemudi kendaraan bermotor dan mobil. Tak semua orang peduli dan mmeberi sedikit rejeki, banyak yang acuh tak acuh.
Topeng monyet, waktu saya kecil dulu tinggal di desa tak pernah melihatnya barang sekalipun. saya melihat peryunjukan topeng moyet ketika sudah kuliah di kota dan beberapa kali lebih sering melihat ketika sudah menikah dan tinggal di perumahan. Hampir seminggu 2 kali ada topeng monyet yang lewat di rumah naik sepeda dengan si majikannya berkeliling untuk berharap mendapat tanggapan (di minta pertunjukan) . Dengan uang Rp 2000 saja orang se-RT bisa datang (karena mendengar bunyi tabuhan2 yang mengiringi si monyet) untuk ikut melihat si monyet. kalau beruntung, ada lagi tetangga yang ikut meminta pertunjukan lagi sehingga si majikan bisa mendapatkan uang lebih banyak.
Dulu, topeng monyet hanya melakukan atraksi di kampung/perumahan dan hanya beraksi ketika ada yang meminta. Tetapi sekarang ternyata topeng monyet sudah berkeliaran bebas di perempatan jalan. Di Solo, tidak hanya di jalan sebelah utara Manahan, tetapi di ruas jalan tertentu seperti perempatan Gendengan juga terlihat.
Topeng monyet dulu dan sekarang juga berbeda. kalau dulu si Monyet dengan kostum ala manusia saja , tetapi muka nya masih kelihatan. Tetapi sekarang selain dengan kostum manusia juga dengan memakai topeng dari muka boneka yang persis menutupi mukanya. Kelihatnnya muka si monyet tertutup rapat dan benar-benar kesempitan dan kepanasan. Duh, kasian sekali si monyet-nya.
Perempatan itu arah timur menuju pasar Nongko yang sedang dalam proses pembangunan , arah barat menuju belakang Manahan, arah utara menuju terminal Tirtonadi dan arah selatan menuju Manahan, kota Barat.
Di jam-jam pada saat saya lewat perempatan tersebut (14.00) , hampir setiap hari saya akan menemui sajian topeng monyet. Seekor monyet dan seorang laki-laki yang membawanya (majikannya?) mencoba memberi hiburan kepada orang yang lewat, dengan atraksi seperti berjalan membawa payung, naik sepeda, berjalan dengan engrang (bambu sebagai penganti kaki ) dan aneka mainan lainnya. Si abang meminta si monyet untuk menunjukan kemampuan atraksinya, memanfaatkan lampu merah yang menyala yang memaksa kendaraan harus berhenti. Tak sedikit orang di mobil dan kendaraan yang melihat atraksi monyet tersebut. Ada yang tersenyum ada yang rela tertawa tetapi ada juga yang cuek bahkan hanya mengerutkan kening.
Tak sampai 30 detik si monyet beraksi, si abang akan menengadahkan tangan untuk meminta sekedar uang sukarela sambil mulutnya berucap doa keselamatan bagi pengemudi kendaraan bermotor dan mobil. Tak semua orang peduli dan mmeberi sedikit rejeki, banyak yang acuh tak acuh.
Topeng monyet, waktu saya kecil dulu tinggal di desa tak pernah melihatnya barang sekalipun. saya melihat peryunjukan topeng moyet ketika sudah kuliah di kota dan beberapa kali lebih sering melihat ketika sudah menikah dan tinggal di perumahan. Hampir seminggu 2 kali ada topeng monyet yang lewat di rumah naik sepeda dengan si majikannya berkeliling untuk berharap mendapat tanggapan (di minta pertunjukan) . Dengan uang Rp 2000 saja orang se-RT bisa datang (karena mendengar bunyi tabuhan2 yang mengiringi si monyet) untuk ikut melihat si monyet. kalau beruntung, ada lagi tetangga yang ikut meminta pertunjukan lagi sehingga si majikan bisa mendapatkan uang lebih banyak.
Dulu, topeng monyet hanya melakukan atraksi di kampung/perumahan dan hanya beraksi ketika ada yang meminta. Tetapi sekarang ternyata topeng monyet sudah berkeliaran bebas di perempatan jalan. Di Solo, tidak hanya di jalan sebelah utara Manahan, tetapi di ruas jalan tertentu seperti perempatan Gendengan juga terlihat.
Topeng monyet dulu dan sekarang juga berbeda. kalau dulu si Monyet dengan kostum ala manusia saja , tetapi muka nya masih kelihatan. Tetapi sekarang selain dengan kostum manusia juga dengan memakai topeng dari muka boneka yang persis menutupi mukanya. Kelihatnnya muka si monyet tertutup rapat dan benar-benar kesempitan dan kepanasan. Duh, kasian sekali si monyet-nya.
Langganan:
Postingan (Atom)