Selasa, 09 Juni 2015

Jokowi Mantu Sambil Nguri-Uri Budaya Jawi

Prosesi  pernikahan Gibran Rakabuming Raka, sulung Presiden Joko Widodo(Jokowi) dengan Selvi Annada mulai digelar hari ini, Selasa (9/6)



Seluruh rangkaian acara digelar selama tiga hari, Selasa(9/6) sampai Kamis (11/6) , bertempat di kediaman calon pengantin putri, Selvi ananda, kediaman Jokowi dan tempat resepsi di Graha Saba Buwana, Sumber , Solo, Jateng.

Selasa, di kediaman Selvi sudah di pasang tarub, yaitu tratag di rumah Selvi dan di jalan depan  dan sekitar rumahnya. Malam hari nanti sekitar pukul 09.00 rencananya lamaran atau tembungan akan dilaksanakan di rumah Selvi. Tembungan ini sebagai prosesi yang dilakukan sebelum pernikahan. Secara formal, pihak keluarga Jokowi akan nembung atau  meminta Selvi untuk menjadi istri Gibran. Pihak keluarga Selvi secara formal akan menjawab dan menentukan jadwal pernikahan. Sebenarnya ini hanya rangkaian acara formal saja, karena semua persiapan dari lamaran (beberapa bulan yang lalu) sampai penentuan hari pernikahan sudah disepakati keduabelah pihak.

Rabu, Sejak pukul 09.00 di rumah Selvi akan di pasang bleketepe (janur). Sesuai adat jawa, seseorang yang memasang janur  kuning dirumahnya diartikan si empunya rumah sedang mempunyai hajatan menikahkan putra/putrinya. Biasanya tidak hanya di rumah saja, tetapi di jalan besar menuju rumah mempelai, akan dipasang janur kuning juga sebagai penanda.

Di saat bersamaan, pukul 09.00, dikediaman Jokowi akan dilangsungkan siraman untuk Gibran yang akan dilakukan orangtua dan kerabat/tetua keluarga Jokowi.

Pukul 09.45, Selvi Ananda melaksanakan prosesi siraman di rumahnya. Siraman ini dilakukan sebagai symbol untuk pembersihan diri, bersih lahir dan batin menjelang pernikahan. Suci lahir/batin dan siap lahir batin untuk menjadi seorang istri, mendampingi suami dalam suka dan duka sampai akhir hayat. Air yang digunakan untuk siraman biasanaya diambilkan dari tujuh sumber air yang berbeda, dikumpulkan menjadi satu, ditambah kembang setaman atau bunga berbagai rupa seperti mawar, melati, kenangga.  Air bunga inilah yang akan dipergunakan untuk memandikan(menyiram) Selvi. Pada proses ini biasanya selain orangtua Selvi, juga tetua/orang-orang yang dituakan di keluarga Selvi yang melakukan siraman. Setelah siraman, Selvi akan sungkem minta maaf dan doa restu kepada ayah ibunya.

Setelah siraman, Selvi akan di gendong ayahnya ke kamar pengantin. Disana ayahnya akan memotonng sedikit rambut Selvi dan diberikan kepada ibunya untuk di tanam di halaman rumah. Makna dari potong rambut ini untuk menghilangkan sukerto( hal-hal yang tidak baik) dari diri pengantin perempuan.
Pukul 10.20, dilanjutkan dengan sadean dawet atau dodol dawet (menjual dawet/cendol). Dawet yang ‘dijual’ ibu Selvi disamping sebagai hidangan juga sebagai symbol bahwa tekad kedua orangtua Selvi sudah bulat untuk menjodohkan anaknya dengan Gibran. Pembeli dawet menukarkan kreweng (pecahan genting) kepada ibu Selvi  yang akan diterima ayahnya. Hal ini merupakan symbol untuk mengajarkan kepada Selvi setelah menikah nanti, tentang bagaimana mencari nafkah, sebagai pasangan suami istri harus saling membantu.

Malam harinya pukul 19.00 akan dilangsungkan peningset dan malam midodareni. Peningset atau serah-serahan ini, pihak keluarga Jokowi akan memberikan berbagai barang kepada pihak keluarga Selvi. Biasanya peningset berupa barang-barang yang dibutuhkan calon mempelai perempuan seperti kosmetik, baju, perhiasan, kain, juga berbagai makanan, buah-buahan, dll.

Setelah itu, dilanjutkan dengan malam midodareni yang dilaksanakan di rumah Selvi. Malam midodareni nanti pihak Jokowi akan datang ke rumah Selvi, sebagai penanda kalau keadaan keluarga Gibran baik-baik saja dan siap mengelar pernikahan esok harinya. Saat midodareni, Selvi tidak boleh tidur sampai tengah malam, karena diyakini saat itu bidadari turun dan memberikan kecantikannya kepada calon pengantin. Padahal tanpa itu sih, Selvi memang sudah cantik (Hehe).

Kamisnya, sejak pagi calon pengantin sudah berhias dan siap-siap menuju lokasi ijab qobul di Graha Saba Buwana, Sumber. Pukul 09.00 rencananya akan dilaksanakan ijab qobul. Pukul 10.00-13.00 akan digelar resepsi pagi (resepsi yang pertama). Setelah itu pengantin akan istirahat sejenak di rumah. Sekitar pukul 16.00 kedua pengantin bersiap-siap di rias untuk resepsi tahap kedua. Menurut informasi, resepsi pertama (siang hari) akan dihadiri masyarakat umum dan sejumlah undangan lainnya. Sementara resepsi malam (18.30-21.00) akan dihadiri tamu undangan dari pejabat pemerintah daerah, pemerintah pusat dan tamun undangan lainnya. Sengaja dibagi menjadi dua karena banyaknya tamu yang diundang. Beberapa warga seperti pedagang kaki lima (PKL), tukang becak, ketua RW dll diundang pada siang hari. Oya, warna undangan untuk tamu juga dibedakan sesuai dengan acara siang dan malam.

Demikian sedikit informasi yang bisa diintip dari rangkaian prosesi pernikahan Gibran-Selvi. Sarat dengan adat jawa, ‘nguri-nguri budaya jawi’ , melanggengkan budaya Jawa.
Selamat menempuh hidup baru, mas Gibran- mbak Selvi, smoga menjadi keluarga Samara, amin. ***

_Solo, 9 Juni 2015_





Tidak ada komentar: