Selasa, 15 Desember 2015

Ngurus SIM: cepat, mudah, murah dan menyenangkan

Tanggal 16 Desember tahun ini, SIM saya habis masa berlakunya. Tak ingin kelupaan, saya mengurus perpanjangan SIM sebelum masa berlaku habis.
Rasa was-was untuk mengurus perpanjangan SIM seperti  5 tahun yang lalu, sirna sudah. Hari Sabtu kemarin (12/12/2015) saya mengurus perpanjangan SIM  dengan proses yang lancar dan singkat.
Komitmen Kepolisian RI untuk memperbaiki  urusan pelayanan publik kiranya bukan isapan jempol belaka. Terbukti, saya bisa melakukan  proses perpanjangan SIM secara cepat dan dengan biaya yang terjangkau.

Seperti  biasanya, saya coba mencari tahu cara dan syarat  untuk memperpanjang SIM terlebih dahulu. Meskipun sudah beberapa kali melakukan perpanjangan SIM, tetapi saya perlu memastikan dengan telpon ke Satlantas Sukoharjo. 

Berdasarkan informasi, saya harus membawa fotocopy KTP, SIM lama dan melakukan  KIR  dokter sebelum membawa berkas ke loket  Satlantas.  Sekitar pukul  8 saya langsung ke Satlantas,tetapi mampir terlebih dahulu ke tempat  uji KIR dokter disebrang  lapangan Jombor, tempat yang dulu saya ngurus KIR dokter. Tetapi sayangnya, tempat tersebut kosong, sehingga saya langsung  meluncur ke Satlantas yang jaraknya sekitar setengah km.  Sebelum parkir motor, saya tanya kepada petugas parkir tempat  KIR  dokter, ternyata sudah pindah. Meskipun juga tidak jauh dari tempat lama, yaitu di apotik Canel yang letaknya sekitar 300 meter dari Satlantas. Menurut petugas parkir, sejak setelah lebaran tempat  Uji KIR  dokter pindah ke apotik tersebut.  Tempat baru ini lebih memadai karena luas, bersih, tempat parkir aman , luas dan teduh.

Saat saya mengambil nomer undian mendapatkan nomer 56 , dan tak sempat saya duduk sudah dipanggil. Saya  tidak langsung ke meja petugas yang terdiri dari 4 orang  karena masih fotocopy yang juga tersedia di tempat yang sama. Saya menyerahkan berkas fotocopy KTP dan SIM kemudian ditanya” mengunakan kacamata atau tidak” (karena saya tidak mengunakan kacamata).  Saya jawab “mengunakan kacamata minus 1” (Karena memang sejak 4 tahun lalu mata saya minus tepai memang hanya sesekali mengunakan kacamata), petugas yang ramah langsung mengisi data dan menyerahkan ke meja sebelah untuk diproses dan difoto sambil membayar administrasi. Saat itu di belakang saya, saat ditanya mengunakan kacamata atau tidak dan menjawab “tidak”, ia diminta untuk mengeja huruf (seperti saat periksa mata di optik).
Saya diminta menghadap kamera kemudian di foto dan diminta membayar Rp 50.000. Tak lama kemudian berkas saya, salah satunya ada foto hitam putih diserahkan dan saya diminta ke lokel 1 di Satlantas untuk menyerahkan berkas tersebut.

Tak membuang waktu, saya menuju ke kantor Satlantas yang terletak di sebrang  Pasar Sukoharjo yang belum lama di renovasi. Meskipun bangunan Satlantas masih bangunan lama yang sempit, tetapi saya lihat lebih teratur. Tempat parkir masih berjejalan karena lahan  parkir di depan kantor Satlantas luasnya terbatas. Tetapi di ruang tunggu cukup lapang karena kursi panjang tidak banyak orang lalulalang. Beda seperti setahun tahun yang lalu saat saya ikut suami mengurus perpanjangan SIM, masih banyak orang berseliweran yang sebagian mendekati  orang-orang untuk menawarkan jasa pengurusan SIM(calo).

Kali ini saya sama sekali tidak melihatnya. Orang yang duduk menunggu, saya lihat memang benar-benar orang yang berkepentingan untuk mengurus SIM.
Saat saya memasukkan berkas ke loket 1 pun tak ada  calo yang mendekati saya  untuk menawarkan jasa.  Benar-benar bersih dan tertib. Saya sempat mengamati , bertanya  kepada beberapa orang dan memang tidak hanya saya yang merasakan perubahan di  Satlantas. Rata-rata orang yang saya tanya juga merasakan ada perubahan karena tidak ada lagi calo yang menawarkan jasa(dengan jasa calo, biaya pembuatan/perpanjangan SIM  hampir 2 x lipat).

Selain tak ada calo, proses memperpanjang SIM juga lebih cepat.  Setelah memasukkan berkas, saya diberi selembar formulir untuk diisi identitas diri dan selembar  informasi biaya yang harus saya bayarkan di BRI yang terletak di kantor Satlantas, persisnya di ujung barat dekat pintu masuk.
Seteleh mengisi formulir, saya membawanya ke BRI dan membayar biaya sebesar Rp 75.000 untuk perpanjangan SIM C. Tak perlu antri, karena pelayanan BRI sangat cepat. Kemudian saya memasukkan berkas  dan bukti pembayaran ke loket  3. Saya diminta untuk menunggu panggilan untuk foto. Proses menunggu ini sekitar 20 menit karena saat saat selesai memasukkan berkas, sekitar 5 menit kemudian baru dimulai pemanggilan peserta untuk pemotretan. Sekali panggil, ada sekitar 6 orang peserta yang  di minta ke ruang pemotretan. Tak butuh waktu lama, tak lebih dari 5 menit, saya dipanggil, dibacakan data-data sebelum difoto dan diminta tanda tangan. Kemudian saya menunggu di luar, dan SIM C sudah jadi tak lebih dari 5 menit.

Praktis, hanya sekitar 45 menit saya membuat perpanjangan SIM.  Benar-benar mudah, cepat dan murah dengan pelayanan yang ramah, baik dan menyenangkan.
Menurut informasi, sekitar sebulan terakhir, proses pengurusan SIM di Satlantas Sukoharjo memang mengalami perubahan. Tak ada calo dan prosesnya lebih cepat. Mudah-mudahan di tempat lain juga sama seperti di Sukoharjo.

Jadi, mulai sekarang lebih baik kita sendiri yang ngurus SIM, karena cepat, murah dan mudah.



Gmbr. Merdeka.com

Tidak ada komentar: