Selasa, 15 Desember 2015

Menelusuri Lekuk Tamansari Yogyakarta

Jalan-jalan, kali ini Kota Yogyakarta menjadi pilihan kami.
Banyak pilihan tempat wisata  saat jalan-jalan ke Kota Yogyakarta.  Keraton, Malioboro dan tempat wisata bersejarah lainnya bisa masuk daftar yang harus dikunjungi. Selain itu, tak salah kalau memasukkan Tamansari menjadi salah satu tempat yang harus dikunjungi.


Istana Air (water castle) julukan lain Tamansari karena di taman inilah ada bangunan dan kolam air yang konon menurut sejarah digunakan sebagai tempat pemandian oleh putri kerajaan. Cerita lainnya yang saya dengar dari pemandu wisata, ditaman inilah dahulu raja Mataram Yogyakarta mengunakan untuk mandi. Sementara versi lainnya menyebutkan jika taman air atau kolam air biasa digunakan untuk mandi para putri yang terpilih dan dijinkan mandi di kolam. Kemudian raja akan melihat  dan jika ada putri yang dikehendaki, maka putri  tersebut akan diajak masuk ke istana dan ke tempat pemandian raja.


Entahlah, versi mana yang lebih mendekati kebenaran, yang jelas taman ini memang terlihat artistic dengan bangunan tembok yang banyak ukiran  dan lekukan yang bernilai seni tinggi. Meskipun saya tidak terlalu paham dengan seni bangunan, tetapi Minggu (13/12/2015) lalu saya melihat  bangunan di Taman sari memang sangat indah mencerminkan pembuatnya atau pemesannya berjiwa seni tinggi. 

Tamansari buka dari jam 09.00 sampai 15.30 WIB dengan tiket masuk yang sangat terjangkau yaitu Rp 5000. Anda bisa sepuasnya menyusuri jejak sejarah di Tamansari. Selain pintu masuk resmi, penyusuran Tamansari bisa lewat perkampungan yang ada di  sekitar Tamansari. Tepatnya di perkampungan padat penduduk dengan gang sempit. Anda bisa menyusuri jalan gang dan jangan segan untuk banyak bertanya  kepada penduduk setempat  agar tidak  tersesat karena banyaknya gang kecil dan tidak ada papan petunjuk arah ke Tamansari.


Meskipun  terlihat kuno, tetapi kelihatan cukup  terawat dengan baik (menurut pengamatan saya) ,beberapa bangunan masih terlihat kokoh dan tetap memperlihatkan jejak sejarah. Selain bangunan sumur gemuling , di dekat pintu masuk masih berdiri kokoh Gedhong Gapura Hageng. Selain tentu saja Umbul Pasiraman atau kolam yang airnya terlihat jernih dan segar. Beberapa bangunan lainnya tampak masih kokoh  ada disekitar gang perkampungan. Salah satu yang cukup menarik adalah masjid di bawah tanah  dan lorong panjang yang kabarnya dulu sering digunakan para prajurit untuk sholat berjamaah.

Untuk mencapai Tamansari tidaklah sulit. Kalau naik kereta api, turun di stasiun Tugu kemudian bisa naik andong atau becak  minta diantar ke  Tamansari. Kalau mobil atau bus tidak bisa parkir di sekitar Maliobioro, ada parkir alternatif di Ngabean, dan dari sini bisa naik ojek, becak dengan ongkos Rp 10.000. Atau kalau bisa langsung ke lokasi, rute dari Solo yaitu lewat Prambanan  lurus kearah barat menuju Janti  -lurus arah Jogja Expo Center –ambil jalan ke Ngeksigondo-ambil jalan Perintis Kemerdekaan-jalan Mentri Supeno- ambil jalan colonel Sugiyono- jalan Sutoyo-ambil belok kanan terus –Jalan Gading –lewat Alun-Alun Selatan-Jalan Taman.

Monggo tindaj Yogyakarta.

Tidak ada komentar: