Meskipun terkadang orang menilainya 'ndeso' atau kampungan tetapi ia tetap saja dengan apa yang sudah melekat dan menjadi kekhasannya, tak risih dengan tudingan ndeso dan tidak pernah berubah menjadi jaim.
Salah satu kebiasaan yang tidak pernah
berubah adalah kesukaannya memelihara katak/kodok. Sejak belum menjabat sebagai
Walikota Solo, ia memang suka dengan kodok. Memang rasanya tak biasa, karena
tidak banyak orang yang suka memelihara kodok, bahkan terkadang orang gilo
(jijik) dan merinding melihat sosok kodok.
Bagi orang kota, sangat jarang
bahkan bisa dibilang kesulitan mendengar, melihat kodok karena memang kodok
jarang berada di kota yang jarang ada sawahnya. Tetapi bagi orang desa, cukup
mudah untuk melihat, mendengar suara kodok terutama saat musim penghujan karena
binatang itu akan banyak berkeliaran di sawah saat musim hujan tiba.
Meski tak
biasa, Pak Jokowi justru menyukai kodok karena suaranya yang khas sehingga
suasana rumah menjadi seakan seperti di desa saja. Kung kong..kung..kong....
sepertinya Pak Jokowi merasakan kenyamanan saat mendengar kodok yang
dipeliharanya mulai mendengarkan suaranya. Barangkali itu menjadi salah satu
hiburan dari kepenatan dari segala aktvitasnya yang sangat padat.
Hobi
memelihara kodok tidak membutuhkan banyak biaya, menurut informasi, sekilo
kodok dewasa tak lebih dari Rp 100.000 saja , bahkan ada yang menjual di bawah
Rp 50.000. sehingga saat puluhan bahkan ratusan kodok dipelihara tak
membutuhkan banyak biaya. Selain harga bibitnya murah, juga tidak harus
diberikan makanan, karena kodok bisa mencari makanan sendiri di habitatnya.
Saking hobinya, setelah melepas 190 ekor burung di Kebun Raya Bogor, kemarin
(3/1), Presiden juga melepas kodok di kolam yang berada di halaman depan
komplek Istana Bogor. Hal itu terlihat dari cuitan Kaesang Pangarep lewat akun
twitrernya @kaesangp, putra bungsu presiden. "Terimakasih pak presiden
@jokowi karena melepas banyak kodok. Dengan begini, bakal lebih banyak
#kecebong," disertai foto Pak Jokowi sedang berjongkok sambil
memperhatikan kodok yang dilepaskannya.
Kodok-kodok yang dilepaskan Pak Jokowi diharapkan akan terus
berkembang dan semakin banyak melahirkan kecebong dan nantinya menjadi kodok
dewasa.
Beruntung presiden hanya memelihara kodok yang tidak membutuhkan banyak
biaya dalam pembelian bibit dan perawatannya, tidak seperti kuda misalnya yang
harganya jutaan, puluhan, bahkan ratusan juta rupiah.
Saya tidak membayangkan
kalau presiden hobi pelihara kuda, pasti akan banyak haters yang mencibir,
mencaci maki, dengan mengatainya punya hobi yang boros, tidak merakyat, tidak
peka terhadap kesulitan masyarakat dll. Memelihara kodok, hobi yang dilakukan
Pak Jokowi karena memang sudah dari sononya. Ia senang, hobi, bukan karena
pencitraan atau sejenisnya. Sekali lagi setahu saya itu memang hobinya sejak
dulu. Bukan hobi yang muncul saat menjabat sebagai presiden.
Kung..kong..kung..kong...suara kodok akan menyambut tamu yang datang ke Istana
Bogor.
_Solo, 4 Januari 2016_
Sumber foto : twitter@kaesangp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar