Kamis, 20 September 2012

Mahalnya Biaya Berobat Gigi Patah

Gigi menjadi  salah satu bagian tubuh kita yang penting, meskipun kadang kita tak terlalu memikirkan bahwa gigi itu penting. Terkadang kita tidak terlalu memperhatikan kebersihan, kesehatan gigi, karena menganggap tak ada masalah yang berarti. Baru ketika sakit, kita benar-benar merasa 'kecolongan'  . 



Kalau pernah merasakan sakit gigi akibat gigi berlubang, meski hanya ' berlubang' ternyata bisa berakibat tak bisa tidur, tak bisa makan, ga nyaman sama sekali. Kepala bisa ikuty pusing, badan meriang. Benar-benar tak nyaman dan menyusahkan sekali.  Mungkin kalau ada pengalaman sakit gigi , untuk berobat tak membutuhkan biaya yang terlalu mahal alias masih bisa terjangkau. Bisa dengan obat sakit gigi yang di jual di toko atau apotik, atau kalau harus berobat bisa ke Puskesmas dengan biaya yang tak terlalu mahal. Sehingga kita tak terlalu berat diongkos kalau kebetulan gigi sakit.
Tetapi kalau ada kasus gigi patah, wah harus siap-siap dengan biaya perawatan  dan ganti gigi yang mahal dan bikin menahan nafas.

Sehabis lebaran tahun ini, tanggal 24 Agustus 2012, kebetulan gigi  depan atas anak kedua saya (10 tahun ) patah akibat jatuh ketika bermain dengan kakak dan saudara-saudara sepupunya. Waktu itu di rumah nenek/kakeknya berkumpul saudara , sehingga seperti biasanya mereka selalu tak berhenti bermain. 


Apesnya, ketika berlari anak perempuan saya terpeleset dan giginya membentur lantai. Saya dan suami kaget ketika anak saya berteriak dan mengaduh nyeri sambil bilang kalau giginya patah. waktu itu kami langsung berlari dan mendapatkan anak saya memegang mulutnya dan memberitahukan kalau giginya patah. Awalnya saya tak begitu galau, karena saya pikir gigi yang patah adalah gigi  susu samping yang memang sudah goyang beberapa hari sebelumnya. Tetapi ketika anak saya buka mulut, ternyata gigi yang patah adalah gigi depan atas yang sudah permanen. Ada patahan gigi juga yang dia tunjukan ke kami, sekitar 70% dari giginya. Waduh, saya langsung panik mengingat pasti anak saya merasakn sakit dan juga akan malu gigi depannya ompong. Apalagi anak perempuan.

Karena hari itu di rumah nenek dan jauh dari Rumah Sakit, kami memutuskan akan membawa ke Rumah Sakit  pada hari Senin  27 Agustus (kami sudah berencana hari Sabtu pulang ke Solo). Untuk sementara , agar rasa nyerinya berkurang, anak saya saya berikan air hangat untuk berkumur. Untung saja , dia nggak begitu rewel sehingga kami agak tenang. Tetapi saat itu saya sudah terbayang akan mahalnya biaya perawatan gigi di RS negeri di kota kami. 

Karena 2 tahun yang lalu anak pertama saya juga melakukan perawatan gigi patah . Gigi depan atasnya patah karena terjatuh waktu bermain di kelasnya. Waktu itu patahnya hanya sekitar 20% saja harus menjalani perawatan 4 x ke RS baru di tambal. 2 tahun yang lalu  , dengan 4X kunjungan ke RS tersebut  membutuhkan biaya sekitar Rp 750.000. Apalagi anak saya ini yang patah 70%, berapa biayanya ya? batin saya, sudah siap-siap pusing dan galau.

Singkat cerita, hari Seninya, saya  antar anak saya ke RS Negri tersebut  yang lengkap peralatannya. Untuk kunjungan pertama hanya di minta ronsgent dan di periksa sebentar oleh dr gigi. Hasil pemeriksaan ,  akibat benturan tersebut saat itu sudah terkena syarafnya sehingga butuh perawatan sebelum akan di crown/ di pasang selubung gigi. Dan untuk hari Rabu akan dimulai perawatan, tetapi karena alatnya yang lengkap di bagian Eksekutif, maka perawatan akan di lakukan di Eksekutif. 


Waktu kunjungan pertama itu, saya di kelas biasa , karena waktu kakaknya dulu juga di rawat oleh dokter yang sama di kelas biasa/umum. Biaya kunjungan pertama sebesar Rp 182.000 (untuk ronsgent, konsultasi dan obat (antalgin, analgestik). Saya sebenarnya mencari informasi biaya perawatan gigi di beberapa klinik baik di Solo maupun luar Solo. Ada info sebuah klinik di Jogja yang lebih murah dibandingkan di Solo. Tetapi kalau saya hitung biaya transportasi, juga waktu yang harus diluangkan karena ke luar kota, rasanya jatuhnya juga sama saja kalau berobat di Solo. Lagipula yang paling susah kalau ke luar kota adalah waktu untu perikasnya. Kalau di Solo, saya daftar kemudian saya tinggal kerja dan anak saya sekolah dulu. Kalau kira2 dokter nangani pasien kurang dua lagi dari antrian anak saya, maka anak saya saya jemput ke sekolah. habis periksa saya antar lagi ke sekolah.
 
So, akhirnya saya memutuskan untuk berobat di Solo saja. Karena dr -nya praktek di kelas eksekutif setiap hari Rabu dan Jum'at, maka selanjutnya setiap Rabu dan Jum'at sebanyak 4 kali , kami berobat. Kunjungan ke-2, 3, 4dengan perawatan saluran gigi dengan biaya @ Rp 135.000. Kunjungan ke-5 dengan perawatan dan pemasangan pin (tambalan gigi sementara) dengan biaya Rp 380.000.

Nah, kunjungan berikutnya untuk pencetakan gigi  dan pemasangan crown gigi. Menurut dokter,  gigi anak saya perlu di beri crown /penjaketan gigi.

 
Mahkota gigi ini biasanya rapuh dan tidak bisa mengalami proses penambalan. Jika penambalan dilakukan, maka tambalan akan lekas lepas dan gigi akan patah. Seringkali, orang tidak mau melakukan pencabutan karena takut ompong. Nah, dengan penjaketan, masalah ini bisa diatasi dan pasien tak perlu menahan sakit terus-menerus lantaran tak mau ompong.
Gigi yang jaringannya tinggal sedikit pun, misalnya hanya menyisakan akar yang panjang, biasanya diberi perawatan gigi dengan penjaketan. Biasanya pada gigi yang sudah mati dan jaringannya tinggal sedikit, pasien tidak mengalami banyak keluhan. Ia hanya merasa tak nyaman terhadap runcingan yang biasanya tertinggal dari sisa-sisa gigi.
Gigi yang perlu diberi jaket (crown) akan dijaketi dengan gigi-gigi buatan yang bahannya bisa dipilih. Crown ada yang seluruhnya terbuat dari keramik, ada juga yang dilapisi metal (emas, perak, atau campuran keduanya)


Seminggu setelah pemasangan gigi sementara, kami ke klinik dokter dan di sana dilakukan pencetakan gigi. Untuk pemasangan crown, akan dilakukan setelah pencetakan gigi. 


Menurut info yang saya baca sebelulmnya, Crown ada bermacam-macam dan harganya juga bervariasi. Crown ada yang seluruhnya terbuat dari keramik, ada juga yang dilapisi metal (emas, perak, atau campuran keduanya). Yang paling mahal adalah crown emas, karena pelapisan emas dihitung tiap per gram. Selain itu, emas adalah logam murni yang memiliki daya adaptasi paling baik dengan gusi. Crown emas juga sangat kuat. Karena itu, ia biasanya digunakan pada gigi-gigi belakang yang sangat aktif dalam melakukan kegiatan kunyah dengan penekanan yang kuat. Dengan begitu, gigi buatan tidak mudah pecah. Sayang, crown emas menimbulkan warna yang kurang alami lantaran berkesan kekuning-kuningan.
Begitu pun dengan crown metal dari perak. Bahan ini juga termasuk kuat dan cocok dipasang untuk mengganti gigi belakang yang copot. Namun, dibanding emas, perak tentu saja lebih murah harganya. Sayangnya, perak juga memiliki warna rada keabu-abuan, tidak senatural keramik.
Crown keramik sangat alami. Warnanya bisa persis sama dengan gigi asli manusia. Sayangnya, gigi ini tidak terlalu kuat. Ia mudah sekali pecah kalau digunakan untuk melakukan kegiatan makan dengan penekanan yang kuat. Makanya ia cocok untuk dipasang di gigi bagian depan. Sebagai catatan, crown metal bukanlah gigi emas atau perak seperti yang sering dipakai orang-orang zaman dahulu, tetapi gigi porselen yang dilapisi emas atau perak pada bagian dalamnya sehingga menjadi lebih kuat.


Gigi anak  saya akan di pasangi crown porselen dengan metal dengan harga Rp 1.000.000. Pada saat pencetakan gigi , saya membayar DP Rp 500.000. Crown akan di pasang sekitar hari Senin besok. Dengan crown nanti, kemungkinan sangat kuat, tak akan patah (asal tidak ada kasus jatuh)  dan kalaupun akan diganti, nanti pada saat anak saya sudah dewasa. Karena gigi yang lain  masih tumbuh, sementara gigi yang di beri crown sudah mati sehingga nantinya akan lebih pendek di banding yang lain.


Sekelumit pengalaman saya ini semoga bisa bermanfaat bagi siapa saja untuk lebih berhati-hati  dalam menjaga gigi. Karena meski kelihatan sepele tetapi lumayan mahal ketika harus ada kejadian patah seperti anak saya.


6 komentar:

koDok Ayand mengatakan...

mba...mau nanya nih...
mba pasang crown di solo dmn ya??
kebetulan domisili di sekitar solo jg..

suci suci mengatakan...

di praktek dr Ali (dr gigi di RS Orthopedi). Selama perawatan di RS, tetapi pasang crown-nya di tempat prakteknya. Tepatnya di Kartosuro mbak

Anonim mengatakan...

mbak, itu yang di Jogja di RS apa ya? RSGM Soedomo (UGM) bukan? kebetulan saya di Jogja...

Unknown mengatakan...

Mbak.. gigi saya patah 1 setengah tahun yang lalu.. saya berencana mau tambal gigi apakah masih bisa.. kalo jaringanya sudah mati dan syarafnya sedikit giman apakah masih bisa tambal.. tolong solusinya gigi saya patah setengah

Unknown mengatakan...

Brp y biaya crown y per gigi???tks

Vina linda qotrunnada mengatakan...

Mohon Maaf bu mau tanya, gigi depan saya juga patah dan sudah di crown 1 th ini. Saya mau tanya gigi crown anak ibu lebih besar dr gigi seharusnya atau bisa sama ukurannya? Soalnya saya sedih krn gigi crown saya lebih besar dr ukuran gigi saya sebelumnya sehingga terlihat menonjol dibanding gigi yg lain. Mohon jawabannya ya bu.. terima kasih