Biasanya
setiap hari Minggu, kami sekeluarga
sering jalan-jalan keluar , meski kadang
hanya putar-putar kota Solo saja, main
air di kolam renang, atau hanya sekedar untuk makan. Hari Minggu pagi kemarin
23 September 2012, kami sekeluarga bermain
ingin sekali melihat rusa di Taman Balaikambang. Beberapa waktu yang
lalu (lebih dari setahun yang lalu kami ke Balekambang), ada beberapa ekor rusa
di sana yang jinak dan tak takut dengan manusia. Rusa-rusa tersebut di biarkan
berkeliaran bebas di taman yang luas dan asri. Nah, kami hendak mengajak anak
terkecil kami untuk melihat rusa di Taman Balekambang. Kami ingin melihat rusa
di Balekambang daripada di Taman Satwa Taru Jurug yang terletak di dekat UNS,
lumayan jauh dari rumah kami.
Sekitar 15
menit, dengan naik motor, kami sampai di taman Balekambang. Saya lumayan
terkejut dengan keramaian Taman rakyat tersebut. Saya pikir ada event tertentu,
ternyata tidak. Menurut orang-orang, memang kalau hari Minggu Balekambang
ramai. Kemungkinan karena taman yang luas ini memang pilihan murah, meriah dan
bisa untuk bersantai seluruh keluarga. Di Solo memang tak mudah mendapatkan
tempat publik yang bisa untuk melepas penat dan lelah. Di Balekambang, pilihan
yang tepat untuk itu.
Kami masuk
ke taman hanya membayar karcis motor Rp 2000, tak ada pungutan lainnya di pintu
masuk. Balekambang sudah sangat ramai paada pukul 10.00 ketika kami sampai. Di sepanjang taman
tampak orang ramai sekali, ada yang sekedar jalan-jalan, duduk bercengkrama
atau melakukan permainan keluarga.
Kerumunan orang yang duduk , ada yang di kursi taman yang terbuat dari
besi tempa, ada juga yang duduk di rumput baik beralas tikar maupun tanpa alas.
Ada juga sekelompok anak sekolah yang sedang ada kegiatan seperti lomba di
beberapa tempat. Yang lainnya nampak beberapa anak naik kuda mengitari taman.
Memang dengan luas taman yang lapang sekali, dilengkapi kuda yang bisa di sewa
memutari taman , menjadi daya tarik
tersediri. Di dekat parkir terdapat Gedung
Kesenian Ketoprak Tradisional Balekambang dan kafe yang dikelola oleh seniman muda Solo.
Salah satu sudut di taman Balekambang |
Di taman
juga terlihat beberapa ayam kalkun yang dibiarkan berkeliaran di taman dan
sangat jinak, karena ketika di dekati tidak menjauh. Nah , di sebelah barat
taman, ada danau yang lumayan luas ,
dinamakan Kartini, dengan tepat di tengah-tengah danau ada patung perempuan
dengan tulisan Kartini. Di danau
tersebut ada perahu angsa yang dbisa di
sewa dengan harga Rp 15.000 untuk sekali naik sekali putaran danau. Tampak
perahu angsa tersebut ramai di sewa para keluarga.
Tepat di
bagian paling barat sebelah selatan, terdapat taman Reptil, yang dibangun
dengan dinding yang cukup tinggi sekitar 3 m. Kalau mau masuk ke taman Reptil,
dipungut biaya Rp 5.000/orang. Meskipun tanpa karcis sama sekali. Dan kami
berlima masuk di pungut biaya Rp 15.000 untuk dewasa 2 orang, anak kecil 2
orang dan anak 3 tahun. Cuma sayang sekali tanpa ada karcis barang selembar
pun, dan nampaknya memang tak berkarcis resmi. Di sini saya nyakin tak ada
laporan resmi ke APBD sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Tanpa karcis
sebagai salah satu bagian untuk skrening jumlah uang masuk, gimana akan
terkontrol?
Pengunjung
taman Reptil cukup banyak, tetapi tidak padat sehingga pengunjung masih bisa
leluasa untuk menikmati hewan yang di sana. Begitu masuk , ada sebuah kolam
ikan kecil dengan ikan-ikannya, yang di tembok bagian atas kolam ada 1 ekor
inguana yang cukup besar dengan panjang hampir
1 meter sementara 1 inguana lainnya nampak duduk nongkrong di atas batu besar
diatas kolam. Kedua inguana tersebut nampak jinak dan cuek saja dengan
orang-orang yang melihatnya. Ketika anak saya memegangnya, dia tak nampak
terganggu. Masuk ke kiri ada 4 ekor
monyet yang 3 ekor di 2 kandang dan 1ekor di atas pohon dengan rantai panjang
yang mengalungi lehernya. Mereka nampak tenang melihat orang-orang yang melihatnya.
Di bawah kera ada 2 ekor burung kiwi
yang nampak lalu lalang ke sana kemari dengan tenang dan sesekali melihat
orang-orang kemudian sesekali mengambil
jagung yang terjatuh di bawah sangkar burung. Beberapa sangkar burung nampak ada di beberapa tempat dengan
bermaacam-maacam burung salah satunya
kakaktua, dan yang lainnya kami tak tahu. Nah di sini kekurangan taman Reptil
yang tak memberikan tulisan keterangan nama hewan sama sekali. Tak semua
pengunjung tahu nama hewan yang dipajang, sehingga sebenarnya lebih baik kalau ada nama di setiap kandang hewan sebagai bagian dari informasi ke publik dan edukasi
ke masyarakat terutama anak-anak
sekolah. Ada lagi area ular, dengan koleksi ular –ular yang bermacam-macam. Di
kandang ular ini ada 1 keterangan nama ular yaitu phyton, sementara ular lainnya
tak ada keterangan nama. Pemeliharaan
ular sepertinya tak diperhatikan , karena ular ditempatkan di kandang kaca, menurut saya tak layak untuk
habitat ular karena di kandang kaca yang hanya diberikan alas karpet berwarna hijau dan di
sebelahnya di berikan air dengan baskom segipanjang (seperti loyang plastik ).
Saya pikir tak layak tempat seperti itu untuk tempat tinggal ular. Ada lagi
inguana, kadal, biawak yang di kaca.
Kemudian ada
kandang burung, bebek, angsa, ayam kampung dan kelinci yang dibiarkan berkeliaran. Secara keseluruhan, saya melihat
taman Reptil tak pantas dengan nama taman Reptil, karena tak banyak reptil yang
menghuninya, sebagian besar sekitar 60%
justru unggas yang menjadi
penghuni seperti burung, angsa, bebek, ayam.
Capek
melihat koleksi di taman Reptil, kami keluar dan meneruskan niat untuk mencari
rusa, karen anak terkecil saya selalu bilang rusa..rusa..mah rusa....
Oya, satu
lagi, kami kesulitan mencari kran air untuk cuci tangan setelah memegang ular,
inguana, burung Kiwi. Ya, mau tak mau kami ikut cucitangan di tempat penjual
minuman di depan taman Reptil sambil membeli minuman. Di taman Balaikambang
ada beberapa penjual yang mangkal di
beberapa bagian taman, sehingga kami tak kesulitan untuk membeli minuman/makanan.
Meskipun
panas, kami tetap mencari rusa terutama ke bagian yang daun-daunan rimbun,
berharap rusanya ada di sana. Tetapi sampai kami berjalan ke ujung, tak nampak
ada rusa. Menurut informasi, beberapa saat lalu , rusanya sudah di pindah ke TSTJ.
Jadi tak ada lagi rusa di Taman Balaikambang.
Saat adzan
luhur terdengar, kami memutuskan untuk pulang, meskipun masih banyak pengunjung yang nampak masih asyik di taman bahkan beberapa
ada pengunjung yang baru datang. Kami
segera meluncur ke arah selatan dan bersepakat makan siang di Rumah Makan SS (Super Sambel) yang tak jauh
dari Manahan. Ehm, makan siang hanya habis Rp 51.000 dengan menu sambal bawang,
telur gombal gambul, cumi goreng, tempe goreng, cha kangkung, es teh, juice
melon, es coklat. Ehm...yumi. Piknik yang murah meriah, tak lebih dari Rp
100.000 biayanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar