Dalam beberapa kali saya mengunjungi kota Manado Sulawesi
Utara, salah satu tempat yang berkesan bagi saya adalah keindahan pantai
Karangria. Pantai Karangria terletak di
kelurahan Karangria Kecamatan Molas Kota Manado. Pantai ini sangat luas dan
indah sekali pemandangannya terutama kala senja datang, dimana terlihat
matahari mulai terbenam ke peraduan dengan sinarnya yang berwarna merah kuning
keemasan. Sungguh sangat indah di pandang mata. Sejauh mata memandang ke arah
arah lepas pantai, terlihat hamparn air laut yang bergulung dengan riak-riak
kecil seakan mengucapkan selamat tinggal kepada siang hari dan menyapa senja
hari yang akan datang. Tetapi melihat ke kanan dan kiri laut, memang tak tampak
lagi hamparan air laut karena terhalang oleh pandangan batu-batu besar untuk
penimbunan laut. Keindahan pantai, berkurang dengan timbunan batu yang
membentuk daratan baru di sepanjang pantai.Di tepian rumah penduduk memang
terbangun jalan aspal yang kelihatan masih baru dan masih ada sebagian yang
belum jadi alias masih berupa pasir pantai.Penimbunan laut atau reklamasi
menjadi bagian yang banyak dilakukan di kota Manado, mengurangi keindahan
pantai untuk kepentingan lainnya.
Reklamasi adalah suatu proses membuat
daratan baru pada suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal
ini umumya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia,
khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin
sempit. Kota Manado mempunyai
permasalahan bidang transportasi yaitu semakin padatnya lalulintas jalan,
sehingga salah satu solusinya membangun
jalan boulevard yang direncanakan
sepanjang jalan tugu Boboca sampai ke
pulau Menado tua sekitar 12 km.
Jalan yang belum selesai di bangun di pantai Karangria |
Karena kota Manado mempunyai permasalahan transportasi,
kemudian membangun jalan boulevard yang salah satu ruas jalannya melewati
pantai Karangria. Menurut pemerintah, boulevard ini untuk mengatasi abrasi dan memperlancar transportasi tetapi
pembangunan tanpa memikirkan nasib nelayan yang mengantungkan hidupnya dari
pantai ini. Nasib nelayan terancam
karena boulevard akan mengancam pemukiman nelayan dan
hilangnya mata pencaharian nelayan serta
keselamatan nelayan ketika melaut . Bahkan keselamatan 600 orang
nelayan dipertaruhkan dengan pembangunan
boulevard ini. Kapal terancam pecah jika badai datang menghantam dan nelayan
terancam tewas.
Pemecah ombak hasil perjuangan nelayan |
Keindahan sore hari di pantai , kala anak-anak bercanda menunggu malam datang |
Saat ini meski luas pantai sudah berkurang, tetapi nelayan masih bisa mencari nafkah di pantai Karangria. Tambatan perahu hasil perjuangan nelayan, bisa membantu untuk menambatkan perahu meskipun tak senyaman ketika pantai masih mempunyai hamparan pasir untuk tambatan. Anak-anak juga masih bisa memanfaatkan pantai untuk mandi dan bermain air di sore hari, duduk-duduk bercengkrama sambil menunggu malam menjemput siang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar