Lama sekali saya tidak melihat tayangan TVRI, mungkin sudah sepuluh tahun lebih. Kalau tidak salah, saya tak lagi melihat tayangan TVRI sejak ada TV swasta. Waktu kecilan saya sich, hiburan satu-satunya selain radio ya TVRI. Belum ada TV swasta , jadi mau tak mau ya lihatnya TVRI. TV menjadi barang yang mahal dan menarik perhatian. Ketika saya kecil sampai SD sekitar kelas 3 SD, di desa saya yang mempunyai TV baru beberapa rumah saja. Kebetulan di rumah saya, salah satu diantara warga yang mempunyai TV tersebut. Meskipun masih TV hitam putih 17", tetapi termasuk mempunyai andil besar dalam menghibur kami sekeluarga juga tetangga lainnya. Waktu itu, ada hiburan yang menarik yang selalu di tunggu kami dan tetangga yaitu ketoprak yang disiarkan oleh TVRI Yogyakarta. Waktu itu lagi booming banget, ketoprak dengan kuis/sayembara/ pertanyaan yang diberikan iming2 hadiah bagi yang bisa menjawabnya. Jadi mau tak mau kami senantiasa menunggu ketoprak tersebut agar tak kehilangan/ ketinggalan jalan cerita dan berharap bisa mengikuti kuis yang di sayembarakan.
Kebetulan lagi, waktu itu, di desa kami listrik belum ada, sehingga untuk menghidupkan TV kami memakai accu. Nah, mau tak mau kalau mendekati penayangan ketoprak (kalau nggak salah seminggu sekali), kami harus ngecek bentul apakah accu-nya masih ada atau tidak. Pokoknya kalau pas tayangan ketoprak TV harus hidup. Jadi kalau pas accu habis, harus segera di bawa ke tukang stroom accu. Selain kami sangat berharap menyaksikan tayangan ketoprak, kami juga tak mau mengecewakan tetangga yang lumayan banyak ( lebih dari 10 orang).
Nah, sejak ada TV swasta , saya tak pernah lagi melihat TVRI. Selain tayangan TVRI terasa membosankan, juga tak menarik lagi rasanya hehehehehe.
Tetapi sekitar sebulan terakhir ini, tiba-tiba tanpa segaja , suami saya menemukan acara yang menarik di TVRI Yogyakarta yaitu hiburan ketoprka dengan label Pangkur Jengleng. Saya nggak tahu artinya Pangkur Jengleng, tetapi yang jelas acaranya ketoprak dengan penonton langsung. Jadi pentasnya di panggung kemudian penontonya melihat di depan panggung. Acara itu ditayangkan , kalau tak salah setiap hari Selasa malam jam 7. Kenapa Pangkur Jengleng menjadi menarik? Selain memberikan hiburan ketoprak tradisional dengan bahasa Jawa yang sesekali di selingi bahasa indonesia, ketopak tersebut di selingi beberapa pesan moral yang bagi saya dan suami menjadi hal yang menarik. Dengan bahasa yang lugas, bahasa sehari-hari baikJawa ngoko maupun jawa kromo, ditimpali bahasa indonesia. Tema yang dibawakan juga tak ketinggalan jaman, misalnya tentang korupsi, tentang adat istiadat, tentangpuasa, dll. Di beberapa obrolan akan diselipkan pesan moral yang luar biasa sederhana tetapi di kemas sarat makna dan tak membosankan. Meskipun yang main di ketoprak sebagian besar sudah tua, tetapi masih terlihat menghibur dan enak di lihat. Penonton yang kebayankan ibu-ibu berkerudung (seperti jemaah pengajian) terlihat juga terhibur dengan gelak tawa yang sering terdengar. Saya dan suami sering ikut tertawa dengan guyonan segar dan enteng yang dibawakan oleh para pemain. Terkadang anak kami juga turut tertawa, meskipun tak bisa melihat dengan komplit karena sedang belajar.
Secara keseluruhan, tontonan tersebut menghibur, layak di tonton, memberikan pesan moral yang tak mengurui dan bisa menjaga budaya yang mungkin sudah langka di negri ini. Rasanya tontonan itu lebih mengena di hati dan lebih membuat hati nyaman dibandingkan dengan melihat tontonan sinetron yang banyak di tayangkan di TV swasta. Sinetron yang banyak memberikan pelajaran yang tak menarik, yang lebih banyak mendorong kita untuk hidup dalam khayalan, dibuai kemewahan semu, pertengkaran tak bermutu, dialog yang tak cerdas dan bisa menjerumuskan anak ke hal negatif. (Saya dan suami melarang anak-anak untuk melihat sinetron, hanya sinetron tertentu yang boleh kami lihat misalnya Para Pencari Tuhan).
Melihat tayangan Pangkur Jengleng, membuat saya teringat lagi masa kecil yang sangat menyukai ketoprak. Melihat tayangan tersebut, bisa mengobati kerinduan saya terhadap masa kecil saya. Saya dan suami sangat menikmati, dan selalu berharap ada lagi tayangan yang bermutu seperti itu lagi.
2 komentar:
Waktu itu ketoprak sayembara jg pernah ngeramein TVRI Jogja kalau gak salah. Malam Minggu yg selalu ditunggu2 ... :-D
Iya , saya sangat suka bahkan selalu menunggu lanjutan tayangannya. Sukurlah setelah sekian lama, bisa mnikmati ketoprak lagi di TVRI Yogyakarta
Posting Komentar