Menulis bagi saya penting sekali. Saya bebas menuangkan gagasan dan bereksplorasi sesuai dengan apa yang ada di pikiran saya.
Sejak kecil saya terbiasa melihat bapak saya, seorang kepala sekolah sebuah SD di desa, pengurus Koperasi Pegawai Negeri(KPN), pengurus kegiatan sosial, Koperasi Unit Desa(KUD), dan lembaga lainnya, yang membuat saya geleng-geleng kepala (banyak sekali).
Bapak menghabiskan waktunya di luar rumah, karena kesibukannya itu. Sementara urusan anak, toko kelontong, sawah urusan ibu yang sejak lama berhenti mengajar di TK dan lebih memilih mengurus anak-anaknya.
Kalau di rumah, bapak selalu sibuk membaca (berkas-berkas kerjaan) dan menulis (lembur) pekerjaannya. Wakty itu saya rasaanya tidak pernah melihat bapak membaca buku, koran, karena waktunya habis untuk mengerjakan seabreg kerjaannya. Maklum bapak hanya PNS, tetapi mempunyai tanggungan anak 8 orang (saya anak bungsu). Sehingga setelah dinas di SD, bapak harus nambah kerjaan di KPN, KUD, dll.
Kebiasaan membaca dan menulis bapak, tanpa saya sadari menurun ke saya. Rasanya tidak semua anak bapak (kakak2) senang membaca, mungkin hanya 3 orang saja.
Sejak SD saya sudah familier dengan majalah BOBO, Ananda, Kawanku, buku bacaan dari perpustakaan SD terbitan Balai Pustaka, majalah bahasa jawa seperti JOYO BOYO, dll.
Saya membaca sangat rakus, bahkan sambil makan saya sempatkan membaca majalah/buku yang semuanya pinjaman dari perpust, dari tetangga, rumah bude. Pokoknya tiada hari tanpa membaca.
Dan berlanjut, sampai SMP, SMA, tetapi sempat terhenti lama saat kuliah karena saya ikut salah satu organisasi mahasiswa yang sering turun ke jalan melakukan aksi tidak hanya di dalam kota tetapi juga di luar kota. Keterlibatan tersebut membuat waktu saya nyaris habis, bahkan kuliah membolos karena komitmen ke organisasi cukup tinggi. meskipun sempat di sela-sela kegiatan tsb, saya sempat menulis puisi, cerpen yang bertema sosial dan dimuat diberbagai majalah/koran kampus (di kamapus saya, dan kampus lain di kota saya).
Setelah lulus kuliah saya melakukan banyak kegiatan perberdayaan masyarakat, dan mulai menulis artikel yang dikirim ke koran lokal. Ada puluhan artikel yang saya tulis, meskipun tidak semua bisa nembus media.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar