Karena ada mayat yang dikubur di sana. Kesan seram, horor itu ditanamkan sejak kecil. Orang yang telah meninggal dianggap seram. Oleh karena itu, kuburan biasanya terletak jauh dari perkampungan penduduk.
Bahkan di tempat asal Saya, salah satu kabupaten di Jawa Tengah,
kuburan terletak di atas bukit yang cukup tinggi dan terjal. Meskipun ada tangga
beton bertingkat, tetapi orang enggan kalau hanya sekedar iseng-iseng ke
kuburan, biasanya hanya orang yang berniat ziarah saja yang ke sana. kuburan di
Kupang, dihalaman depan rumah, tak ada kesan seram sama sekali.
Kembali ke kesan
horor, sejak kecil stigma kuburan menyeramkan memang sudah ditanaamkan
orang-orang tua. Bahkan untuk menakut-nakuti anak-anak cukup efektif. Saat
kecil, Saya biasa mendengar larangan "jangan bermain-main di
kuburan", " jangan dekat-dekat dengan kuburan", atau kalimat
larangan lainnya seperti " awas kena sawan" , "awas
ketempelan" dll yang intinya membuat anak-anak tidak berani mendekat ke
kuburan. Saat tak segaja menginjak kuburan saja takutnya setengah mati,
berkali-kali disuruh minta maaf (aneh ya?)
kuburan di Kupang, di halaman rumah, biasa untuk tempat gobrol (dok. Suci) |
Tetapi kesan kuburan menyeramkan
tidak saya temui di Kupang. Justru di Kupang, agar tetap dekat dengan almarhum,
tetap ingat dan selalu dekat dengan almarhum, kuburan segaja di letakkan di
dekat rumah, di halaman depan/samping. Dari penjelasan teman saya yang berasal
di Kupang, mereka tidak mau berjauhan dengan almarhum. Meskipun sudah meninggal
tetapi roh almarhum selalu ada di hati dan selalu menemani keluarganya.
Maka
tak heran jika kuburan di Kupang biasanya dibangun sedemikian bagus, bahkan tak
jarang lebih mewah di banding dengan rumahnya. Biasanya kuburan di bangun
lebar, minimal 1 meter di keramik dan dibuat senyaman mungkin. Tak ada kesan
seram sama sekali. Bahkan saya sering melihat anak-anak kecil bermain di atas
kuburan. Ada yang bercanda, duduk-duduk santai juga sambil membaca. Seolah-olah
duduk di atas kursi biasa saja, bukan diatas kuburan. Bahkan mereka biasa juga
begadang sambil minum kopi, makan snack diatas kuburan. Kalau kami di Jawa
biasa duduk di buk (jembatan) sambil ngobrol. Tetapi bagi orang Kupang , gobrolnya
diatas kuburan.
Saya juga merasakan kuburan disana sama sekali tidak seram. Ya,
seperti bangunan lainnya. Mereka nyaman saja duduk di atas kuburan. Kalau kami
hiiiiiiiiiiiii nggak berani sama sekali. Jangankan duduk diatasnya, melangkah
diatas kuburan saja dianggap pamali, bisa kualat.
kuburan di Solo, jauh dari pemukiman penduduk (foto. www.solopos.com) |
Selama di Kupang, Saya santai saja melihat kuburan, tapi
saat kembali ke Solo, saat melewati kuburan , bulu kuduk jadi merinding. Tetap
saja kesan seram bersarang di pikiran Saya. Susah menghilangkan ingatan horor
yang tertanam sejak kecil. Padahal kelak di lokasi itulah tempat peristirahatan
panjang kita ya.
_Solo, 19 November
2015_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar