AT, mnejabat menjadi Menteri ESDM mengantikan Sudirman Said (SS) dalam waktu yang super singkat yaitu hanya 20 hari saja. Karena ada masalah kewarganegaraan ganda, tanggal 15 Agustus 2016 lalu, ia diberhentikan dengan hormat oleh Presiden joko Widodo (Jokowi).
Selepas kekosongan Menteri ESDM, jabatan tersebut di rangkap
oleh Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan.
Jokowi kelihatan tenang-tenang saja, belum ada tanda-tanda
Jokowi akan menunjuk Menteri ESDM
definitive.
Tetapi saat ini sinyal AT di butuhkan kembali dan
kemungkinan besar kembali dipanggil untuk diberikan amanah menjadi Menteri ESDM
menguat kembali. Sinyal itu sudah terlihat sejak Jokowi memberhentikan AT
dengan hormat, seperti yang saya tulis di sini http://www.kompasiana.com/sucihistiraludin/jokowi-akan-panggil-arcandra-tahar-kembali_57b56151337a6126129ed248
Perkiraan saya tersebut,
bahwa AT akan di panggil kembali untuk menjabat menjadi Menteri ESDM
agaknya mulai kelihatan mendekati kebenaran.
Dan tantangan Jokowi mengangkat AT semakin besar . Banyak
pihak yang khawatir, ketakutan, dan
belum-belum sudah panas dingin.
Bukan rahasia lagi, jika jabatan Menteri ESDM memang
mengiurkan, mempesona, mempunyai daya tarik tinggi melebihi kementerian lainnya. Lahan basah dan penuh
dan penuh dengan tambang uang sangat strategis dan berpeluang besar untuk menghidupi dan
membesarkan parpol . Maka semua parpol mengincar dan kemecer ingin menduduki jabatan sebagai Menteri ESDM.
Meskipun banyak menuai kritik dan sinyal pengangkatan AT
menjadi menteri ESDM menjadi bulan-bulanan pesohor negeri ini (terutama
parpol), tetapi kita nampaknya harus mempercayakan pengisian jabatan Menteri
ESDM kepada presiden. Tidak hanya karena alasan mengangkat menteri adalah hak
prerogative presiden tetapi karena yakinlah presiden sudah mempertimbangkan
secara mendalam.
Alasan lainnya adalah
Pertama, AT sudah membuktikan nasionalismenya. Pilihan melepas kewarganegaraan AS sudah membuktikan rasa cintanya yang besar kepada
Indonesia. Sejatinya AT selalu mencintai
Indonesia tanah tumpah darahnya sejak
lahir sampai detik ini. AT belum pernah sekalipun melep[askan kewarganegaraan
Indonesia meskipun sudah 20 tahun
tinggal si Amerika.
Kedua, masalah kewarganegaraan ganda yang membuat ia
diberhentikan dengan hormat sudah selesai. Terhitung sejak tanggal 1 September 2016 , AT resmi
menjadi WNI. Artinya tidak ada masalah lagi status kewargenegaraannya.
Ketiga, prestasi gemilang saat menjabat Menteri ESDM.
Meskipun hanya dalam hitungan 20 hari
menjabat Menteri ESDM mengantikan Sudirman Said (SS), tetapi AT sudah
menorehkan sejumlah prestasi. Antara lain di bidang anggaran berhasil melakukan
percepatan/akselerasi realisasi anggaran 2016: target >90%. Kemudian juga
melakukan rasionalisasi perjalanan dinas (15%) RKAL 2017.
Untuk penghematan sejumlah proyek juga dilakukan misalanya
untuk kasus Masela, AT berhasil menurunkan biaya dari angka USD 20 miliar
menjadi USD 15 miliar. Penghematannya mencapai US$ 4,5 – 6,5 milyar (sekitar Rp
58 -84,5 trilyun).
Dengan kata lain, AT sukses melakukan penghematan di
sejumlah proyek ESDM.
Selain itu, AT juga
mampu mengoptimalkan sumur
existing (sumur tua) minyak . Padahal dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,
tidak ada temuan pemboran eksplorasi yang signifikan di Indonesia. Upaya optimalisasi sumur tua untuk meningkatkan
produksi minyak karena produksi minyak
nasional dalam 10 tahun terakhir tinggal sekitar 350 barrell per hari. Yang
angka tersebut masih jauh dari harapan.
Keempat, soal
kapasitas menjabat menteri ESDM tidak diragukan lagi. Kepakaran dan kemapuan AT dalam bidang ESDM tidak diragukan lagi. Segudang
pengalaman di AS sudah membuktikan hal tersebut. Hal itu juga diperkuat saat AT
dipanggil dan dilantik menteri ESDM oleh presiden Jokowi. Tidak mungkin
presiden memilih orang yang tidak mempunyai kapsitas untuk menangani ESDM
Kelima, AT juga relative netral , tidak membawa kepentingan
parpol tertentu. AT seorang profesional, ia bekerja secara profesional. Ia
tidak terikat, tidak mempunyai hutang budi dengan parpol manapun. Sebagai orang
non parpol, AT akan bekerja tanpa beban harus ikut menghidupi parpol yang
menaunginya. Ia tidak akan sungkan-sungkan mengambil kebijakan , meluruskan
kebijakan yang belum tepat di masa lalu, sekaligus menyikat habis mafia migas
yang selama ini rakus mengeruk aset bangsa. AT tidak akan pandangbulu, hanya
kerja dan kerja demi kepentingan bangsa dan Negara.
Maka, pilihan Jokowi
untuk memberikan jabatan Menteri ESDM kepada AT sudah tepat. Biarkan parpol terus berteriak marah dan menyebarkan intrik, pak Jokowi tidak usah pedulikan. Jangan sampai putra bangsa
potensial seperti AT justru dihargai dan dimanfaatkan oleh pihak di luar
bangsa Indonesia. Selamat datang kembali
ke Kementerian ESDM pak AT. **
_Solo, 10 September 2016_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar