Presiden
Soeharto tercatat tertinggi menaikkan harga BBM bersubsidi yaitu sampai sebesar
700%, disusul SBY yang menaikkan harga BBM sampai 259,11%. Di era Gus Dur
kenaikan harga BBM sebesar 45%, sementara era Megawati sebesar 24,82%. Hanya
pada era BJ Habibie harga BBM turun sampai sebesar 16,66%. Sementara saat ini,
Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi per Januari 2017 tidak sampai 1% hanya sebesar
0, 76%. Yang menarik, di era Jokowi, harga BBM di Papua yang selama ini
berkisar Rp 40.000-70.000/liter menjadi sama dengan harga BBM di Pulau Jawa.
Berikut ini
adalah perubahan harga BBM bersubsidi, yang dalam hal ini Premium per liter,
sejak era Soeharto hingga Jokowi :
Presiden Soeharto (naik 700%)
1991: Rp 150
naik jadi Rp 550
1993: Rp 550
naik jadi Rp 700
1998: Rp 700
naik jadi Rp 1.200
Rp 1.200 –
Rp 150 = Rp 1.050
Rp 1.050: Rp
150 = Rp 7 (700%)
Presiden BJ Habibie (turun -16,66 %)
1998: Rp
1.200 turun ke Rp 1.000
Presiden
Abdurrahman Wahid (naik 45%)
1999: Rp
1.000 turun jadi Rp 600
2000: Rp 600
naik ke Rp 1.150
2001: Rp
1.150 naik ke Rp 1.450
Presiden Megawati Soekarnoputri (naik
24,82%)
2002: Rp
1.450 naik jadi Rp 1.550
2003: Rp
1.500 naik jadi Rp 1.810
Presiden SBY (naik 259,11%)
2005: Rp
1.810 naik jadi Rp 2.400
2005: Rp
2.400 naik jadi Rp 4.500
2008: Rp
4.500 naik jadi Rp 6.000
2008: Rp
6.000 turun ke Rp 5.500
2008: Rp
5.500 turun ke Rp 5.000
2009: Rp
5.000 turun ke Rp 4.500
2014 : Rp
6.500 (BBM Langka)
Presiden
Jokowi (Naik 0,76%)
2014 : Rp
6.500
2017
(januari ) : Rp 6.550
Era Jokowi :
harga BBM di Papua dari Rp 40.000-70.000/liter menjadi harga sama seperti di P
Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar