Selasa, 31 Maret 2015

Melihat Sisi Lain Nelayan Budidaya Ikan Laut

Pengalaman baru bagi saya, melihat langsung budidaya ikan laut di Kota Ambon


Ambon  kota yang dikelilingi laut, memiliki panjang garis pantai 98 km dengan sektor perikanan menjadi salah satu sektor unggulannya.
Aktivitas perikanan didominasi perikanan tangkap disamping  budidaya  ikan laut dan tawar dan budidaya rumput laut yang mulai berkembang dengan sumberdaya ikan sebagai potensi perikanan unggulan.
Hampir semua nelayan adalah nelayan ikan tangkap dengan mengandalkan berbagai alat sederhana yang digunakan. Wilayah tangkap ikan tersebar di semua lautan di Kota Ambon. Sumberdaya ikan meliputi ikan pelagis, ikan demersal dan ikan karang. Kelimpahan stok ikan pelagis besar (tuna dan cangkalang) berada pada wilayah perairan Selatan Kota Ambon. Kelimpahan stok untuk ikan pelagis kecil tersebar di Teluk Ambon Dalam, Teluk Ambon Luar, Teluk Baguala dan perairan Selatan Kota Ambon.

Sementara  untuk  budidaya juga dikembangkan oleh nelayan. Jenis  budidaya  yaitu budidaya ikan laut, ikan tawar dan rumput laut. Sebenarnya nelayan budidaya tidak hanya mengantungkan hidup dari budidaya ikan tetapi juga tetap mencari ikan tangkap seperti nelayan lainnya. Mereka harus mencari ikan tangkap karena tidak bisa mengandalkan ikan budidaya dengan masa panen yang lama lebih dari satu tahun dan membutuhkan ikan tangkap sebagai makanan ikan laut yang dikembangkan.  Ikan laut  tersebut meliputi ikan kerapu, bubara, ikan macan dan samandar. Metodenya mengunakan  keramba jaring apung dan ling line. Nelayan yang melakukan budidaya ikan laut banyak tersebar di Negeri Waigeru, Hative Kecil, Latire, Negeri Lama, Poka yang sebagian besar untuk jenis ikan kerapu.
 
Untuk menuju lokasi budidaya ikan, kami mengunakan ketiting
Nelayan mendapatkan bibit ikan dari Balai Budidaya Laut ataupun membeli dari nelayan sendiri dengan harga beli untuk ikan kerapu berukuran 1 cm Rp 1800 sementara ikan kerapu yang siap dimasukkan ke dalam keramba berharga sekitar Rp 7.000. Bibit ikan bubara Rp 10.000-15.000.
 
Kami diatas lokasi jaring budidaya ikan laut
Cara budidaya ikan dengan menebarkan jaring besar di laut.  Biasanya seorang nelayan akan mempunyai lebih dari dua kotak jaring. Saya sempat berkunjung ke tengah laut untuk melihat jaring berisi budidaya ikan milik nelayan di Negeri Waiheru. Biasanya seorang nelayan mempunyai beberapa kotak jaring bahkan ada yang mempunyai 20 kotak jaring.  Satu kotak jaring bisa di masukkan 300-500 bibit ikan dan akan dipisahkan sesuai dengan besar kecilnya ikan  sekitar enam bulan berikutnya.
 
Salah satu ikan di kotak jaring
Pembudidayaan ikan memerlukan kesabaran  dan  keuletan tersendiri. Oleh karena itu tidak banyak nelayan yang masuk melakukan budidaya ikan laut. Dalam budidaya ikan laut nelayan harus merawat dengan benar seperti memberikan makanan dari ikan laut yang telah di cacah, memperhatikan tingkat kesehatan ikan.  Penyakit yang menyerang ikan biasanya virus sehingga ikan harus dipisahkan dari ikan lainnya agar tidak menular.

 
Pondok kayu sebagai tempat tinggal dan tempat mengawasi ikan-ikan nelayan
Masa panen ikan juga cukup lama, untuk ikan kerapu tikus minimal berusia diatas 3 tahun, sementara kerapu macan bisa dipanen setelah berusia 1 tahun. Harga jual ikan kerapu tikus Rp 250.000/ kg, kerapu macan Rp 90.000/kg dan ikan kue Rp 30.000/kg. Kendala utama perikanan budidaya ini pada tingkat keamanan ikan sehingga nelayan harus menjaga ikan selama 24 jam. Bahkan nelayan membuat pondok-pondok kecil di tengah laut untuk menjaga kerambanya.***

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Thanks infonya sangat bermanfaat sekali https://bit.ly/2A1GPz7