Bukan berita baru,
Bukan pula isu yang baru berhembus,
Juga bukan hanya sekedar pengalihan
isu.
Dari bertahun-tahun yang lalu,
Sambilan seperti itu sudah
bukan barang baru,
Terus ada, sulit di lihat seakan
bagai hembusan angin lalu.
Mereka hidup bergelimang kemewahan,
Takut kekurangan dan tidak punya
teman,
Tak berdaya dikuasai nafsu angkara.
Mencari jalan pintas yang mudah,
cepat dan asoi,
Hanya demi gengsi dan agar tak
terlempar dari komunitas selebiriti,
Mengadaikan harga diri dan
menghindari prestasi.
Tak perlu dedikasi dan prestasi,
Tak butuh kerja keras dan
apresiasi,
Hanya perlu wajah cantik dan bodi
seksi.
Hanya dengan bahasa isyarat
dan lirikan sendu,
Manja menawarkan bibir merah
bergincu,
Seakan berkata, "Ini tubuhku,
mana rupiahmu".
Menguar tubuh dari satu
bodi ke bodi lainnya,
Mendesah palsu dari satu tangan ke
tangan ,
Menikmati setiap rupiah yang
tercetak di rekening bank satu dan satunya.
Semua kebahagiaan gemilang harta
adalah palsu,
Senyum terkembang bagaikan tertusuk
sembilu,
Saat usia tak bisa dimanipulasi dan
tubuh tak lagi laku,
Hanya tersisa tangisan pilu
dan sang waktu yang mengerogoti sisa nafsumu. ***
(Solo, 15 Mei 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar