Kail dan jala mampu menghidupimu,
......
Sepenggal lirik lagu Koes Plus yang menyiratkan kekayaan alam Indonesia tercinta. Bukan hal yang aneh, apapaun yang ada di negri ini potensi untuk dikembangkan.
Melimpahnya
kekayaan laut di Indonesia menjadi potensi yang luar biasa seandainya tergarap
secara maximal. Laut dan seisinya menyediakan berjuta-juta keindahan sekaligus
potensi ekonomi yang seakan tidak ada habisnya.
Ikan,
terumbu karang, dan biota laut lainnya bisa menjadi penopang utama perekonomian
juga menjadi daya tarik wisata yang mampu menyedot wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Potensi
laut yang sungguh mengagumkan selayaknya dimanfaatkan secara bijak, maximal dan
tetap menjaga kelestariannya.
Budidaya rumput laut di Kota Ambon (dok. Suci) |
Di
beberapa daerah di Indonesia, selain memanfaatkan laut dari potensi ikan
tangkap, budidaya ikan laut juga sudah dikembangkan budidaya rumput laut.
Potensi
pasar rumput laut sangat besar, tidak hanya pasar dalam negri tetapi juga pasar
luar negri. Berbagai negara seperti
Tiongkok, Thailand, Timur Tengah dan lainnya menjadi konsumen besar yang
membutuhkan rumput laut dari Indonesia.
Nelayan
dari berbagai daerah, pintar memanfaatkan peluang pasar yang menjanjikan dengan
melakukan budidaya rumput laut. Selain melaut dengan mencari ikan tangkap, atau
sambil melakukan budidaya ikan laut juga mengembangkan budidaya rumput laut.
Di
Ambon , setidaknya ada beberapa desa(Negeri) yang telah lama melakukan
aktivitas budidaya rumput laut. Setidaknya ada Negeri Negeri Waiheru, Paso dan
Utomori.
Rumput
laut menjadi komoditi yang menjanjikan karena jumlah permintaan melimpah
sementara ketersediaan masih terbatas.
Sebagian nelayan mengembangkan budidaya rumput laut disamping budidaya
ikan. Budidaya rumput laut terbilang sederhana dan tidak membutuhkan perawatan
khusus.
Salah satu petani rumput laut (dok. Suci) |
Bibit
rumput laut disebar di air laut dengan
jarak sekitar 30 cm dan digantung dengan tali setelah diikat. Tak perlu
melakukan perawat khusus, rumput laut akan hidup dan berkembang sendiri. Masa
budidaya rumput laut sampai bisa dipanen sekitar 45 hari.
Harga jual juga cukup tinggi. Dengan harga
bibit kisaran Rp 5.000, dijual saat
panen dengan harga Rp 10.000-15.000/kg. Nelayan
akan lebih beruntung jika ada yang membeli bibit rumput laut. Perkilo dihargai
Rp 10.000 dengan kondisi berat basah.
Biasanya setelah berumur 21 hari akan dipanen jika ada yang membutuhkan
untuk bibit.
Potensi
pembibitan saat ini dikembangkan karena nelayan luar pulau Ambon lebih sering
mencari bibit rumput laut di Kota Ambon karena letaknya yang strategis karena berada ditengah-tengah
kabupaten lain di Provinsi Maluku dan sarana prasarana lebih mudah serta
jaraknya tidak akan beresiko membuat bibit rumput laut mati karena kekeringan
di jalan.**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar