Senin, 01 Juni 2015

Potensi Rumput Laut di Indonesia

Bukan lautan hanya kolam susu,
Kail dan jala mampu menghidupimu,
......

Sepenggal lirik lagu Koes Plus yang menyiratkan kekayaan alam Indonesia tercinta. Bukan hal yang aneh, apapaun yang ada di negri ini potensi untuk dikembangkan.



Melimpahnya kekayaan laut di Indonesia menjadi potensi yang luar biasa seandainya tergarap secara maximal. Laut dan seisinya menyediakan berjuta-juta keindahan sekaligus potensi ekonomi yang seakan tidak ada habisnya.

Ikan, terumbu karang, dan biota laut lainnya bisa menjadi penopang utama perekonomian juga menjadi daya tarik wisata yang mampu menyedot wisatawan domestik maupun mancanegara.
Potensi laut yang sungguh mengagumkan selayaknya dimanfaatkan secara bijak, maximal dan tetap menjaga kelestariannya.

Budidaya rumput laut di Kota Ambon (dok. Suci)

Di beberapa daerah di Indonesia, selain memanfaatkan laut dari potensi ikan tangkap, budidaya ikan laut juga sudah dikembangkan budidaya rumput laut.
Potensi pasar rumput laut sangat besar, tidak hanya pasar dalam negri tetapi juga pasar luar negri. Berbagai negara seperti  Tiongkok, Thailand, Timur Tengah dan lainnya menjadi konsumen besar yang membutuhkan rumput laut dari Indonesia.

Nelayan dari berbagai daerah, pintar memanfaatkan peluang pasar yang menjanjikan dengan melakukan budidaya rumput laut. Selain melaut dengan mencari ikan tangkap, atau sambil melakukan budidaya ikan laut juga mengembangkan budidaya rumput laut.

Di Ambon , setidaknya ada beberapa desa(Negeri) yang telah lama melakukan aktivitas budidaya rumput laut. Setidaknya ada Negeri Negeri Waiheru, Paso dan Utomori. 
Rumput laut menjadi komoditi yang menjanjikan karena jumlah permintaan melimpah sementara ketersediaan masih terbatas.  Sebagian nelayan mengembangkan budidaya rumput laut disamping budidaya ikan. Budidaya rumput laut terbilang sederhana dan tidak membutuhkan perawatan khusus. 
Salah satu petani rumput laut (dok. Suci)


Bibit rumput laut disebar di air laut dengan  jarak sekitar 30 cm dan digantung dengan tali setelah diikat. Tak perlu melakukan perawat khusus, rumput laut akan hidup dan berkembang sendiri. Masa budidaya rumput laut sampai bisa dipanen sekitar 45 hari.

 Harga jual juga cukup tinggi. Dengan harga bibit  kisaran Rp 5.000, dijual saat panen  dengan harga Rp 10.000-15.000/kg. Nelayan akan lebih beruntung jika ada yang membeli bibit rumput laut. Perkilo dihargai Rp 10.000 dengan kondisi berat basah.  Biasanya setelah berumur 21 hari akan dipanen jika ada yang membutuhkan untuk bibit.

Potensi pembibitan saat ini dikembangkan karena nelayan luar pulau Ambon lebih sering mencari bibit rumput laut di Kota Ambon karena letaknya yang  strategis karena berada ditengah-tengah kabupaten lain di Provinsi Maluku dan sarana prasarana lebih mudah serta jaraknya tidak akan beresiko membuat bibit rumput laut mati karena kekeringan di jalan.**

Tidak ada komentar: