Jumat, 26 Juni 2015

Menguak 'Rahasia' Taman Balekambang Solo

Hari Kamis (7 Mei 2015) acara Masih Dunia Lain (MDL) Trans & memilih lokasi uji nyali secara live di Taman Balekambang Solo menuai protes sejumlah warga  dan seniman.

Salah satu sudut Taman Balekambang Solo (dok. Suci)
 Bagi mereka stigma gedung pertunjukan bisa jatuh karena isu arwah penasaran tersebut. Padahal secara rutin gedung tersebut digunakan sebagai tempat pementasan wayang orang/ketoprak. Selain itu pemerintah Kota Solo sedang giat-giatnya melakukan promosi mengajak warga menyaksikan pertunjukan wayang orang/ ketoprak di tempat yang sama.

MDL yang mengambil tema Arwah Sinden Penasaran berlangsung di Gedung Pertunjukan Taman Balekambang, Solo. Dari kabar yang dihembuskan, pernah ada pesinden meninggal dan sampai sekarang arwahnya penasaran.Acara yang penuh dengan nuansa mistis ini, bukan yang pertamakali mengambil lokasi shooting di Kota Solo. Bulan Juni 2014 yang lalu, MDL menggunakan lokasi alun-alun Kidul Solo dekat penyimpanan kereta keraton Solo.

Entah acara MDL itu benar-benar mistis atau tidak, peserta yang ikut uji nyali di lokasi benar-benar bisa merasakan kehadiran makhuk lain di sekitar lokasi shooting atau tidak, yang jelas penonton televisi seperti melihat kehadiran ‘penghuni lain’ seperti yang terlihat saat gamelan gong bergerak sendiri . Peserta juga ‘sepertinya’ kesurupan. Selain itu juga ada beberapa panah (penanda) dari layar televisi yang memberikan penjelasan ada sesuatu yang aneh terjadi.

Tetapi anehnya, beragam tanggapan dari beberapa warga yang merasakan ada keanehan dan kejanggalan. Mereka yang relative orang-orang yang sering berinterkasi dan tahu persis kondisi di Taman Balekambang heran kalau ada hal-hal yang dianggap ‘mistis’ di lokasi shooting tersebut.

Beragam tanggapan seperti, yang tertulis dalam status penguna FB : "Masih Dunia Lain" di Taman Balekambang itu memang gerrrr..... kok bisa-bisanya ada pernyataan "pernah ada sinden bunuh diri di sini", mbok tanya dulu sama komunitas ketoprak Balekambang yang dulu bertahun-tahun tinggal di Taman Balekambang: ada tidak sinden bunuh diri di sana? Lagian itu gedung ketopraknya kan baru, dibangun pada masa Wali Kota Joko Widodo.
Kemudian diberikan komentar oleh yang lainnya:

14313415161423302144
Beberapa percakapan di FB teman
Mereka menyatakan keheranan akan informasi perihal keangkeran gedung pertunjukan tersebut. Karena sepanjang sepengetahuan mereka tidak ada hal-hal yang aneh. Bahkan kelompok pegiat seni yang sering melakukan pentas di gedung tersebut selama bertahun-tahun tidak merasakan hal yang aneh atau hal-hal gaib.

Kalau dilihat dari sejarahnya, Taman Balekambang sebelum dibangun menjadi taman teduh yang menjadi tempat rekreasi warga dengan sejumlah fasilitas seperti gedung pertunjukan wayang orang, dulu adalah taman yang tidak terurus. Ada sebagian lahan yang digunakan sebagai pemancingan, dan bagian lain digunakan sebagai diskotik. Gedung pertunjukan terlihat tua dan kusam dengan bangunan lama. Kemudian sejumlah bangunan seperti kamar-kamar kecil melengkapi areal Taman Balekambang tersebut.

Saya sendiri secara pribadi di tahun 2002-2005 seringkali mengunjungi Taman Balekambang. Saat itu kesan saya terhadap tempat tersebut kumuh, tidak terawat dan kotor.Secara berkala saya ikut dalam pertemuan kelompok Pekerja Seks Komersial(PSK) yang saat itu saya dampingi. Para PSK tersebut sebagian beraktivitas di dalam areal Taman Balekambang dan yang lainnya beroperasi di luar areal taman. Selama kisaran waktu tersebut saya belum pernah mendengar cerita mistis dan hal-hal gaib, seperti arwah sinden penasaran, dll. Padahal saya yakin 100% kalau memang ada hal-hal seperti itu pasti akan dengan cepat tersebar dari mulut ke mulut dengan bumbu sedapnya yang lebih dasyat dan mengerikan. Tetapi nyatanya saya tidak mendengarkan hal itu.

Jika dilihat dari protes para seniman penguna gedung pertunjukan yang rutin pentas bertahun-tahun di tempat tersebut, saya semakin yakin kalau acara yang ditampilkan hanya sekedar mencari sensasi dan mungkin menaikkan rating-nya saja. Entah karena protes para seniman atau bukan, rencananya shooting di tempat yg sama untuk 2 hari (Kamis dan Jum’at) akhirnya hanya berlangsung satu hari saja. Karena di hari Jum’at shooting dilakukan di bangker yang terletak di Gembongan, Kartosuro, Sukoharjo.


Taman ini selalu ramai terutama di Hari Minggu, warga kota Solo dan sekitarnya tumplek blek di sana. Berbagai event digelar, dan sebagian besar acara rutin. Bahkan hampir setiap bulan, malam hari selepas isya, ada pertunjukan live sendratari di lokasi open stage yang dipadati ratusan pengunjung. Tema pertunjukan beragam antara lain sendratari ramayana, anoman obang, dll. Saya dan keluarga salah satu penonton favorit acara tersebut.
Dan sekian lama saya dan keluarga di lokasi tersebut, tidak ada hal yang aneh-aneh. Saya kira tempat tersebut tidak wingit/ angker seperti yang telah diberitakan.**

Tidak ada komentar: