Dibilang susah kalau dirasakan berat dan merasa tugasnya itu sebuah beban. Tidak dilandasi rasa ikhlas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pada dasarnya semua pekerjaan gampang atau susah itu
tergantung pada diri sendiri. Sesusah
apapun kalau niatnya sudah mantap, tulus dan ikhlas, insyaallah akan jadi
gampang. Kebalikannya meski gampang kalau nggak tulus, banyak gerundel ya pasti
akan terasa susah dan berat.
Kalaupun merasa susah dan berat dalam bekerja
(menghadapi orang banyak) jangan sesekali mengeluh di media sosial. Maksud hati
ingin mencari simpati dengan mengurangi uneg-uneg tetapi bisa jadi nggak dapat
simpati, tetapi malah mendapat hujatan banyak orang, dan lebih celaka kalau
malah diperkarakan.
Dari statusnya, kemungkinan besar Dewi Ade Dewi
adalah petugas medis, entah di mana tempatnya. Rupanya ia sedang menghadapi pasien penguna
BPJS Kesehatan yang mungkin kurang paham atas prosedur pasien BPJS atau protes terhadap layanan BPJS.
“……..Bayar gak seberapa tapi mau pelayanan eksekutif
dan ngomel2,,,, naik kereta saja kalau mau yg eksekutif” , demikian penggalan
status yang ditulisnya.
Rupanya si pemilik akun lupa atau tidak nyadar kalau
para pasien BPJS juga membayar iuran bulanan untuk mendapatkan layanan
kesehatan. Premi yang dibayarkan memang bisa dibilang tidak terlalu tinggi,
untuk kelas 3 sebulan Rp 25.500/orang , kelas 2 Rp 42.500/orang/bulan, dan
kelas 1 Rp 59.500/orang/bulan. Tetapi premi
tersebut bisa dibilang tinggi untuk warga yang tidak mampu. Bahkan
Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) telah
mengajukan kenaikan iuran dari peserta mandiri, yakni sebesar Rp10.000,
sehingga kalau jadi naik nantinya iuran
wajib untuk layanan rawat inap kelas 3
menjadi Rp35.500 per orang/bulan , kelas 2 naik menjadi Rp52.500/orang/bulan, dan kelas
1nya menjadi Rp 69.500/orang/bulan.
Pemilik akun
tersebut juga lupa kalau menjadi peserta BPJS Kesehatan menjadi
kewajiban semua warga hingga akhir tahun ini, artinya tidak ada pilihan lain
bagi warga negara Indonesia, mau tidak mau harus mendaftar menjadi peserta.
Meskipun mungkin ada yang trepaksa, karena dengan berbagai peryimbangan seperti
sudah mempunyai asuransi kesehatan di tempat lain, tahu repotnya mendapatkan
pelayanan anggota BPJS , dan alasan lainnya.
Maka, entah karena sedang kesal,capek, mungkin lelah
karena sedang berpuasa dan masih melayani banyak pasien, atau alasan lainnya,
tak elok jika menumpahkan kekesalan dengan menulis status seperti itu. Lebih baik kalau memang jengkel dengan
pasien, ya dipendam sebentar kemudian nanti ditumpahkan uneg-unegnya kepada
keluarga sendiri atau kalau mau aman tumpahkan ke tulisan diary yang memungkinkan tidak terbaca orang
lain. Apalagi kalau memang benar ybs
adalah petugas medis yang tentunya di bayar jasanya untuk salah satunya
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Status tersebut mendapat tanggapan banyak nitizen, rata-rata mengecam dan menyayangkan status ybs yang dinilai kurang pas.
Mulutmu harimaumu, seyogyanya si pemilik akun dan
siapapun selalu ingat peribahasa itu. Karena apa yang diucapkan bisa jadi
menjadi bumerang yang akan merugikan
diri sendiri. Maka lebih baik diak daripada mengatakan/menulis sesuatu yang
tidak bermanfaat.
Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua, amin
YA.
1 komentar:
Benar-benar pelajaran penting bagi kita supaya lebih sungguh-sungguh menjaga lisan dan tulisan, ya, Bund.
Salam ukhuwah
Posting Komentar