Jumat, 26 Juni 2015

Reuni? Datang atau Tidak Ya?

Puasa baru lewat seminggu, belum genap sepuluh hari pertama alias baru menjalani delapan hari. Lebaran masih lama, seitar duapuluh hari lagi, tetapi rencana reuni sudah lama dibicarakan bahkan undangan reuni sudah  mulai beredar. Informasi dengan cepat bisa ditanggapi melalui medsos.

Seperti biasanya, reuni lebih mudah di lakukan saat sesudah  Hari  Raya Idul Fitri, saat hampir semua orang berkumpul kembali, pulang  untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar di tempat kelahiran masing-masing.

Manfaatkan reuni sebagai ajang silaturahmi (dok. Suci)

Ajang reuni menjadi ajang berkumpulnya kembali, bersatunya kembali teman-teman yang  puluhan tahun tercerai berai, menapaki kehidupan di tempat tinggalnya sekarang.

Beragam cerita biasa terdengar di sini, terutama cerita-cerita masa-masa lalu yang dulu pernah dilalui bersama tatkala masih di bangku sekolah dengan seragam putih biru atau putih abu-abu.

Reuni  juga dimaksudkan sebagai ajang untuk saling menjalin silaturahmi setelah lama putus komunikasi dan diharapkan kelak setelah reuni tali silaturahmi bisa terjalin kembali.

Tujuan reuni memang bagus, bermanfaat, tetapi tidak semua orang suka dengan acara reuni bahkan berusaha menghindar. Kenapa? Berdasarkan pengalaman dari beberapa teman, ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya.

Pertama, belum ketemu saja lewat dumay (dunia maya) sudah ada kesan saling 'memamerkan' diri sendiri. Status sosial, jabatan, kekayaan, pekerjaan yang mapan, dll. Mungkin tidak ada maksud dari ybs untuk 'pamer' tetapi tanpa disadari apa yang dilakukan bisa membuat ' minder' teman lain yang kondisi ekonomi, status sosial kurang beruntung.

Kedua, sebagian ada yang mulai 'nyentil-nyentil' kenangan lama saat dibangku sekolah. Siapa yang tidak punya kenangan masa-masa indah di SMA? Rasanya jarang yang melewatkan kesempatan itu. Nah, ada yang mulai nyentil entah bermaksud untuk bercanda atau serius yang jelas kondisi ini bisa tidak mengenakkan pihak tertentu. Apalagi yang pernah punya sejarah cinta monyet yang bersegi-segi( lebih dari satu pasangan). Celakanya, hal ini tidak diperhatikan, bagaimana kalau sampai pasangan yang sekarang cemburu karena menganggap itu serius? Habis reuni malah bisa berantem.

Ketiga,  ada aroma untuk saling 'membalas dendam' antar pihak-pihak tertentu. Gejala tersebut bisa diamati lewat komentar 'silaturahmi' lewat medsos yang mulai terjalin dengan baik menjelang reuni dilakukan. Entah hanya sekedar 'guyunan' atau sungguhan, tetap ada yang merasa kurang nyaman.

Bermanfaat atau tidak, silahkan menilai sendiri, hanya anda yang tahu apakah ajang reuni bermanfaat atau  justru membawa masalah kelak dikemudian hari.

Menurut saya, tidak perlu memikirkan terlalu serius. Kalau mau hadir dan kebetulan waktunya tepat, silahkan rundingkan dulu dengan pasangan masing-masing. Apalagi kalau reuni tidak mengijinkan membawa pasangannya, maka beritahu dulu kemungkinan yang terjadi, misalnya bertemu dengan mantan. Kalau pasangan keberatan ya jangan paksakan untuk hadir.

Kalau memutuskan untuk hadir,  ambil sisi positif dari reuni misalnya:
Pertama, jadikan reuni sebagai ajang silaturahmi. Benar-benar untuk silaturahmi bukan untuk maksud lain. Misalnya pamer kekayaan, jabatan, dll. Jadi jangan berlebihan saat bercerita, jangan berlebihan mengunakan pakaian, perhiasan,dll

Kedua, reuni anggap saja sebagai nostalgia dengan teman-teman. Ya sekedar mengingat-ingat masa lalu baik yang menyenangkan atau tidak.  Tidak usah terlalu berlebihan nostalgianya, sampai harus berbunga-bunga saat ketemu mantannya. Ingat itu hanya masa lalu, sekedar cinta monyet saja. Anda hidup di masa sekarang bersama keluarga anda,bukan hidup di masa lalu dengan teman-teman bau kencur itu.

Ketiga, Manfaatkan untuk membuat jaringan. Jangan lupa tanya-tanya pekerjaannya apa, dimana, ada peluang pengembangannya atau nggak, dll. Siapa tahu kelak bisa menjalin kerjasama. Jadi ngiras-ngirus (jawa), sekali mendayung tiga pulau terlampaui.

Keempat, sebagai pemacu semangat kita. Siapa tahu kita bisa bertukar pikiran, dan bisa belajar banyak dari teman-teman yang sukses sehingga kita terpacu lebih sukses. Atau belajar dari teman-teman yang  kurang beruntung, sehingga kita bisa lebih mensyukuri hidup ini, bersyukur atas karunia Yang Maha Kuasa.

Jadi, monggo, mau datang ke reuni atau tidak sekali lagi putuskan dengan pasangan anda.
Siap-siap reuni SMP nich.***

_Solo, 26 JUni 2015_

Tidak ada komentar: