KEROKAN... Ya Kerokan...
Sudah pada tahu kan?
Pasti sebagian besar sudah tahu, bahkan sudah pernah kerokan. Rasanya
sebagian besar orang (terutama orang Jawa) sudah pernah kerokan.
Sederhana saja, badan (biasanya punggung) di kerok sampai berwarna merah
membara.
(foto diambil dari :www.google.co.id/search?q=gambar+kerokan&biw=1336&bih=591&tbm=isch&img)
Orang-orang mengenal kerokan sejak kecil,
karena sejak kecil ibu-ibu membiasakan kerokan. Saat anak masuk angin,
buang-buang angin, pegal-pegal, capek, meriang, pusing, batu-batuk, dan
tanda-tanda terserang masuk angin, cara praktis untuk mengusir masuk
angin ya dengan kerokan.
Kebiasaan kerokan sudah ada sejak
dahulu, menjadi kebisaan turun temurun yang dilakukan sampai saat ini.
Bagi orang Jawa, saat masuk angin ya kerokan menjadi solusinya. Tidak
perlu susah payah ke didokter, minum obat , tapi cukup dengan kerokan
saja. Percaya nggak percaya, biasanya solusi kerokan menjadi manjur
karena badan meriang, masuk angin jadi sehat kembali. Bisa jadi itu
hanya sugesti, tetapi toh tetap saja merasa sembuh berkat kerokan.
Alat
yang dibutuhkan untuk kerokan hanya sederhana saja, cukup dengan sebuah
koin , dulu saat saya kecil dengan uang seratus rupiah yang ukuran
besar. Kedua sisinya lebih halus sehingga tidak terasa sakit jika
dipergunakan untuk kerokan. Itu uang favorit untuk kerokan. Ibu saya
bahkan masih menyimpan uang seratus rupiah tersebut, ya khusus untuk
kerokan. Beberapa tahun kemudian uang seratus rupiah sisi halus itu
sudah sulit ditemukan, maka ada uang alternative untuk kerokan yaitu
uang limaratus rupiah dan seribu rupiah itu . Untuk uang seribu rupiah
ada dua jenisnya, yaitu ukuran besar yang tebal dan tipis.
Punggung
yang mau dikerok di olesi minyak kayu putih atau remason kemudian koin
dipergunakan untuk mengerik/mengerok. Saat badan sedang tidak sehat,
biasanya dijamin baru sekali dua kali di kerik sudah merah membara. Nah,
saat warna merah membara itulah yakini masuk angin akan hilang/pergi.
Jadi kalau belum sampai berwarna merah membara, ya jangan berharap ibu
akan berhenti untuk mengerik.
Khusus untuk anak-anak bayi, anak
kecil, biasanya ibu memilih menggunakan bawang merah yang dipotong untuk
alat bantu mengerik. Dan itu cukup membuat anak-anak tidak rewel.
Arah
kerokan biasanya dari atas ke bawah, memenuhi punggung kanan dan kiri ,
jadi bergaris-garis. Nah biasanya kerokan akan diakhiri dengan mengerik
dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah punggung. Atau kami biasa
menyebutkan di ulo-ulo.
Beberapa waktu yang lalu sempat
beredar kabar kalau kebiasaan kerokan kurang bagus karena bisa membuka
pori-pori kulit sehingga tubuh rentan kemasukan penyakit. Jadi soal
kerokan bisa menyembuhkan masuk angin belum tentu kebenarannya. Karena
kabar itulah, kebiasaan kerokan menjadi berkurang.
Penelitian: Kerokan Aman Bagi Kulit
Syukurlah,
saya senang saat beberapa hari yang lalu membaca share dari FB teman
perihal kerokan. Seorang Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret (UNS) Solo Prof Didik Gunawan Tamtomo meneliti manfaat
kerokan. Penelitian itu dilakukan tahun 2003-2005. Prof Didik melakukan
survey kuantitatif dan kualitatif dengan 390 responden berusia 40 tahun
ke atas, hampir 90% mengaku kerokan saat masuk angin. Pasiennya mengaku
kalau kerokan itu bermanfaat untuk menyembuhkan masuk angin. Dari
penelitianya, dapat diketahui jika kerokan itu tidak merusak kulit. Prof
Didik menjdikan dirinya sebagai obyek penelitian . Dari pemeriksaan di
laboratorium patologi anatomi UNS ternyata tidak ada kulit yang rusak,
atau pembuluh darah pecah tetapi pembuluh darah hanya melebar.
Melebarnya pembuluh darah mmebuiat aliran darah lancar dan pasokan
oksigen dalam darah bertambah. Kulit ari juga terlepas seperti halnya
luluran. Dan masih ada manfaat lain dari kerokan tersebut.
Hasil
penelitian Prof Didik tersebut cukup melegakan terutama bagi fans berat
kerokan. Menurut saya, ternyata aman-aman saja , tidak masalah dengan
kebiasaan kerokan itu.
Bagi kebayakan orang yang sudah terbiasa
menyingkirkan masuk angin dengan kerokan memang tidak mudah mengubah
kebiasaan tersebut. Masuk angin ? Cukup dengan kerokan dan minum jahe
hangat yang di gepuk ditambahkan gula merah. Itulah pengobatan
tradisional turun temurun yang selama ini mampu mengusir masuk angin dan
sakit ringan lainnya semacam nyeri otot, meriang, capek-capek, mabuk
perjalanan, dll.
Oya, yang membuat sakit cepat sembuh dan masuk angin pergi (minggat,
maaf) karena saat kerokan biasanya ibu juga sambil bercerita banyak
hal, menghibur, memijit sekaligus mendengarkan curhatan kita. Nah, saat
kerokan itulah hubungan dengan ibu semakin dekat. Itu juga barangkali
yang membuat penyakit menyingkir. Maka, jangan takut kerokan ya.
Semoga bermanfaat.
_Solo, 26 Agustus 2015_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar