Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi menyajikan kekayaan alam yang
tersembunyi. Selain memiliki sumber daya alam berbagai jenis seperti
batu bara, hutan, perkebunan, pasir, bebatuan, bumi, gas, dan kerikil,
yang tak kalah menariknya adalah sebuah danau perawan yang elok
dipandang mata.
Seminggu yang lalu, saya berkesempatan pergi ke
Jambi, tepatnya di Kabupaten Batanghari. Saat bekerja, saya
berkesempatan menjelajahi Desa Aur Gading dan melihat langsung Danau
Ugo, potensi desa yang belum tergarap. Meskipun terselimuti kabut asap,
keelokan danau ini tetap terlihat. Danau Ugo terletak di Desa Aur Gading
Kecamatan Bhatin XXIV atau orang-orang sering bilang Bhatin Dua Lusin,
menyimpan potensi wisata yang sangat menjanjikan. Danau seluas 24
hektare ini membentang luas di sepanjang desa.
Untuk menuju
Danau Ugo, kita melewati jembatan gantung yang terbuat dari besi.
Jembatan tersebut menjadi jalan alternatif menuju Desa Aur Gading,
selain jalan lain yang memutar. Beberapa tahun yang lalu, jembatan belum
ada. Warga Desa Aur Gading dan sekitarnya harus menyeberang sungai
seluas tak kurang dari 200 meter dengan menumpang perahu kecil. Empat
tahun terakhir, jembatan dibangun untuk memperlancar transportasi warga.
Sayang hanya selebar tak lebih dari 1,5 meter, hanya cukup untuk
dilewati sepeda motor satu arah.
Kembali
ke Danau Ugo, kita harus menyeberang jembatan gantung kemudian melewati
perkebunan karet yang membentang di kanan-kiri jalan raya berdebu yang
masih terbuat dari tanah. Sekitar dua ratus meter kemudian, masuk ke
jalan setapak yang membelah perkebunan karet yang luas dan sepi. Jalan
setapak ini berkelok-kelok, cocok jika digunakan untuk trek motor cross.
Sejauh mata memandang hanya pohon-pohon karet yang dipenuhi batok
kelapa tempat untuk menyadap karet ditambah rimbun dedauan.
Danau
Ugo memang mempesona. Alamnya masih asri dengan air yang cukup jernih.
Selama ini, danau alami tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.
Daya tarik danau dengan pemandangan asri tersebut terletak pada
bentangan luas danau, ditambah perkebunan karet di salah satu sisinya.
Menurut penduduk setempat, Danau Ugo dihuni banyak ikan lambak, semacam
ikan bandeng. Setiap harinya warga sekitar mencari ikan lambak untuk
dijual dan dijadikan lauk-pauk.
Konon,
Danau Ugo sebagai tempat bermain dan pemandian bagi para bidadari.
Danaunya yang luas, tenang dan sepi menjadi tampat favorit para bidadari
yang turun dari khayangan. Mereka bersuka ria dan senang bermain air di
Danau Ugo. Menurut kabar yang diyakini warga sampai saat ini, danau
tersebut tidak boleh dirusak. Karena pernah ada yang meracuni ikan,
tetapi di pagi harinya, ikan-ikan tidak mati tetapi di danau muncul
banyak sekali telunjuk manusia yang menyembul. Sejak saat itu, warga
sekitar mempercayai kalau air danau tidak boleh tercemar dan dikotori
orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, keasrian
Danau Ugo terjaga sampai sekarang. Warga sekitar juga mempercayai, saat
di danau harus cuci muka dengan airnya, karena jika tidak bisa
mengakibatkan sakit panas.
Pemerintah Desa Aur Gading bertindak
cepat, memanfaatkan aset desa menjadi lebih bermanfaat. Saat ini
pengajuan Danau Ugo menjadi tempat wisata sudah diproses Kementerian
Pariwisata. Master plan masih disusun, kelak Danau Ugo akan
dijadikan danau wisata Kabupaten Batanghari yang dilengkapi dengan rumah
makan, sarana pariwisata dan lintasan cros di sekitar danau.
Warga
berharap potensi desa ini mampu dikelola secara baik sehingga bisa
menambah pendapatan asli desa dan mendorong kemajuan perekonomian
masyarakat. Sejumlah rencana sudah disiapkan oleh warga kalau Danau Ugo
sudah menjadi tempat wisata. Mereka siap mengelola warung-warung makan,
menjual souvenir, menyediakan jasa ojek, dll. Pandangan mereka optimis
untuk kemajuan desa dan warga, bahagia menatap masa depan desa yang
membentang di depan mata.
_Solo, 4 OKtober 2015_
foto : dokumen pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar