Kalau selama ini kita biasa mendengar istilah ‘apalah artinya sebuah
nama’, tetapi sejak seorang warga asal Banyuwangi yang bernama Tuhan
banyak dibicarakan di media sosial, sebuah nama menjadi sangat berarti.
Nama
yang melekat pada seseorang dan menjadi identitas diri, diberikan oleha
orangtua mestinya dengan keinginan, harapan tertentu. Rasanya tidak ada
orangtua yang memberikan nama asal-asalan saja kepada anak-anaknya ,
apalagi hanya sambil lalu. Bahkan banyak orangtua yang sejak jauh-jahu
hari sebelum anaknya lahir, sudah mencari calon nama yang akan diberikan
ke anaknya. Dengan berbagai pertimbangan, mencari namkma yang tepat.
Karena bagi orangtua sebuah nama adalah doa, harapan yang kelak ingin
terwujud.
Ada lho nama-nama unik, tak biasa di Indonesia. Selain
Tuhan dari Banyuwangi, ada lagi nama Tuhan , seorang warga Probolinggo
yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat batu bata. Kemudian ada Saiton
dari Palembang yang berprofesi sebagai guru dengan gelar Msi.
Sebagian orang menganggap nama tersebut kurang lazim, tidak biasa dan
terdengar aneh , karena bukan seperti nama pada umumnya. Bahkan banyak
orang yang lalu meributkan, memperbincangkan dan ada yang menyarankan
ganti nama.
Kenapa ada yang meributkan nama-nama tersebut. Toh,
selama mereka warga yang baik, tidak merugikan orang lain, tidak
berbuat kriminal, tidak mencuri uang rakyat, biarkan saja mereka tetap
nyaman dengan nama yang disandang sejak lahir. Soal orang menganggap
aneh, biarkan itu yang merasakan mereka yang bersangkutan. Bukankah
bertahun-tahun mereka sudah terbiasa dengan nam itu dan merasa ya
seperti nama pada umumnya.
Oya, kalau mau tahu lagi, masih banyak nama-nama yang jarang dipakai oleh orang, seperti
• Gulat Medali Emas Manurung, tersangka suap Gubernur Riau nonaktif.
• Dua Malam Sehari, manajer turnaman sepakbola di Karanganyar
• Idealis Radikal , pernah bermain di Persela Lamongan
• Gutmorning, orang Jawa Tengah
• Satria Baja Hitam , orang Lampung Selatan
• Minal Aidin Wal Faizin, asal Tangerang, Banten
• Selamet Dunia Akhirat, asal Purbalingga
• Sechah Walafiat, asal Solo
• Royal Jelly, pengemudi taxi
• Rinso, warga Kaltim
• Anti Dandruf
• Dont Worry
Nama-nama tersebut hanya satu yang saya tahu dan kenal langsung, hanya tahu dari teman dan sebagian dari media massa.
Nah, kalau nama ini SURGA, saya kenal dan tahu langsung orangnya karena tetangga saya sendiri.
Surga,
anak laki-laki usianya sekitar 12 tahun, anaknya kecil tinggi kurus.
Rajin ke masjid dan sangat penyayang. Meskipun masih kecil, anak sulung
dari dua bersaudara ini cukup dewasa. Ia rajin membantu orangtuanya
terutama ibunya yang folio sejak kecil dan mengalami keterbatasan
aktivitas. Menurut Surga, namanya indah karena diberikan orangtuanya.
Meskipun tidak biasa dipakai, tetapi ia malah senang karena mungkin ia
satu-satunya orang yang bernama Surga (katanya sambil tertawa).
_Solo, 30 Agustus 2015_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar