Kenduri, dilakukan sebagai bentuk rasa syukur, sebuah
penghirmatan, do’a, atau bisa di sebut juga selamatan yangdilakukan dalam hal-hal tertentu,
biasanya untuk hajatan tertentu. Misalnya kenduri dilaksanakan saat ada hajatan
menikahkan anggota keluarga,mitoni, saat
syukuran kelahiran anak, mengirim doa
saat ada keluarga yang meninggal, saat panen raya, ruwahan, nyadran, dll.
Untuk kenduri saat hajatan menikahkan anggota keluarga atau
mantu dilaksanakan sebelum akad nikah, dengan mengundang tetangga terdekat.
Biasanya salah satu tetangga yang dituakan ( bisa juga Mbah Modin/perangkat
desa) yang diminta memimpin doa. Demikian juga dengan kenduri saat kelahiran
seorang bayi. Dilakukan saat bayi berumur seminggu atau sepekan, yaitu saat bayi sudah puput (putus tali
pusarnya), tetapi ada juga yang dilakukan bersamaan dengan aqiqoh atau sekitar
35-40 usia bayi tersebut.
Untuk kenduri sebagai pengirim doa saat keluarga ada yang
meninggal, dilaksanakan beberapa kali, yaitu saat 3 hari kematian, 7 hari, 40
hari atau pegetan petangpuluh dinonan,
100 hari atau pengetan satus dinonan, setahun atau pendhak pisan, dua
tahun atau pendhak loro dan 3 tahun atau
pengetan sewu dino/ 1000 hari atau
pendhak pungkasan.
Prosesi saat kenduri, diawali dengan sambutan atau ucapan
selamat datang dari tuan rumah yang biasaya diwakili oleh sesepuh kampung atau
keluarga tuan rumah yang dituakan, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dari
tetua kampung atau terkadang diwakili Mbah Modin (perangkat desa ) yang juga
mengantarkan doa yang diamini oleh para tetangga yang datang. Setelah doa dipanjatkan,biasanya proses
kenduri telah berakhir.
Makanan yang dihidangkan saata kenduri, makanan ringan
(berbagai panganan khas desa seperti lemperk, jadah, wajik, jenang, ungkusan
dan the panas). Kemudian ada besek (kotak
yang terbuat dari bambu yang dianyam) atau sekarang diganti tempat dari plastic,
besek tersebut diisi nasi (biasanya nasi
uduk/nasi gurih) dengan lauk pauk beragam, seperti mie, jangan Lombok (sayur kentang, krecek sapi, dicampur irisan cabe
yang dimasak dengan santan kental), tempe goreng, telur rebus, rempeyek
ditambah bermacam-macam makanan kecil. Untuk tambahan lauk ayam akan diambilkan
setelah di suir-suir/di potong setelah prosesi doa selesai. Biasanya setelah doa, Mbah akan memotong ayam jago yang telah dimasak, dan dibagi-bagi ke besek yang berisi makanan.
Sementara kegiatan kenduri saat Sadranan atau Nyadran
merupakan salah satu tradisi dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Sadranan
dilakukan setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat datangnya bulan Sya’ban.
Biasanya kenduri hanya sebagai pengantar kegiatan nyadaran saaj, karena
kegiatan utamanya adalah pembacaan ayat Al Qur’an , doa dan membersihkan
makan/kuburan.
Meskipun sekarang,
hidangan kenduri tidak melulu dengan
nasi uduk dan lauk pauk lengkap, demi kepraktisan diganti dengan makanan saja atau roti satu
kotak(tergantung warga) tetapi makna mendalam dari kendurian sebenarnya masih ada. Mereka
sama-sama berkumpul, bertemu tetangga
dan keluarga, berdoa bersama dan mensyukuri atas nikmat hidup yang diberikan
Yang Maha Kuasa yang mereka nikmati sampai detik ini. Itulah makna yang
sebenarnya yang masih terjaga samapai sekarang.
_Solo, 19 Januari 2016_
foto. blontypasargede
Tidak ada komentar:
Posting Komentar