Senin, 18 Januari 2016

Komentar Soal Ledakan Bom Sarinah, Jonru Sehat Jiwanya?

Pasca perostiwa ledakan bom dan penembakan di kawasan Sarinah, Kamis (14/1/2016) kemarin, kembali Si Jonru alias Si Jon Riah Ukuh Ginting membuat sensasi.

Beberapa saat  setelah ledakan,  ia membuat status di Facebook yang intinya  justru meragukan kinerja polisi yang cepat dan treginas dalam mengatasi peledakan dan penembakan.
Tidak ada kalimat yang mengucapkan duka mendalam, kesedihan apalagi mengutuk keras tindakan anarkis para pelaku. Ia justru seperti menyesal dan menyayangkan sikap polisi yang begitu cepat menghabisi para teroris.
Entah apa yang ada di pikirannya atau pertanyaan saya justru apakah Jonru itu sehat jiwanya?
Status Jonru diunggah hari Kamis, jam 1.23 dan seperti biasa dengan cepat di baca, dilike  puluhan ribu orang dan di share ribuan orang.   Parahnya karena ia berteman dengan  ribuan orang dan statusnya dibaca puluhan ribu orang, maka tak heran jika komentar langsung bermunculan yang sebagian besar orang-orang yang sepikiran dengannya yang mudah diracuni dengan status dan analisa ngawur nya.

Seperti inilah tulisan Jonru:

Kamis jam  1.23
Bomnya baru terjadi beberapa menit lalu, tiba-tiba polisi "sudah tahu" siapa pelakunya: ISIS.
Bisa ditebak, setelah ini ISIS akan diperangi dengan membabi-buta.
Saya bukan dalam posisi membela atau menentang ISIS (tentu ada di antara Anda yang masih ingat, beberapa waktu lalu saya bikin posting yang isinya justru membuat saya dibully oleh orang-orang ISIS).
Saya bukan dalam posisi mengatakan "ISIS Islam" atau "ISIS bukan Islam".
Terlepas siapapun ISIS, yang jelas selama ini mereka diidentikkan oleh banyak orang dengan Islam. Menuduh ISIS sebagai teroris, sedikit banyaknya akan membuat Islam kena getahnya.
Saya menyayangkan sikap aparat dan pemerintah kita ini, yang demikian 'SIGAP" dalam menindak para teroris yang "berbau" Islam.
Namun jika pelakunya nonmuslim, berita-beritanya pun segera berhenti, bahkan diundang makan di instana.
Begitulah...
NB: Terserah jika Anda menuduh opini saya ini rasis. Saya hanya berusaha meluapkan RASA PRIHATIN. Sebab sebagai umat Islam, saya merasa agama saya diperlakukan secara tidak adil.





Setidak sukanya ia dengan pemerintah sekarang, mestinya untuk soal-soal seperti ini, ia bisa mikir dan terketuk hatinya. Melihat orang-orang tak berdosa yang menjadi korban sesat pikir,kedangkalan dan sesat ideology sekelompok orang yang mengatasnamakan jihat  yang teriming-imingi surga, mestinya sebagai orang waras, muncul simpati dan empathy. Tetapi nyatanya?
Coba bayangkan kalau tindakan polisi tidak cepat, berapa korban jiwa yang akan berjatuhan, trauma para korban dan masyarakat yang menyaksikan. Juga korban harta benda?

Kembali ke pertanyaan  saya tadi, apakah kira-kira Jonru itu sehat Jiwanya? Silahkan jawab sendiri. Yang jelas, bagi Saya  ia tidak mempunyai rasa empathy sama sekali.

Rupanya Jonru belum benar-benar  kapok dan tobat setelah hampir dilaporkan  fotografer Presiden setelah  analisis ngawurnya mengenai foto Presiden di Rajaampat awal tahun kemarin, yang melecehkan integritas sang fotografer presiden. Ia tidak pernah belajar dari pengalaman yang sudah-sudah sehingga memperbaiki sikap , tindakan dan statusnya yang seringkali asal jeplak dan menyudutkan presiden . 




Tidak ada komentar: