Kita sudah seringkali mendengar ada complain dari orangtua murid atau guru yang menemukan buku berisi hal-hal yang tidak mendidik (misalnya terkait pornografi, kekerasan dll) . Kalau selama ini yang sempat ramai adalah buku pelajaran SD, SMP, SMA.
Kali ini, Saya
menemukan buku untuk anak pra sekolah dasar (taman kanak-kanak) yang
berisi hal yang kurang tepat bagi anak-anak
usia dini.
Buku Anak Islam Suka Membaca , tulisan dari Nurani
Musta’ain, S.Psi, terbitan dari Pustaka Amanah yang beralamat di Jl Cakra No.
30 Kauman Rt 01/V, Solo, ini mencantumkan hal yang kurang tepat bagi anak
seusia taman kanak-kanak.
Buku tersebut
terdiri dari 5 jilid, masing-masing mengajarkan metode membaca dari cara
mengeja sampai membaca. Masing-masing jilid ada tingkat kesulitan yang berbeda. Secara bertahap anak diajarkan
untuk mengenal huruf, mengeja dan membaca sampai lancar membacanya.
Buku tersebut diperuntukkan
sebagai metode belajar membaca praktis untuk : anak pra sekolah dasar
(taman kanak-kanak), siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan membaca,
penyandang buta huruf.
Saya menemukan hal-hal yang kurang tepat diajarkan. Awalnya saat membaca informasi di media kalau di
Depok telah ditemukan buku ajaran
teroris untuk anak pra sekolah. Kebetulan sepuluh tahun yang lalu, saat anak
Saya duduk di bangku TK, juga mengunakan buku yang sama untuk belajar membaca.
Buku tersebut tersedia di TK-nya. Pun saat anak terkecil saya, setahun lalu di
TK juga mengunakan buku yang sama. Ternyata setelah Saya membuka lembar demi
lembar, saya menemukan beberapa kejanggalan seperti yang ditemukan di Depok.
Tak berlebihan jika ada kekhawatira buku yang memang untuk
membantu anak usia dini belajar membaca , bisa menanamkan hal-hal
yang berbau kekerasan bahkan
ajaran teroris.
Kata-kata seperti “
bela agama” banyak ditemukan dalam
buku-buku tersebut. Kalimat lainnya yang terasa kurang tepat misalnya “ lelaki
berani bela agama” , “rela mati bela
agama”, “berjihad di jalan dakwah”, “gairah – Kiai “ , “ Selesai- Raih – Bantai – Kiai-“ , “Syahid
di medan jihad”.
Untuk anak pra
sekolah rasanya kalimat yang dipilih penulis buku tidaklah tepat. Kenapa anak
umur segitu diajarkan mengeja rela mati bela agama, berjihad, tentang dakwah,
tentang gairah, bahkan tentang bantai kiai?
Entah disegaja atau tidak, tetapi Saya melihat kalimat yang
dipilih bisa jadi disegaja, karena kenapa memilih kalimat yang tendensius?
Padahal masih banyak kalimat yang lebih
tepat dan pas untuk belajar membaca bagi anak-anak usia dini.
Buku tersebut memang luar biasa, dicetak sejak tahun 1999,
dan saat buku yang Saya beli 2 tahun
lalu, masuk cetakan ke seratus enam puluh tujuh (167) di bulan Nopember tahun 2013. Bisa dibayangkan
sejak tahun 1999 sampai saat ini mungkin puluhan ribu buku tersebut sudah
tercetak dan terjual bebas di seantero sekolah.
Dan setahu saya, buku tersebut memang banyak digunakan untuk melatih
membaca di sekolah Taman Kanak-kanak di Solo dan sekitarnya karena memang cukup
mudah untuk belajar membaca.
Dan bisa dibayangkan juga seandainya sudah ada puluhan ribu
anak yang membaca buku tersebut dan sempat memperhatikan ada kalimat-kalimat yang janggal tersebut
tertanam di hati sanubari mereka. Bukankan ini bisa menjadi bibit pendidikan
terorisme yang mengakar sejak dini?
Waduh Saya ngeri juga, ternyata selama ini Saya kurang
cermat, mau saja menerima buku pilhan guru-guru anak Saya . Bagi orangtua
lainnya semoga tidak sampai kecolongan dan salah memilih buku yang
diperuntukkan untuk putra/putrinya.
Jangan sampai buah
hati kita mendapatkan bekal pendidikan
yang salah. Jangan sampai mereka mengikuti jejak kaki salah karena sesat pikir akibat kesalahan
orangtua.
_Solo, 24 Januari 2016_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar