Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada ) DKI Jakarta tinggal tahun depan, 2017, tak heran tokoh yang berminat untuk menjadi DKI Jakarta 1 sudah jauh hari menyusun strategi mencari perhatian masyarakat DKI Jakarta.
Bagi Ahok, tak perlu berkoar-koar, warganya sudah tahu sepak
terjangnya, baik yang tahu dan ‘menilai’ positif maupun yang menilainya tidak
terlalu baik. Tetapi, pada dasarnya ia tidak perlu mengumbar kata-kata tetapi
terus saja bekerja seperti biasanya.
Lain bagi para calon penantang Ahok yang harus bekerja keras
agar warga Jakarta lebih mengenalnya , lebih tahu sehingga berharap akan
mempermudah meraih simpati. Seperti kata
pepatah, tidak kenal maka tidak akan sayang, jadi mereka terus berupaya agar
moncer .
Untuk mencuri perhatian publik, tidak selalu hal positif
yang dilakukan. Bagi penantang Ahok, akan lebih mudah mencari perhatian public
sekaligus menurunkan kredibilitas Ahok melalui kritikan tajam mengenai sepak
terjang Ahok dalam memimpin DKI Jakarta.
Salah satunya, bakal calon Gubernur yang kabarnya akan maju didukung oleh Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB). Ahmad Dhani, musisi , pentolan band MahaDewa, dan
pemilik Republik Cinta Manajemen ini, sudah mulai unjuk gigi. Setelah
mengambangi warga di Kalijodo , ia juga mengelar sosialisasi yang dikemas dengan acara Kasidah
Cinta, Minggu (6/2/2016). Seperti dilangsir Kompas.com, musisi asal Surabaya ini
beserta timnya mengambangi warga Muara
Kapuk. Selain sosialisasi ia ingin
mendengar curhatan warga Jakarta Utara, dengan jargon "Jakarta bertanya,
Ahmad Dhani menjawab," . Dan rencannya akan dilakukan di lima wilayah
lainnya di Jakarta supaya Dhani bisa mendengar dan menjawab keluhan warga.
Upaya perang di media massa, dilakukan Dhani dengan
mengumbar kata-kata pedas mengkritik Ahok.
Dhani menyakini bahwa Ahok akan memamerkan kesuksesan memimpin DKI
Jakarta dan opini masyarakat akan
digiring untuk menilainya. “Saya preketek sebagai warga asal Surabaya”. Preketek alias prek atau tidak peduli atau
bisa diartikan ia tidak menganggap apa yang akan dilakukan Ahok alias
menganggap remeh prestasi Ahok. Ia menilai apa yang akan dilakukan Ahok
tidak berpengaruh bagi calon pemilihnya
kelak.
Sementara itu, bakal calon yang beberapa hari ini nyaring
terdengar suaranya yaitu Hasnaeni Moein
atau lebih dikenal dengan julukan “Wanita Emas” , mulai unjuk gigi dengan
bersuara miring tentang Ahok. Penilaian buruk disematkan kepada Ahok karena
Gubernur DKI Jakarta dinilai merupakan sosok temperamental saat menjabat Gubernur. Selain itu, Ahok juga
dinilai emosional dan jarang blusukan.
Menurut wanita emas tersebut, Ahok lebih
sering datang ke acara resepsi
pernikahan warga. Sehingga itu
bukan konsep blusukan karena tidak secara langsung menyelesaikan masalah warga.
Kader Partai Demokrat ini melihat Ahok tidak
tegas tetapi sikapnya selama ini
lebih karena arogan. Dan ia melihat Ahok telah membuat warga Jakarta merasa
diteror karena kebijakan pengusuran yang sering ia lakukan .
Perang kata-kata lewat media yang di lontarkan Ahmad Dhani
dan Hasnaeni Moein tak lain adalah ingin mencuri perhatian publik. Hal biasa yang dilakukan menjelang pilkada,
saling menjatuhkan dan saling mencari titik lemah lawan politiknya.
Hal ini akan berlangsung sampai mendekati hari H pemilihan
Gubernur DKI Jakarta. Para penantang
Ahok akan terus mencari kelemahan dan sisi kurangnya Ahok, tetapi akan
melupakan untuk mengangkat kelebihan dan prestasi Ahok selama menjadi Gubernur
DKI Jakarta.
Meskipun begitu, warga Jakarta sudah sangat cerdas untuk
menilai dan tidak mudah terprovokasi
dengan perang kata-kata di media.
Perkiraan saya, apa yang dilakukan penantang Ahok tidak akan berpengaruh
signifikan .
Tetapi kelihatannya Ahok tidak terpancing dan tetap bekerja seperti biasa.
Akan lebih baik ke depannya Ahok masih seperti itu, meneruskan programnya sampai berakhir masa
jabatan tahun 2017 nanti. Biarkan warga Jakarta yang menilai dan memilih yang terbaik karena tahu
perubahan yang mereka rasakan di Jakarta.
_Solo, 7 Maret 2016_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar