Muaranya hanya
satu, mereka di jagokan untuk maju bertarung melawan Gubenur DKI Jakarta saat
ini, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.
Dengan langkah dan sikap Ahok yang tegas, keras, tak kenal
kompromi, memimpin Jakarta dengan
sejumlah kebijakan yang ‘berani’ telah
membuktikan keadaan ibukota Jakarta telah
banyak perubahan. Ahok dinilai mampu meneruskan tongkat estafet yang telah
dimulai Jokowi saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan melanjutkan
sejumlah perubahan kearah yang lebih baik. Meskipun langkah yang dilakukan Ahok
dinilai sejumlah kalangan terlalu keras , arogan
tetapi toh diakui atau tidak kebijakan Ahok memang berhasil.
Meskipun Ahok berhasil, sejumlah kalangan yang merasa kurang
nyaman dan terlihat berusaha untuk mempersulit langkah Ahok menuju kursi
Gubernur DKI Jakarta tahun depan.
Karena di rasa sulit mencari tandingan penantang Ahok yang
berasal dari putra terbaik dari DKI
Jakarta, penantang Ahok dimunculkan dari
berbagai daerah. Walikota Surabaya Tri
Rismaharini, Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di gadang-gadang
akan menjadi lawan seimbang bagi Ahok karena mereka masing-masing dinilai visioner, mempunyai kemampuan manajerial dan memimpin daerah yang baik dan
telah terbukti membawa kemajuan bagi daerahnya.
Publik setali tiga uang, yakin jika mereka bertiga mampu menjadi lawan seimbang bagi Ahok, dan
tidak terlalu menganggap kehadiran Yusril, Sandiaga Uno, apalagi Ahmad Dhani
yang kabarnya dihembuskan untuk menjajal kemampuan mereka menyaingi Ahok.
Kenapa putra daerah
di luar DKI Jakarta yang dijagokan?
Parpol dan sejumlah kalangan yang telah memunculkan nama Risma, Ridwan Kamil,
Ganjar Pranowo sekaligus mendorong dan
mereka bertiga ‘digadang-gadang’ maju
sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, sesungguhnya tahu persis bahwa kemampuan
Ahok memang besar dan sulit menandingi kinerjanya. Mengurus DKI Jakarta tidaklah
mudah sehingga butuh orang-orang yang mempunyai kemampuan setara dengan Ahok.
Alhasil mereka sangat percaya diri jika yang maju salah seorang diantara
Ridwan, Risma dan Ganjar, maka kans Ahok untuk terpilih menjadi kecil. Apalagi
jika ada yang mengubungkan dengan isu SARA.
Secara tidak langsung , parpol menyadari sepenuhnya bahwa
kinerja Ahok memang bagus dan layak untuk diteruskan untuk lima tahun
mendatang. Tetapi memang mereka ogah
mengaku terus terang dan terkesan malu-malu karena selama ini juga ikut menentang Ahok.
Tetapi pada akhirnya Risma, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo
mengatakan secara resmi bahwa ketiganya tidak akan maju mencalonkan diri
sebagai Gubernuir DKI Jakarta. Alasan
yang dikemukakan Ridwan Kamil karena tidak
direstui keluarga untuk maju di pilgub DKI selain juga dengan pertimbangan
sejumlah tokoh nasional antara lain Presiden Joko Widodo. Sementara Risma menyatakan tidak maju mencalonkan diri
dan bahkan telah minta izin langsung kepada Ketua Umum PDIP,
Megawati Soekarnoputri . Ia baru saja dilantik menjadi Walikota Surabaya dan
akan menjalankan amanat warga Surabaya yang telah mempercayakannya untuk
memimpin Kota Surabaya. Adapun Ganjar Pranowo tidak maju dalam bursa pemilihan
Gubernur DKi Jakarta karena masih
memiliki sejumlah pekerjaan rumah di
Jawa Tengah dan akan meneruskan untuk
menyelesaikannya.
Mundurnya ketiga tokoh daerah tersebut membunuh harapan sejumlah parpol yang
seyogyanya akan menghadang
Ahok. Tak ada lagi yang di harapkan bisa menyaingi Ahok. Sehingga sekarang tinggal mengelus-elus jagoan lokal seperti
Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno yang kabarnya di dukung Partai Gerindra.
Butuh Kerja Keras
untuk Melawan Ahok
Melihat pengalaman Yusril juga Sandiaga Uno, yang belum
pernah terbukti memimpin sebuah daerah, tidak mudah bagi mereka berdua untuk menyaingi Ahok. Meskipun
Yusril mempunyai banyak pengalaman di
bidang politik bahkan di pemerintahan saat menjadi menteri, tetapi
memimpin dan mengatur daerah bukan hal yang mudah.
Publik dengan sangat jeli akan melihat bagaimana sepak
terjang keduanya dan dengan mudah akan membandingkan dengan sikap dan kebijakan
Ahok selama ini. Ibu kota Jakarta mempunyai beragam persoalan yang tidak mudah diurai
satu persatu dan diselesaikan.
Jakarta butuh orang-orang
dengan model kemipimpinan seperti Jokowi dan Ahok, yang telah membuktikan mampu mengubah Jakarta menjadi
lebih baik lagi. Sehingga orang seperti Ahok cukup besar mempunyai kans
untuk dipilih warga DKI Jakarta untuk
menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumah yang belum selesai dan membawa Jakarta
lebih baik lagi.
Jadi, bagi penantang Ahok, saya kira butuh kerja keras lagi
jika memang serius ingin menjajal kemampuan Ahok.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar