Jumat, 11 Maret 2016

Para Penantang Ahok Butuh Kerja Keras Hadapi Ahok

Demam bursa calon Gubernur DKI Jakarta sempat memanas sejak akhir tahun 2015 kemarin, setidaknya sampai akhir bulan kemarin. Berbagai tokoh politik dari berbagai daerah ramai diperbincangkan dan di 'sodor-sodorkan' untuk meramaikan Pilgub DKI.

 Muaranya hanya satu, mereka di jagokan untuk maju bertarung melawan Gubenur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaya Purnama  alias Ahok.

Dengan langkah dan sikap Ahok yang tegas, keras, tak kenal kompromi, memimpin Jakarta  dengan sejumlah kebijakan yang  ‘berani’ telah membuktikan keadaan  ibukota Jakarta telah banyak perubahan. Ahok dinilai mampu meneruskan tongkat estafet yang telah dimulai Jokowi saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan melanjutkan sejumlah perubahan kearah yang lebih baik. Meskipun langkah yang dilakukan Ahok  dinilai  sejumlah kalangan terlalu keras , arogan tetapi toh diakui atau tidak kebijakan Ahok memang berhasil.

Meskipun Ahok berhasil, sejumlah kalangan yang merasa kurang nyaman dan terlihat berusaha untuk mempersulit langkah Ahok menuju kursi Gubernur DKI Jakarta tahun depan. 

Karena di rasa sulit mencari tandingan penantang Ahok yang berasal dari putra terbaik  dari DKI Jakarta, penantang Ahok  dimunculkan dari berbagai daerah. Walikota  Surabaya Tri Rismaharini, Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Gubernur  Jawa Tengah Ganjar Pranowo di gadang-gadang akan menjadi lawan seimbang bagi Ahok karena mereka masing-masing  dinilai visioner, mempunyai kemampuan  manajerial dan memimpin daerah yang baik dan telah terbukti membawa kemajuan bagi daerahnya. 

Publik setali tiga uang, yakin jika mereka bertiga  mampu menjadi lawan seimbang bagi Ahok, dan tidak terlalu menganggap kehadiran Yusril, Sandiaga Uno, apalagi Ahmad Dhani yang kabarnya dihembuskan untuk menjajal kemampuan mereka menyaingi Ahok.

Kenapa putra daerah di luar DKI Jakarta  yang dijagokan?
Parpol dan sejumlah kalangan  yang  telah memunculkan nama Risma, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo  sekaligus mendorong dan mereka bertiga ‘digadang-gadang’  maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, sesungguhnya tahu persis bahwa kemampuan Ahok memang besar dan sulit menandingi kinerjanya. Mengurus DKI Jakarta tidaklah mudah sehingga butuh orang-orang yang mempunyai kemampuan setara dengan Ahok. Alhasil mereka sangat percaya diri jika yang maju salah seorang diantara Ridwan, Risma dan Ganjar, maka kans Ahok untuk terpilih menjadi kecil. Apalagi jika ada yang mengubungkan dengan isu SARA.

Secara tidak langsung , parpol menyadari sepenuhnya bahwa kinerja Ahok memang bagus dan layak untuk diteruskan untuk lima tahun mendatang.  Tetapi memang mereka ogah mengaku terus terang dan terkesan malu-malu karena selama ini  juga ikut menentang Ahok.

Tetapi pada akhirnya Risma, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo mengatakan secara resmi bahwa ketiganya tidak akan maju mencalonkan diri sebagai Gubernuir DKI Jakarta.  Alasan yang dikemukakan Ridwan Kamil  karena tidak direstui keluarga untuk maju di pilgub DKI selain juga dengan pertimbangan sejumlah tokoh nasional antara lain Presiden Joko Widodo. Sementara  Risma menyatakan tidak maju mencalonkan diri dan  bahkan telah  minta izin langsung kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri . Ia baru saja dilantik menjadi Walikota Surabaya dan akan menjalankan amanat warga Surabaya yang telah mempercayakannya untuk memimpin Kota Surabaya. Adapun Ganjar Pranowo tidak maju dalam bursa pemilihan Gubernur DKi Jakarta karena  masih memiliki sejumlah  pekerjaan rumah di Jawa Tengah  dan akan meneruskan untuk menyelesaikannya. 

Mundurnya ketiga tokoh daerah tersebut  membunuh harapan sejumlah parpol yang seyogyanya  akan  menghadang  Ahok. Tak ada lagi yang di harapkan bisa menyaingi  Ahok. Sehingga sekarang  tinggal mengelus-elus jagoan lokal seperti Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno yang kabarnya di dukung Partai Gerindra.

Butuh Kerja Keras untuk Melawan Ahok
Melihat pengalaman Yusril juga Sandiaga Uno, yang belum pernah terbukti memimpin sebuah daerah, tidak mudah bagi  mereka berdua untuk menyaingi Ahok. Meskipun Yusril mempunyai banyak pengalaman di  bidang politik bahkan di pemerintahan saat menjadi menteri, tetapi memimpin dan mengatur daerah bukan hal yang mudah. 

Publik dengan sangat jeli akan melihat bagaimana sepak terjang keduanya dan dengan mudah akan membandingkan dengan sikap dan kebijakan Ahok selama ini. Ibu kota Jakarta mempunyai beragam persoalan yang tidak mudah diurai satu persatu dan diselesaikan.
Jakarta butuh  orang-orang dengan model kemipimpinan seperti Jokowi dan Ahok, yang  telah membuktikan mampu mengubah Jakarta menjadi lebih baik lagi. Sehingga orang seperti Ahok cukup besar mempunyai kans untuk  dipilih warga DKI Jakarta untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumah yang belum selesai dan membawa Jakarta lebih baik lagi.

Jadi, bagi penantang Ahok, saya kira butuh kerja keras lagi jika memang serius ingin menjajal kemampuan Ahok.***







Tidak ada komentar: