Kegantengannya bertambah manakala melihatknya mengenakan pakaian dinas, pokoknya bikin kemecer.
Hanya
sayangnya, ia bukan jomblo lagi, sudah mempunyai istri cuatik dan mempunyai anak perempuan yang tak
kalah cantinya dengan mamanya.
Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung mantan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono , mendadak moncer dalam semalam,manakala ia di pilih
untuk berlaga pada Pilgub DKI Jakarta 2017 melawan petahana Ahok-Djarot.
Suami dari Anisa Pohan ini bakal maju pada PIlgub DKI
Jakarta 2017 berpasangan dengan Sylvian Murni, Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Kebudayaan
dan Pariwisata yang kenyang pengalaman di birokrat , akademisi, dan organisasi.
Langkah Partai Demokrat untuk mengajukan pasangan Agus-
Sylviana Murni ini mengejutkan, karena
kedua nama tersebut dianggap kurang dikenal, kurang melambung dan tentunya
kurang sepadan dengan beberapa kandidat
yang sejak awal digembar-gemborkan untuk menantang Ahok.
Agus-Sylviana
Murni diusung oleh empat partai politik
yaitu Partai Demokrat (PD), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat
Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Agus Korban Ambisi Politik SBY
Agus Harimurti (AH) selama ini tidak terdengar di dunia hingar
bingar politik. Bahkan bapaknya Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjabat
presiden-pun, ia asyik dan tetap teguh untuk
terjun di dunia politik. AH memilih pada pilihannya sejak dulu yang di
impinan kakeknya, ayah Ibu Ani yaitu Sarwo Edi dan cita-cita SBY, bapaknya, untuk tetap
mengabdi kepada bangsa dan Negara di militer.
Tetapi, saat ini ia bersedia dicalonkan menjadi penantang
Ahok-Djarot. Sangat menarik dan mengejutkan.
Seorang AH yang selama ini lebih memilih menjadi anggota militer berganti
haluan ke politik.
Dugaan saya, bapaknya, pak SBY-lah yang telah memaksanya,
memberikan pilihan yang sulit kepada AH yang pada akhirnya AH mau mengorbankan
karier militernya.
Ambisi SBY amatlah tinggi , ingin ada yang meneruskan
dinasti politiknya, meneruskan menjadi orang nomor satu di negeri ini. Ia tidak
bisa berharap dari putra bungsunya, Ibas, juga tidak bisa berharap dengan
istrinya Bu Ani. Harapan dan cita-citanya agar keluarganya tetap menjadi
perbincangan, menjadi orang penting, kalau bisa orang nomor satu di negeri ini kandas.
Memajukan Bu Ani, tentunya menurunkan pamor dan derajatnya,
karena Bu Ani di proyeksikan untuk maju menjadi RI-1. Sementara Ibas, jelas
tidak masuk hitungan. Si anak bungsu yang manja tersebut sudah untung ‘selamat’
dari dugaan kasus yang membelit para petinggi PD yang masuk bui. Ibas cukup di
simpan di DPR RI saja, tak mungkin menjejaki karier di tempat lain lagi.
Agus, Bagai Makan Buah Simalakala
AH selama ini cukup konsisten pada pilihannya di luar jalur
politik. Terbukti ia tidak pernah masuk ke dunia politik meskipun bapaknya kala
itu seorang presiden.
Menurut saya, tidak mudah bagi AH untuk tetap konsisten pada
pilihannya , karena godaan besar pasti ada saat
bapaknya menjabat orang pertama di negeri ini. Jika saja AH mau
berpolitik, ia dengan mudah bisa melakukannya. Dengan dukungan bapaknya yang
presiden, AH bisa saja menduduki kursi petinggi parpol atau menjadi kepala daerah.
Tetapi itu tidak dilakukannya. Itu membuktikan AH serius menekuni karir
militernya. Ia bercita-cita mencapai karir tinggi di militer paling tidak
sampai menyandang jenderal bintang empat dipundaknya.
Namun, ia terpaksa menyerah dengan ambisi keluargnya, bapak
dan ibunya ayang ingin meneruskan dinasti politik di negeri ini.
AH bagaikan makan buah simalakama, ia bersikeras menolak
keinginan bapaknya tetapi ia juga tidak mau dianggap menjadi anak durhaka.
Maka tak ada jalan lain selain mengiyakan perintah bapaknya untuk maju pada Pilgub DKI
Jakarta 2017. Padahal AH sendiri setengah hati dan tidak rela melepas
karier di militer yang dibangunnya sejak
usianya masih sangat muda.
AH menjadi korban ambisi politik orangtuanya yang kejam dan
tidak mau menghargai pilihan anaknya sendiri. AH akan semakin terpuruk karena sudah resign
dari militer dan tidak terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta. DUhhhhhh…..kejamnya
pak BY. **
_Solo, 23 September 2016_