AT telah resmi , sah mendapatkan kembali kewarganegaaran Indonesia dari Kementerian Hukum dan HAm, tanggal 1 September 2016 setelah polemik dwi kewarganegaraannya.
Meskipun AT belum pernah melepas status dari Warga Negara (WN) Indonesia, tetapi kewarganegaraanya dianggap tidak berlaki lagi saat ia juga mendapatkan kewarganegaraan AS.
Meskipun belum
ada kepastian dari istana untuk mengangkat kembali AT, tetapi
naga-naganya banyak pihak yang sudah kebakaran jenggot. Dan suara-suara yang menentang wacana AT menjabat Menteri
ESDM pun menguat. Berbagai alasan di kemukakan, seperti AT dianggap tidak layak
karena telah menyembunyikan status kewarganegaraanya. Kemudian ada yang
beropini, banyak anak bangsa yang mempunyai kapasitas seperti AT, kenapa harus
mengangkat AT yang dianggap telah ‘bercatatan minus’ soal status kewarganegaraannya.
Masih banyak lagi, yang terbaru soal moralitas yang diangkat.
Mudah ditebak,
suara yang menentang kemungkinan AT diangkat kembali menjadi Menteri ESDM
adalah gerombolan orang-orang yang pasti
berpotensi dirugikan dengan kembali AT.
Mereka adalah mafia migas , orang
yang selama ini menjadikan mafia migas berjalan mulus dan parpol yang selama
ini menjadikan Kementerian ESDM sebagai mesin uang . Kebijakan yang diambil AT
saat menjabat menjadi Menteri ESDM, meskipun hanya 20 hari sangat mengejutkan mereka dan membuat mereka jantungan. Mereka sangat shock, karena AT yang
dianggap anak kemarin sore, bukan
siapa-siapa telah berani menguncang kenyamanan yang selama ini mereka nikmati.
Dari berbagai
dokumen dan analisis , terdapat beberapa nama
yang kemungkinan besar memang
‘ada dibelakang’ penolakan wacana AT kembali(redaksiindonesia.com)
Pertama, masih
ingat kasus Papa Minta Saham (PMS) ? Ya, pada kasus PMS, nama-nama yang
terlibat adalah ketua Golkar (sekarang ) Setya Novanto (SN) dan Riza Chalid
(RC). Mereka moncer, menjadi mengelegar
saat terbongkarnya kasus tsb. RC sampai
saat ini menghilang bak ditelan bumi saat dikejar untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya. RC disebut-sebut yang
punya koneksi besar sehingga bisa menjadi sarana bertemunya Setya Novanto dengan Makroef Sjamsuddin
selaku Dirut PT Freeport. Tidak diragukan lagi, RC menunjukkan dirinya broker
Migas yang ulung. Kemungkinan besar RC salah satu jalan licin para-para peshor
di negeri ini yang berkepentingan mengeruk sumber daya alam Indonesia terutama
di sector migas.
Ya, masuk akal
jika RC termasuk salah satu mafia migas.
Sehingga ia berkepentingan
menolak dengan tegas kembalinya AT karena berpotensi akan menghambat bahkan
menyikat habis kemudahan para MM bereaksi kembali.
Kedua, Mantan
Menteri ESDM, Sudirman Said (SS). Mudah ditebak, SS tidak cukup legowo(ikhlas)
saat ia digantikan ‘anak kemarin sore’ AT . Tentunya tidak hanya karena ia digantikan
sebagai Menteri ESDM, tetapi kepentingan di balik itulah yang mendasarinya.
Dari
penelusuran dokumen, adalah salah satu petinggi Global Future Institute (GFI)
menjelaskan SS operator lapangan dari kepentingan yang lebih besar. SS sendiri dikenal namanya pertama kali saat menjadi pimpinan ISC (PT Pertamina Integrated Chain). Pasca dilantik, bulan November 2008, SS langsung terbang ke London
bersama Daniel Purba dan menginap di Rizt Carlton untuk bertemu dengan Perusahaan Minyak Nasional (NOC) Libya yang
difasilitasi oleh Concord Energy.
Jika dikaitkan
dengan kepentingan besar SS, saat menjabat Menteri ESDM, ada 2 tugas dari
Presiden Joko Widodo yang tidak bisa dituntaskannya. Yaitu, pertama audit
Petral paska dibubarkan hanya dilakukan untuk kurun 2012 – 2014, tidak sejak
awal berdiri. Bila sejak awal maka akan terbongkar jejak dirinya dalam sejarah
perjalanan Petral. Hal ini dibuka pengamat Ikhsan Mojo dalam twitternya sewaktu
SS dilantik menjadi Menteri ESDM. Tugas kedua yakni pembangunan teknologi blok
Masela secara Onshore tak kunjung ada progress. Itu juga yang membuat tanda
tanya besar.
Ketiga , Ari
Soemarno (AS) mantan Dirut Pertamina.
Meskipun saat ini AS nyaris tidak disebut-sebut, dan senyap tetapi kakinya
masih kuat menancap di SKK Migas, Pertamina maupun Kementerian ESDM. Ia
sementara senyap, tetapi tetap menguatkan jaringan agar kiprahnya di Petral dan Pertamina dibuka ke
publik. JIka terkuat berbagai hal saat
ie menjabat, akan terbukalah berbagai
kerjasama dengan Pertamina yang merugikan Negara triliunan rupiah.
Jika AT kembali
menjabat Menteri ESDM, ia akan mengobrak-abrik kejanggalan dan kecurangan yang
dilakukan masa berkuasanya AS . Seperti yang disampaikan Luhut Panjaitan pada proyeksi 2017, Arcandra
mampu menekan biaya perjalanan dinas hingga 15 persen.
Baru 20 hari
menjabat saja AT banyak menemukan anggaran yang tidak efisien, apalagi jika AT
lama menjabat Menteri ESDM. Kejanggalan, mark-up anggaran dan kontrak-kontrak
karya dengan pihak lain akan terbuka dengan mudah. Dan inilah yang bak hantu di siang bolong
bagi gerombolan mafia migas dan orang-orang yang dalam selama ini bekerja di dalam seputaran migas.
Benarkah demikian?
Tebak-tebak buah
manggis, meskipun asal tebak tetapi bisa jadi ini mendekati persis. Kalau saya
sih , YES, sepakat dengan nama-nama yang
disebutkan di atas dengan berbagai latar belakangnya sungguh masuk akal. Selain
nama tersebut diatas, tentunya masih ada
lagi pesohor negeri ini yang berpotensi
dirugikan dengan kembalinya AT.
Tentunya ini
menjadi tantangan berat Jokowi jika
ingin mengangkat kembali AT menjadi Menteri ESDM. Jokowi akan di goyang-goyang dan direcoki
terus selama masih menginginkan AT kembali. Memang bukan langkah yang mudah,
tetapi saya berharap Jokowi tidak pantang surut langkahnya untuk mengilas
langkah mafia migas yang menguras kekayaan alam Indonesia. **
_Solo, 12 September
2016_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar