Salah satunya dengan memberikan fasilitas buku-buku yang bisa di baca anak-anak.
Tidak hanya buku dengan satu dua tema tetapi buku dengan beragam tema. Sehingga anak lebih terbuka dengan banyak hal, semakin kreatif dan kelak diharapkan menjadi generasi hebat untuk Indonesia yang lebih baik.
Sejak lama, fasilitas buku-buku mudah diakses, apalagi di
Kota Solo banyak terdapat toko buku yang menjual beragam buku. Namun demikian belum semua
merasakan kemudahan mendapatkan buku, karena belum semua warga bisa mengakses buku-buku tersebut karena harga buku cukup mahal, belum mampu terbeli oleh warga yang kurang
mampu.
Sebenarnya tersedia kesempatan bagi warga yang kurang mampu untuk
mengakses perpustakaan yang berada di
semua kabupaten/kota. Pemerintah daerah mempunyai perpustakaan yang menyediakan
beragam buku yang bemanfaat bagi
kalangan pelajar dan umum.
Tetapi sayangnya, perpustakaan umum kurang menarik dan tidak
banyak diminati oleh masyarakat terlebih oleh pelajar. Kenapa? Menurut
pengalaman saya, karena perpustakaan umum terkesan formal, kaku, monoton, kurang familiar untuk
warga. Dari segi dekorasi ruangan juga menambah kesan formal dan layaknya
‘serasa disekolahan’. Kemudian suasana tempat membaca yang biasa saja, tak ayal tidak mampu membuat betah pengunjungnya. Belum lagi buku-buku
yang ditawarkan kurang beragam dan cenderung didominasi buku pelajaran dan kuliah.
Tidak mengherankan jika minat orang berkunjung ke
perpustakaan umum kurang greget,
sehingga perpustakaan terasa seakan
‘dilupakan’.
Perpustakaan Ganesa, Perpustakaan Kekinian untuk Semua Warga
Berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia
terbilang masih memprihatinkan yaitu
hanya 0,001 pesen. Hal itu bisa
dimaknai, diantara seribu rakyat Indonesia, haya ada satu orang saja yang
mempunyai minat baca.
Kabar baik untuk
rakyat Indonesia, saat Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud)
berupaya untuk mendorong minat baca anak , salah satunya dengan
membiasakan anak membaca buku setiap hari. Di sekolah, sebelum pelajaran di
mulai, anak dibiasakan untuk membaca buku dengan tema bebas. Anak di dorong
untuk menyukai, mencintai, akrab dengan buku dan kedepannya diharapkan sangat
membutuhkan buku sebagai bagian dari hidupnya.
Di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, berdiri sebuah perpustakaan yang jauh dari kesan
formal, kaku, dan membosankan. Perpustakaan Ganesa adalah nama
perpustakaan tersebut mengusung konsep kekinian
yang sangat menarik minat baca
masyarakat, tidak hanya dari Kabupaten Sukoharjo tetapi juga dari
kabupaten dan kota sekitarnya seperti Solo, Karanganyar dan Boyolali.
Perpustakaan Ganesa beralamat di Jl. Raya Songgolangit, Gentan,
Baki, Sukoharjo, Jateng, terletak di tempat strategis, dipinggir jalan besar
Gentan, Kecamatan Baki.
Berdiri sejak Februari 2011, berawal dari keikhlasan pasangan
suami istri Michael Mrowka-Debra Lunn, seorang desainer batik dari Amerika yang
sudah 8 tahun lebih pulang balik Indonesia-Amerika.
Pasangan yang lama tinggal di Indonesia ini prihatin dengan minat baca dan
minimnya buku-buku di Solo dan sekitarnya.
Kemudian mereka bekerjasama dengan pengusaha batik asal Solo, Haji Nurudin, untuk menyediakan perpustakaan yang diperuntukkan
untuk kalangan pegawai perusahaan Haji
Nurudin.
Gagasan mulianya adalah untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat lewat membaca. Bergulirnya waktu, perpustakaan tersebut
semakin diminati dan dibuka untuk umum khususnya warga di Solo dan sekitarnya.
Berbagai bantuan buku mengalir terus, mendorong Haji Nurudin menyediakan fasilitas gedung di lantai dua miliknya sebagai
ruang perpustakaan, yang bertahan sampai sekarang. Bangunan gedung
Perpustakaan Ganesa jika dilihat dari luar (jalan raya) memang tidak terlalu, karena
menempati lantai 2, sementara di lantai bawah dipergunakan untuk usaha
pencucian mobil.
Interior Memanjakan Pengunjung
Menempati ruangan lebih dari 10x10 meter2, interior
perpustakaan Ganesa memang memanjakan
selera pengunjungnya. Saat masuk ke ruangan, AC yang mengalir dingin membuat
pengunjung merasa nyaman dan langsung merasa betah. Karpet tebal di gelar
memenuhi seluruh lantai ruang baca yang luas
membuat kaki sulit beranjak dari
sana. Ditambah dengan bantal-bantal besar di lantai, mendorong pengunjung untuk
menikmati betul saat-saat membaca.
Rak-rak tinggi menjulang
memenuhi dinding dipenuhi dengan
koleksi ribuan buku berbagai tema. Koleksi
bukunya beragam, dari buku nonfiksidengan tema politik, sosial, ekonomi,
agrobisnis, keterampilan, boga, pengetahuan umum, buku-buku pelajaran,
biografi, dll. Sementara untuk buku fiksi beragam, dari novel, kumcer, komik
sampai buku-buku cerita untuk anak-anak yang berusia dini dari dalam negri dan
import, baik buku bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Untuk ruangan baca anak dan dewasa dipisah, disesuaikan
dengan buku-buku yang terpisah untuk anak dan dewasa.
Setiap harinya perpustakaan yang buka hari Selasa sampai Minggu ini
dikunjungi ratusan orang yang berasal dari Sukoharjo, Solo, dan sekitarnya.
Perpustakaan hanya tutup di hari Senin dan saat libur nasional. Dengan member ribuan orang, siapapun bisa
dengan mudah membuat kartu anggota di
sana. Semua buku dipinjamkan secara cuma-cuma alias GRATIS.
Sekali lagi, untuk membuat pengunjung betah, perpustakaan
ini juga menyediakan 3 unit computer
canggih dengan akses free wifi. Juga terdapat home theatre yang setiap harinya
memutar film documenter seperti nasional geographic , sejarah, dll.
Meskipun tidak komersil, perpustakaan ini dikelola dengan
secara professional oleh petugas perpustakaan profesional. Semua
koleksi buku disusun rapi dan dipisahkan berdasarklan kategori dan ditandai
sehingga memudahkan untuk mencarinya. Pengunaan barcode di setiap buku
juga memudahkan dan mempercepat proses
pinjam dan kembali.
Beragam Kegiatan
Rutin Diadakan
Selain menyediakan ribuan koleksi buku, Perpustakaan Ganesa
juga mengadakan kegiatan rutin, sekali lagi sebagai sarana untuk meningkatkan
pengetahuan warga. Kegiatan pemutaran film, diskusi buku, telling story khusus
anak-anak umur 3 tahun ke atas sampai SD, GES (Ganesha English Speaking) untuk
kalangan umum yang meliputi belajar singkat bahasa Inggris, diskusi, game, kuis.
Selain itu ada acara Ganesa Reading
Community (GRC) yang mempertemukan penulis buku dengan warga , juga Ganesa Craft Class (GCC) yaitu kegiatan ketrampilan
membuat berbagai kerajinan tangan. Kegiatan lainnya yaitu bermain lego, lomba telling story, membagi
buku di acara hari Buku Sedunia, lomba
mewarnai, lomba telling story dll.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan perpustakaan Ganesa
tersebut menjadi menarik karena terbukti mampu menaikkan jumlah anggota dan
pengunjung. Kecintaan masyarakat
terhadap bukti terbukti mulai bangkit dan tumbuh bersamaan dengan
penyediaan buku dan fasilitas lainnya yang beragam. Langkah
perpustakaan Ganesa tersebut patut
menjadi inovasi daerah yang layak di
tiru oleh daerah lainnya. Menyemai minat
baca warga untuk mendorong generasi
bangsa Indonesia yang lebih baik lagi. Semoga . **
_Solo, 31 Agustus 2016_
foto: dok Ganesa
Artikel ini
diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar