Mengunakan mobil bekas dan mogok
(mogokan) yang dikendarai saat berdinas, bukan pengalaman pertama bagi
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pak Jokowi sudah biasaaa naik mobil
dinas mogokan, hehehehe. Seperti diketahui, kemarin (Sabtu 18/3/2017)
mobil dinas RI 1 sempat mogok dalam perjalanan dinas di Kalimantan
Barat. Mogoknya mobil dinas terjadi usai Pak Jokowi dan rombongan
meresmikan 8 Mobile Power Plant (MPP) di Desa Jungkat, Kabupaten
Mempawah Kalimantan Barat. Saat menuju Kabupaten Kubu Raya untuk makan
siang, mobil anti peluru tersebut mogok di tengah jalan. Pak Jokowi
sendiri kemungkinan besar tidak terlalu terkejut saat bertugas mobilnya
mogok karena hal seperti itu sudah pernah di alaminya.Pak Jokowi memang pribadi yang teramat sederhana dan sangat nrimo
(apa adanya ). Meskipun menyandang jabatan tinggi dan berhak
mendapatkan fasilitas mewah sesuai dengan haknya sebagai pejabat tetapi
urusan mobil tidak pernah di besar-besarkan. Padahal kalau dipikir,
beliaunya bukan orang biasa yang tidak mampu beli mobil atau tidak
terbiasa dengan mobil bagus. Sebelum terpilih menjadi Walikota, Gubernur
dan Presiden, Pak Jokowi seorang pengusaha yang dengan mudahnya (jika
mau) bisa membeli dan mengunakan mobil keren dan mewah. Tetapi toh, Pak
Jokowi tidak terlalu ambil pusing dengan urusan mobil. Ia tidak memilih
mengunakan mobil mewah.
Kembali ke pengalaman mobil dinasnya yang
mogok, sebelum mogok yang kemarin Sabtu itu, Pak Jokowi sudah pernah
mengalami kejadian mogok ketika berdinas dengan mobil kerjanya.
Sewaktu menjadi Walikota Solo,Pak Jokowi
difasilitasi dengan dua mobil dinas. Kebetulan dua-duanya juga pernah
mogok saat digunakan untuk bekerja. Salah satu mobilnya adalah mobil
peninggalan Walikota terdahulu yaitu Walikota Slamet Suryanto. Mobil
dinas Toyota Camry keluaran tahun 2002 sudah digunakan oleh Slamet
Suryanto, dan saat Pak Jokowi terpilih menjadi Walikota Solo tahun 2004,
beliau tidak menampik mobil lungsuran (bekas) tersebut.
Sayangnya, selain mobil bekas, juga
mobilnya pernah mogok. Persis pengalaman kemarin di Kalimantan Barat.
Pak Jokowi tidak enggan dan sungkan mengunakan mobil lama untuk
menemainya blusukan di seantero Kota Solo. Yang luar biasa, meskipun
mobilnya mogok, saat itu Pak Jokowi tidak kesal bahkan beliau ikut
mendorong mobil yang mogok. Kemudian dengan enthengnya Pak Jokowi minta
di jemput Gibran (sulungnya) dan ia pulang dengan mobil pribadi
sementara mobil dinas pulang dengan Derek.
Nah, lho? Belum tentu ada pejabat yang mau bersusah payah mendorong mobil seperti Pak Jokowi tersebut khan.
Mobil keduanya, MPV jenis KIA Sedona
buatan tahun 2004. Mobil dinas dengan plat nomor AD 45 A dengan 2500 cc
ini pernah mogok saat digunakan Pak jokowi untuk meninjau lokasi
banjir di Kampung Joyotakan. Tetapi lagi-lagi Pak Jokowi rela turun
tangan mendorong mobil dinasnya tersebut.
Seperti penuturan sopir Walikota Suliadi, Pak Jokowi ikut mendorong mobil dinasnya di tengah genangan banjir.
“Dulu pernah mogok, waktu ke lokasi banjir. Pas lewat genangan, tiba-tiba mobilnya mogok. Pak wali sampai ikut mendorong,” katanya. https://www.merdeka.com/peristiwa/mobil-dinas-jokowi-yang-dilelang-pernah-mogok-saat-banjir.html
Urusan mobil, memang kakek dari Jan Ethes
ini tidak kemaruk (serakah). Prinsipnya, asal mobil masih bisa dinaiki,
maka ia tidak berharap mengantikanya dengan mobil baru. Mobil asal
bisa dinaikin, tidak perlu mobil baru, kata Pak Jokowi. Sederhana dan
teramat mudah. Bahkan ia juga pernah mengatakan bahwa tidak birahi
terhadap mobil, karenanya beliau tidak suka gonta ganti mobil. Bahkan
mobil pribadinya sudah lebih dari 14 tahun tidak ganti.
Tak mau bermewah-mewah, Pak Jokowi juga
sempat memilih mengunakan mobil Esemka buatan anak-anak SMK di Solo.
Mobil Esemka bermesin bensin 4 silinder berkapasitas 1500 cc dengan
teknologi multi point injection rakitan 2011 sudah tersemat fitur
elektronik mirip SUV premium meskipun saat itu belum lulus uji emisi
tetap digunakan untuk blusukan.
Kesederhaaan Pak Jokowi bukan isapan
jempol belaka, kita tidak akan ragukan itu. Karenanya kita tidak
akan terkejut manakala Pak Jokowi tidak mempermasalahkan mogoknya mobil
dinas RI 1 kemarin. Pun jika beliaunya menolak ganti mobil baru.
Tetapi, saat ini sebagai orang nomor satu
di Indonesia, beliau perlu mempertimbangkan kembali kelayakan mobil
dinasnya karena menyangkut keamanan dan keselamatan seorang presiden.
Ya, saya berharap untuk kali ini beliaunya mau ganti mobil dinas
standart untuk seorang presiden, yang lebih memadai, aman dan tidak
mogokan lagi. Semangat dan senantiasa sehat ya Pak. **
(maret 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar