Kamis, 06 April 2017

Soal Mobil RI 1 Mogok, Ternyata Pak Jokowi Sudah Biasa Dapat Mobil Dinas Bekas dan Mogokan

Mengunakan mobil  bekas dan mogok (mogokan) yang dikendarai saat berdinas, bukan pengalaman pertama bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).  Pak Jokowi sudah  biasaaa naik mobil dinas mogokan, hehehehe. Seperti diketahui, kemarin (Sabtu 18/3/2017) mobil dinas RI 1 sempat mogok  dalam perjalanan dinas di Kalimantan Barat. Mogoknya mobil dinas  terjadi usai Pak Jokowi dan rombongan meresmikan 8 Mobile Power Plant (MPP) di Desa Jungkat, Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat.  Saat menuju Kabupaten Kubu Raya untuk makan siang, mobil anti  peluru tersebut  mogok di tengah jalan. Pak  Jokowi sendiri kemungkinan besar tidak terlalu terkejut saat bertugas mobilnya mogok karena hal seperti itu sudah pernah di alaminya.Pak Jokowi memang pribadi yang teramat sederhana dan sangat nrimo (apa adanya ).  Meskipun menyandang jabatan tinggi dan berhak mendapatkan fasilitas  mewah sesuai dengan haknya sebagai pejabat tetapi urusan mobil tidak pernah  di besar-besarkan. Padahal kalau dipikir, beliaunya bukan orang biasa yang tidak mampu beli mobil atau tidak terbiasa dengan mobil bagus. Sebelum terpilih menjadi Walikota, Gubernur dan Presiden, Pak Jokowi seorang pengusaha yang dengan mudahnya (jika mau) bisa membeli dan  mengunakan mobil keren dan mewah. Tetapi toh, Pak Jokowi tidak terlalu ambil pusing dengan urusan mobil. Ia tidak memilih mengunakan mobil mewah. 


Kembali ke pengalaman mobil dinasnya yang mogok, sebelum mogok yang kemarin Sabtu itu, Pak Jokowi sudah pernah mengalami kejadian mogok ketika berdinas dengan mobil kerjanya.
Sewaktu menjadi Walikota Solo,Pak Jokowi  difasilitasi dengan dua mobil dinas. Kebetulan dua-duanya juga pernah mogok saat digunakan untuk bekerja. Salah satu mobilnya adalah  mobil peninggalan Walikota terdahulu yaitu Walikota Slamet Suryanto.  Mobil dinas Toyota Camry keluaran tahun 2002 sudah digunakan oleh Slamet Suryanto, dan saat Pak Jokowi terpilih menjadi Walikota Solo tahun 2004, beliau tidak menampik mobil lungsuran (bekas) tersebut.

Sayangnya, selain mobil bekas, juga mobilnya pernah mogok. Persis  pengalaman kemarin di Kalimantan Barat.  Pak Jokowi tidak enggan dan sungkan mengunakan mobil lama untuk menemainya blusukan di seantero Kota Solo. Yang luar biasa, meskipun mobilnya mogok, saat itu Pak Jokowi tidak kesal bahkan beliau ikut mendorong mobil yang mogok. Kemudian dengan enthengnya Pak Jokowi minta di jemput Gibran (sulungnya) dan ia pulang dengan mobil pribadi sementara mobil dinas pulang dengan Derek.
Nah, lho? Belum tentu ada pejabat yang mau bersusah payah mendorong mobil seperti Pak Jokowi tersebut khan.
Mobil keduanya,  MPV jenis KIA Sedona buatan tahun 2004. Mobil dinas dengan plat nomor  AD 45 A dengan 2500 cc  ini pernah mogok saat digunakan Pak jokowi untuk meninjau lokasi banjir di  Kampung Joyotakan. Tetapi lagi-lagi Pak Jokowi rela turun tangan mendorong mobil dinasnya tersebut.
Seperti penuturan  sopir Walikota  Suliadi,  Pak Jokowi  ikut mendorong mobil dinasnya di tengah genangan banjir.
“Dulu pernah mogok, waktu ke lokasi banjir. Pas lewat genangan, tiba-tiba mobilnya mogok. Pak wali sampai ikut mendorong,” katanya. https://www.merdeka.com/peristiwa/mobil-dinas-jokowi-yang-dilelang-pernah-mogok-saat-banjir.html

Urusan mobil, memang kakek dari Jan Ethes ini tidak kemaruk (serakah). Prinsipnya,  asal mobil masih bisa dinaiki, maka  ia tidak berharap mengantikanya dengan mobil baru. Mobil asal bisa dinaikin, tidak perlu mobil baru, kata Pak  Jokowi.   Sederhana dan teramat mudah. Bahkan ia juga pernah mengatakan bahwa tidak birahi terhadap mobil, karenanya beliau tidak suka gonta ganti mobil. Bahkan mobil pribadinya sudah lebih dari 14 tahun tidak ganti.
Tak mau bermewah-mewah, Pak Jokowi juga sempat  memilih mengunakan mobil Esemka buatan anak-anak SMK di Solo. Mobil  Esemka  bermesin bensin 4 silinder berkapasitas 1500 cc dengan teknologi multi point injection rakitan 2011 sudah tersemat fitur elektronik mirip SUV premium  meskipun saat itu  belum lulus uji emisi  tetap digunakan untuk blusukan.
Kesederhaaan Pak Jokowi bukan isapan jempol belaka,  kita tidak  akan ragukan itu.  Karenanya  kita tidak akan terkejut manakala Pak Jokowi tidak  mempermasalahkan mogoknya mobil dinas RI 1 kemarin. Pun jika beliaunya menolak ganti mobil baru.

Tetapi, saat ini sebagai  orang nomor satu di Indonesia, beliau perlu mempertimbangkan kembali kelayakan mobil dinasnya karena menyangkut keamanan dan keselamatan seorang presiden. Ya, saya berharap untuk kali ini beliaunya  mau ganti mobil dinas  standart untuk seorang presiden, yang lebih memadai, aman dan tidak mogokan lagi. Semangat dan senantiasa sehat ya Pak. **
 (maret 2017)

Tidak ada komentar: