Minggu, 14 Mei 2017

Astaga, Sandiaga Bilang : Kartu Jakarta Jomblo Solusi Populasi Warga Menurun

Astaga, Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta  terpilih  mengatakan bahwa Kartu Jakarta Jomblo (KJJ) merupakan terobosan dan solusi untuk populasi warga yang menurun.


Singkatnya, Anies-Sandiaga ini bikin program KJJ tak ubahnya dengan program ‘pengembangbiakan’  bagi para jomblo di Jakarta. Mblo, mblo, gubernur dan wakil gubernur kalian  ini perhatian banget ya, bikin program pengembangbiakan karena khawatir kalian tidak segera menikah dan tidak beranak pinak.

"Salah satu yang menjadi kekhawatiran dari kota-kota besar bukan hanya di Asia tapi juga di seluruh dunia itu adalah jumlah populasi yang menurun karena banyak kesibukan. Saya melihat ini ada di Singapura," jelas Sandiaga, seperti yang dilangsir dari detik.com.
Sandi khawatir sekarang ini warga sudah nyaman dengan status jomblo sehingga tidak ingin  segera mengakhiri jomblo-nya tersebut.
"Memang ada juga yang menyatakan ini adalah ranah privasi. Itu nanti diskusikan, tetapi tetap berjalan, karena kami nggak mau sebetulnya kayak Jepang dan Singapura dimana jumlah populasinya menurun terus karena si jomblo-jomblo ini akhirnya menikmati menjadi jomblo," kata Sandiaga. (https://news.detik.com/berita/d-3494604/sandiaga-kartu-jakarta-jomblo-solusi-cegah-populasi-menurun)

KJJ sendiri diakui Sandi sebagai program terobosan karena belum pernah ada. Padahal KJJ ini bagi saya tidak lebih dari lucu-lucuan saja, hanya sebagai penarik simpati para jomblowan/jomblowati untuk memilih pasangan Anies-Sandi
Seperti yang di sampaikan   Anies- Sandi beberapa hari menjelang pencoblosan pilkada putaran kedua, mereka  meluncurkan Kartu Jakarta Jomblo (KJJ) bagi warga yang belum memiliki pasangan.  Hal itu sesuai dengan slogannya saat kampanye, 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya', Sandi mengatakan bahwa kartu ini adalah fasilitas untuk mendapat pasangan.
"Harus bahagia, karena terus-terusan jomblo pasti menimbulkan stres, kan hidup harus berpasang-pasangan, kita harus cari pasangan kita dan kartu jomblo ini adalah fasilitas kita untuk mencari pasangan kita," kata Sandi  (https://news.detik.com/berita/d-3487944/menuju-warga-bahagia-sandiaga-kita-siapkan-kartu-jakarta-jomblo)

KJJ ini dikatakan bukan program   yang  berdiri sendiri tetapi  merupakan  inovasi yang berintegrasi dengan beberapa program andalannya, seperti program OK OCE, dan rumah DP Rp 0.  Jadi,  kalau para jombowan/jomblowati  mempunyai pekerjaan karena  bisa berwiraswasta melalui program OK OCE dan bisa mempunyai rumah  sendiri  dengan mengambil rumah yang katanya DP-nya 0% itu.
Melalu KJJ, Anies-Sandi akan memfasilitasi orang yang belum memiliki pasangan untuk melakukan perkenalan atau yang disebutkannya sebagai Taaruf. Direncanakan proses perkenalan dilakukan melalui pojok taaruf atau taaruf massal di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak RPTRA.


Pertumbuhan Penduduk Jakarta
Tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia  sekitar  255 juta orang.  Laju pertambahan penduduk sekitar 1,3 % pertahun atau setiap tahun ada tambahan 3 juta orang. Semakin besar jumlah penduduk, semakin komplek permasalahan yang dihadapi. Permasalahan kependudukan ini menuntut terpenuhinya kebutuhan makanan, sandang, kesehatan, pendidikan, hingga lapangan kerja.
Jumlah penduduk di Jakarta sendiri   mengalami peningkatan. Bahkan Jakarta merupakan salah satu kota terpadat di Indonesia. Dengan jumlah penduduk   yang besar tersebut, permasalahan  di ibukota tersebut menjadi semakin komplek misalnya kemiskinan, pengangguran.  Daya tampung kota yang melebihi kapasitas  menjadi salah satu penyebab terjadinya  macet menjadi salah satu permasalahan besar di Jakarta. Selain banjir, juga banyak lahan di Jakarta di padati pemukiman.Belum lagi masalah urbanisasi yang dari tahun ke tahun belum cukup terkendali.

Pemerintah sendiri berusaha menekan laju pertumbuhan penduduk  salah satunya  dengan program  BKKBN  : Keluarga Berencana (KB). Untuk DKI Jakarta program KB menjadi salah satu jawaban  karena penduduk di Jakarta sudah melebihi kapasitas kota Jakarta itu sendiri.
Lantas jika program KJJ Anies-Sandi itu untuk mencegah populasi menurun tepatkah  hal itu dilakukan? Bukankah sama saja mereka berdua tidak mendukung program pemerintah melalui program KB tersebut?
Lagipula, status jomblo itu pilihan hidup, hak asasi, bukan  status  yang memalukan bukan pula status yang  harus disembunyikan.

Bukankah justru akan menimbulkan masalah baru jika Jakarta semakin banyak populasi penduduknya sementara kemiskinan, problem perumahan, pengangguran, kesehatan dan pendidikan  masih menjadi masalah di ibukota? Bukankah lebih baik gubernur dan wakilnya memikirkan kesejahteraan warga yang ada sekarang? Tidak malahan membuat program yang katanya untuk menambah populasi warga yang katanya menurun tersebut. Satu lagi, kalau program KJJ berhasil dan Jakarta bertambah populasi penduduknya, Anies- Sandi juga harus memikirkan salah satu janjinya yaitu rumah dengan Dp 0% lho pak. Pikirkan itu pak, jangan sampai janji manisnya di tagih warga nanti. Pahamkan teman?


Tidak ada komentar: