Singkatnya, Anies-Sandiaga ini bikin program KJJ tak ubahnya
dengan program ‘pengembangbiakan’ bagi
para jomblo di Jakarta. Mblo, mblo, gubernur dan wakil gubernur kalian ini perhatian banget ya, bikin program
pengembangbiakan karena khawatir kalian tidak segera menikah dan tidak beranak
pinak.
"Salah satu yang menjadi kekhawatiran dari kota-kota
besar bukan hanya di Asia tapi juga di seluruh dunia itu adalah jumlah populasi
yang menurun karena banyak kesibukan. Saya melihat ini ada di Singapura,"
jelas Sandiaga, seperti yang dilangsir dari detik.com.
Sandi khawatir sekarang ini warga sudah nyaman dengan status
jomblo sehingga tidak ingin segera
mengakhiri jomblo-nya tersebut.
"Memang ada juga yang menyatakan ini adalah ranah
privasi. Itu nanti diskusikan, tetapi tetap berjalan, karena kami nggak mau
sebetulnya kayak Jepang dan Singapura dimana jumlah populasinya menurun terus
karena si jomblo-jomblo ini akhirnya menikmati menjadi jomblo," kata
Sandiaga. (https://news.detik.com/berita/d-3494604/sandiaga-kartu-jakarta-jomblo-solusi-cegah-populasi-menurun)
KJJ sendiri diakui Sandi sebagai program terobosan karena
belum pernah ada. Padahal KJJ ini bagi saya tidak lebih dari lucu-lucuan saja,
hanya sebagai penarik simpati para jomblowan/jomblowati untuk memilih pasangan
Anies-Sandi
Seperti yang di sampaikan
Anies- Sandi beberapa hari menjelang pencoblosan pilkada putaran kedua,
mereka meluncurkan Kartu Jakarta Jomblo
(KJJ) bagi warga yang belum memiliki pasangan.
Hal itu sesuai dengan slogannya saat kampanye, 'Maju Kotanya, Bahagia
Warganya', Sandi mengatakan bahwa kartu ini adalah fasilitas untuk mendapat
pasangan.
"Harus bahagia, karena terus-terusan jomblo pasti
menimbulkan stres, kan hidup harus berpasang-pasangan, kita harus cari pasangan
kita dan kartu jomblo ini adalah fasilitas kita untuk mencari pasangan
kita," kata Sandi (https://news.detik.com/berita/d-3487944/menuju-warga-bahagia-sandiaga-kita-siapkan-kartu-jakarta-jomblo)
KJJ ini dikatakan bukan program yang berdiri sendiri tetapi merupakan
inovasi yang berintegrasi dengan beberapa program andalannya, seperti
program OK OCE, dan rumah DP Rp 0. Jadi,
kalau para jombowan/jomblowati mempunyai pekerjaan karena bisa berwiraswasta melalui program OK OCE dan
bisa mempunyai rumah sendiri dengan mengambil rumah yang katanya DP-nya 0%
itu.
Melalu KJJ, Anies-Sandi akan memfasilitasi orang yang belum
memiliki pasangan untuk melakukan perkenalan atau yang disebutkannya sebagai
Taaruf. Direncanakan proses perkenalan dilakukan melalui pojok taaruf atau
taaruf massal di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak RPTRA.
Pertumbuhan Penduduk Jakarta
Tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia sekitar
255 juta orang. Laju pertambahan
penduduk sekitar 1,3 % pertahun atau setiap tahun ada tambahan 3 juta orang.
Semakin besar jumlah penduduk, semakin komplek permasalahan yang dihadapi. Permasalahan
kependudukan ini menuntut terpenuhinya kebutuhan makanan, sandang, kesehatan,
pendidikan, hingga lapangan kerja.
Jumlah penduduk di Jakarta sendiri mengalami peningkatan. Bahkan Jakarta
merupakan salah satu kota terpadat di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang besar tersebut, permasalahan di ibukota tersebut menjadi semakin komplek
misalnya kemiskinan, pengangguran. Daya
tampung kota yang melebihi kapasitas
menjadi salah satu penyebab terjadinya macet menjadi salah satu permasalahan besar di
Jakarta. Selain banjir, juga banyak lahan di Jakarta di padati pemukiman.Belum
lagi masalah urbanisasi yang dari tahun ke tahun belum cukup terkendali.
Pemerintah sendiri berusaha menekan laju pertumbuhan
penduduk salah satunya dengan program
BKKBN : Keluarga Berencana (KB).
Untuk DKI Jakarta program KB menjadi salah satu jawaban karena penduduk di Jakarta sudah melebihi
kapasitas kota Jakarta itu sendiri.
Lantas jika program KJJ Anies-Sandi itu untuk mencegah
populasi menurun tepatkah hal itu
dilakukan? Bukankah sama saja mereka berdua tidak mendukung program pemerintah
melalui program KB tersebut?
Lagipula, status jomblo itu pilihan hidup, hak asasi,
bukan status yang memalukan bukan pula status yang harus disembunyikan.
Bukankah justru akan menimbulkan masalah baru jika Jakarta
semakin banyak populasi penduduknya sementara kemiskinan, problem perumahan,
pengangguran, kesehatan dan pendidikan
masih menjadi masalah di ibukota? Bukankah lebih baik gubernur dan
wakilnya memikirkan kesejahteraan warga yang ada sekarang? Tidak malahan
membuat program yang katanya untuk menambah populasi warga yang katanya menurun
tersebut. Satu lagi, kalau program KJJ berhasil dan Jakarta bertambah populasi
penduduknya, Anies- Sandi juga harus memikirkan salah satu janjinya yaitu rumah
dengan Dp 0% lho pak. Pikirkan itu pak, jangan sampai janji manisnya di tagih
warga nanti. Pahamkan teman?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar