Rabu, 03 Mei 2017

Peringatan Hari Buruh, Pembakaran Bunga dan Skenario Mengoyang Jokowi

Peringatan Hari Buruh Internasional di Indonesia kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena diwarnai dengan aksi pembakaran sejumlah karangan bunga  yang diperuntukkan untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki  Tjahaja Purnama (Ahok) –Djarot  Saiful Hidayat.

Dengan kasar  buruh yang sedianya memperingati May Day tersebut meluapkan kemarahan (marah yang tidak berdasar) dengan membakar karangan bunga tanda cinta masyarakat kepada Ahok-Djarot.
Meskipun jelas-jelas tindakan kelompok buruh tersebut anarkis, tetapi anehnya Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal,  beralasan bahwa kawan-kawannya yakni para buruh yang membakar bunga itu sedang membantu petugas kebersihan, seperti diberitakan berbagai portal berita.
Menyitir informasi dari  Kompas.com, di depan karangan bunga yang dibakar itu terdapat mobil komando bertuliskan Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM PSI) DKI Jakarta. (http://megapolitan.kompas.com/read/2017/05/01/13172841/buruh.bakar.karangan.bunga.untuk.ahok-djarot)


Menurut informasi, aksi  pembakaran  karangan bunga  di depan Balai Kota didasari alasan  kekecewaan  dengan kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat. LEM membakar karangan bunga yang ditujukan buat  pasangan  Ahok-Djarot karena tidak memenuhi janji selama memimpin DKI Jakarta.
"Intinya LEM ini kecewa dengan kepemimpinan Ahok karena tidak sesuai janjinya dulu waktu dia terpilih sebagai wakil gubernur. Waktu dia (Ahok) terpilih, itu dia janji mau naikin UMP (Upah Minimum Provinsi) kita 4 juta. Sampai sekarang UMP baru 3,3," ujar Danil (35) salah satu anggota LEM SPSI di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (1/5/2017). UMP mereka masih di bawah UMP di daerah penyangga. "Di situlah kekecewaan kita. Bahkan UMSP (Upah Minimum Sektoral Provinsi) baru deal mau May Day ini setelah kita ancam-ancam," kata Danil. https://tirto.id/kisah-pembakaran-karangan-bunga-untuk-ahok-di-aksi-may-day-cnQC

Buruh diperalat guna menjatuhkan Jokowi ?

Tentu saja kita yang berpikir waras, pasti  bertanya-tanya apa hubungan karangan bunga tanda cinta kepada Ahok-Djarot dengan kemarahan buruh tersebut? Alasan karena kecewa dengan Ahok-Djarot pun rasanya tidak mendasar hingga di tumpahkan dengan membakar karangan bunga . Apa salah karangan bunga itu coba?
Jika kita berpikir jernih, muatan politis kental sekali mendasari aksi brutal para buruh tersebut (kelompok yang membakar bunga). 

 FSP LEM SPSI   adalah  Koalisi Buruh Jakarta yang terdiri dari 13 Organisasi Buruh mendeklarasikan dukungannya bagi Anies-Sandi.  Bersama  organisasi buruh seperti FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia) DKI Jakarta, ASPEK Indonesia Provinsi DKI Jakarta, SPN DKI Jakarta, FSP KEP KSPI, Forum Guru Tenaga Honorer dan Swasta, FSP FARKES Reformasi DKI Jakarta, SP PPMI KSPI, FSP Pariwisata Reformasi, FSPASI, FSUI, SPOI mereka mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Anies-Sandi.  Pasangan  ini di dukung karena  katanya berkomitmen  menolak upah murah yang selama ini diatur dalam PP 78/2015 dan akan menetapkan upah layak bagi buruh Jakarta dengan menetapkan UMP Jakarta lebih tinggi.

Sementara itu,  Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal,  adalah caleg gagal PKS yang getol  bersuara keras dengan membawa nama buruh. Sepanjang tahun  2016-2017, KSPI  yang   berdiri tahun  2003 ini tercatat menjadi   organisasi buruh yang  paling  sering  mewacanakan berbagai tuntutan dan aksi buruh. Ekspos KSPI berada di atas organisasi buruh lainnya di Indonesia, seperti SPSI, FSPMI, KSPSI, serta organisasi buruh internasional ILO. Menurut  Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang yang melakukan penelitian tentang buruh, persentuhan buruh dengan isu politik, baik lokal maupun nasional merupakan salah hal yang mengemuka tahun ini. Indonesia Indicator mendapatkan 7.316 berita isu buruh terkait pilkada, 3.2017 berita terkait tenaga kerja asing, dan 1.628 berita terkait tax amnesty.
Dominannya Said Iqbal di panggung media dibandingkan dengan aktivis lainnya disebabkan oleh karena Said Iqbal sebagai representasi aktivis buruh tidak hanya mengusung isu perburuhan, melainkan isu lintas sektor yang bahkan bersifat politis, kata Rustika.

Perkiraan saya, aksi buruh tanggal 1 Mei kemarin upaya untuk pemanasan pihak-pihak yang selama ini mengoyang Presiden Joko Widodo (Jokowi).  Skenario mengunakan kekuatan buruh dilakukan setelah mengunakan kekuatan masa dalam Aksi  Bela Islam  yang berjilid-jilid dengan pemicu kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok, terbukti bisa dibungkam oleh Polri.  Meskipun  kelompok tersebut dibungkam saat ini, tetapi sebenarnya  jika Ahok menang di Pilkada DKI Jakarta putaran  kedua, kelompok yang mengatasnamakan membela agama islam akan turun ke jalan kembali  untuk mengoyang Ahok dan sasaran utamanya adalah Jokowi. Ya, kelompok tersebut menjajal kekuatan guna menuju Pilpres 2019. Tetapi  mereka kecewa karena ternyata Ahok  sudah dinyatakan kalah dalam hitung cepat lembaga survey . 

Tetapi apakah mereka puas dan merasa sudah cukup? Tentu saja jawabanya adalah TIDAK. Mereka belum puas sebelum rencana besarnya berhasil.   Sambil menunggu putusan hakim  atas kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok, upaya untuk menjatuhkan pemerintahan Jokowi terus menerus dilakukan secara sistimatis. Caranya dengan mengunakan  kekuatan buruh yang terhitung banyak  dan cukup efektif digunakan untuk skenario tersebut. Dan itu diturunkan pada 1 Mei kemarin.
Sayangnya, skenario busuk tersebut tidak cukup cantik dan rapi karena dengan mudah tercium. Karena dengan tololnya ada buruh yang mau di picu emosinya  sehingga  bertindak anarkis membakar karangan bunga cinta untuk Ahok-Djarot.**













Tidak ada komentar: