Lama sekali saya tidak melihat tayangan TVRI, mungkin sudah sepuluh tahun lebih. Kalau tidak salah, saya tak lagi melihat tayangan TVRI sejak ada TV swasta. Waktu kecilan saya sich, hiburan satu-satunya selain radio ya TVRI. Belum ada TV swasta , jadi mau tak mau ya lihatnya TVRI. TV menjadi barang yang mahal dan menarik perhatian. Ketika saya kecil sampai SD sekitar kelas 3 SD, di desa saya yang mempunyai TV baru beberapa rumah saja. Kebetulan di rumah saya, salah satu diantara warga yang mempunyai TV tersebut. Meskipun masih TV hitam putih 17", tetapi termasuk mempunyai andil besar dalam menghibur kami sekeluarga juga tetangga lainnya. Waktu itu, ada hiburan yang menarik yang selalu di tunggu kami dan tetangga yaitu ketoprak yang disiarkan oleh TVRI Yogyakarta. Waktu itu lagi booming banget, ketoprak dengan kuis/sayembara/ pertanyaan yang diberikan iming2 hadiah bagi yang bisa menjawabnya. Jadi mau tak mau kami senantiasa menunggu ketoprak tersebut agar tak kehilangan/ ketinggalan jalan cerita dan berharap bisa mengikuti kuis yang di sayembarakan.
Kebetulan lagi, waktu itu, di desa kami listrik belum ada, sehingga untuk menghidupkan TV kami memakai accu. Nah, mau tak mau kalau mendekati penayangan ketoprak (kalau nggak salah seminggu sekali), kami harus ngecek bentul apakah accu-nya masih ada atau tidak. Pokoknya kalau pas tayangan ketoprak TV harus hidup. Jadi kalau pas accu habis, harus segera di bawa ke tukang stroom accu. Selain kami sangat berharap menyaksikan tayangan ketoprak, kami juga tak mau mengecewakan tetangga yang lumayan banyak ( lebih dari 10 orang).
Nah, sejak ada TV swasta , saya tak pernah lagi melihat TVRI. Selain tayangan TVRI terasa membosankan, juga tak menarik lagi rasanya hehehehehe.
Tetapi sekitar sebulan terakhir ini, tiba-tiba tanpa segaja , suami saya menemukan acara yang menarik di TVRI Yogyakarta yaitu hiburan ketoprka dengan label Pangkur Jengleng. Saya nggak tahu artinya Pangkur Jengleng, tetapi yang jelas acaranya ketoprak dengan penonton langsung. Jadi pentasnya di panggung kemudian penontonya melihat di depan panggung. Acara itu ditayangkan , kalau tak salah setiap hari Selasa malam jam 7. Kenapa Pangkur Jengleng menjadi menarik? Selain memberikan hiburan ketoprak tradisional dengan bahasa Jawa yang sesekali di selingi bahasa indonesia, ketopak tersebut di selingi beberapa pesan moral yang bagi saya dan suami menjadi hal yang menarik. Dengan bahasa yang lugas, bahasa sehari-hari baikJawa ngoko maupun jawa kromo, ditimpali bahasa indonesia. Tema yang dibawakan juga tak ketinggalan jaman, misalnya tentang korupsi, tentang adat istiadat, tentangpuasa, dll. Di beberapa obrolan akan diselipkan pesan moral yang luar biasa sederhana tetapi di kemas sarat makna dan tak membosankan. Meskipun yang main di ketoprak sebagian besar sudah tua, tetapi masih terlihat menghibur dan enak di lihat. Penonton yang kebayankan ibu-ibu berkerudung (seperti jemaah pengajian) terlihat juga terhibur dengan gelak tawa yang sering terdengar. Saya dan suami sering ikut tertawa dengan guyonan segar dan enteng yang dibawakan oleh para pemain. Terkadang anak kami juga turut tertawa, meskipun tak bisa melihat dengan komplit karena sedang belajar.
Secara keseluruhan, tontonan tersebut menghibur, layak di tonton, memberikan pesan moral yang tak mengurui dan bisa menjaga budaya yang mungkin sudah langka di negri ini. Rasanya tontonan itu lebih mengena di hati dan lebih membuat hati nyaman dibandingkan dengan melihat tontonan sinetron yang banyak di tayangkan di TV swasta. Sinetron yang banyak memberikan pelajaran yang tak menarik, yang lebih banyak mendorong kita untuk hidup dalam khayalan, dibuai kemewahan semu, pertengkaran tak bermutu, dialog yang tak cerdas dan bisa menjerumuskan anak ke hal negatif. (Saya dan suami melarang anak-anak untuk melihat sinetron, hanya sinetron tertentu yang boleh kami lihat misalnya Para Pencari Tuhan).
Melihat tayangan Pangkur Jengleng, membuat saya teringat lagi masa kecil yang sangat menyukai ketoprak. Melihat tayangan tersebut, bisa mengobati kerinduan saya terhadap masa kecil saya. Saya dan suami sangat menikmati, dan selalu berharap ada lagi tayangan yang bermutu seperti itu lagi.
Sabtu, 29 September 2012
Kamis, 27 September 2012
Pantai Karangria kota Manado
Dalam beberapa kali saya mengunjungi kota Manado Sulawesi
Utara, salah satu tempat yang berkesan bagi saya adalah keindahan pantai
Karangria. Pantai Karangria terletak di
kelurahan Karangria Kecamatan Molas Kota Manado. Pantai ini sangat luas dan
indah sekali pemandangannya terutama kala senja datang, dimana terlihat
matahari mulai terbenam ke peraduan dengan sinarnya yang berwarna merah kuning
keemasan. Sungguh sangat indah di pandang mata. Sejauh mata memandang ke arah
arah lepas pantai, terlihat hamparn air laut yang bergulung dengan riak-riak
kecil seakan mengucapkan selamat tinggal kepada siang hari dan menyapa senja
hari yang akan datang. Tetapi melihat ke kanan dan kiri laut, memang tak tampak
lagi hamparan air laut karena terhalang oleh pandangan batu-batu besar untuk
penimbunan laut. Keindahan pantai, berkurang dengan timbunan batu yang
membentuk daratan baru di sepanjang pantai.Di tepian rumah penduduk memang
terbangun jalan aspal yang kelihatan masih baru dan masih ada sebagian yang
belum jadi alias masih berupa pasir pantai.Penimbunan laut atau reklamasi
menjadi bagian yang banyak dilakukan di kota Manado, mengurangi keindahan
pantai untuk kepentingan lainnya.
Reklamasi adalah suatu proses membuat
daratan baru pada suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal
ini umumya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia,
khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin
sempit. Kota Manado mempunyai
permasalahan bidang transportasi yaitu semakin padatnya lalulintas jalan,
sehingga salah satu solusinya membangun
jalan boulevard yang direncanakan
sepanjang jalan tugu Boboca sampai ke
pulau Menado tua sekitar 12 km.
Jalan yang belum selesai di bangun di pantai Karangria |
Karena kota Manado mempunyai permasalahan transportasi,
kemudian membangun jalan boulevard yang salah satu ruas jalannya melewati
pantai Karangria. Menurut pemerintah, boulevard ini untuk mengatasi abrasi dan memperlancar transportasi tetapi
pembangunan tanpa memikirkan nasib nelayan yang mengantungkan hidupnya dari
pantai ini. Nasib nelayan terancam
karena boulevard akan mengancam pemukiman nelayan dan
hilangnya mata pencaharian nelayan serta
keselamatan nelayan ketika melaut . Bahkan keselamatan 600 orang
nelayan dipertaruhkan dengan pembangunan
boulevard ini. Kapal terancam pecah jika badai datang menghantam dan nelayan
terancam tewas.
Pemecah ombak hasil perjuangan nelayan |
Keindahan sore hari di pantai , kala anak-anak bercanda menunggu malam datang |
Saat ini meski luas pantai sudah berkurang, tetapi nelayan masih bisa mencari nafkah di pantai Karangria. Tambatan perahu hasil perjuangan nelayan, bisa membantu untuk menambatkan perahu meskipun tak senyaman ketika pantai masih mempunyai hamparan pasir untuk tambatan. Anak-anak juga masih bisa memanfaatkan pantai untuk mandi dan bermain air di sore hari, duduk-duduk bercengkrama sambil menunggu malam menjemput siang.
Senin, 24 September 2012
Taman Balekambang Solo, pilihan wisata murah meriah
Taman Balekambang
adalah taman yang luas terletak di kota
Solo tepatnya di belakang atau sebelah utara Stadion Manahan dan tepat di
belakang kolam renang Tirtomoyo Solo. Taman yang terletak di Jl. Ahmad Yani ini
dulu bernama Partinah Bosch, dibangun oleh kerabat Mangkunegara.
Kemudian dinamakan Balekambang karena di taman tersebut terdapat sebuah kolam
ikan dan kolam renang yang di tengahnya terdapat rumah istirahat yang nyaman,
dikelilingi kebun bunga yang sangat indah.
Biasanya
setiap hari Minggu, kami sekeluarga
sering jalan-jalan keluar , meski kadang
hanya putar-putar kota Solo saja, main
air di kolam renang, atau hanya sekedar untuk makan. Hari Minggu pagi kemarin
23 September 2012, kami sekeluarga bermain
ingin sekali melihat rusa di Taman Balaikambang. Beberapa waktu yang
lalu (lebih dari setahun yang lalu kami ke Balekambang), ada beberapa ekor rusa
di sana yang jinak dan tak takut dengan manusia. Rusa-rusa tersebut di biarkan
berkeliaran bebas di taman yang luas dan asri. Nah, kami hendak mengajak anak
terkecil kami untuk melihat rusa di Taman Balekambang. Kami ingin melihat rusa
di Balekambang daripada di Taman Satwa Taru Jurug yang terletak di dekat UNS,
lumayan jauh dari rumah kami.
Sekitar 15
menit, dengan naik motor, kami sampai di taman Balekambang. Saya lumayan
terkejut dengan keramaian Taman rakyat tersebut. Saya pikir ada event tertentu,
ternyata tidak. Menurut orang-orang, memang kalau hari Minggu Balekambang
ramai. Kemungkinan karena taman yang luas ini memang pilihan murah, meriah dan
bisa untuk bersantai seluruh keluarga. Di Solo memang tak mudah mendapatkan
tempat publik yang bisa untuk melepas penat dan lelah. Di Balekambang, pilihan
yang tepat untuk itu.
Kami masuk
ke taman hanya membayar karcis motor Rp 2000, tak ada pungutan lainnya di pintu
masuk. Balekambang sudah sangat ramai paada pukul 10.00 ketika kami sampai. Di sepanjang taman
tampak orang ramai sekali, ada yang sekedar jalan-jalan, duduk bercengkrama
atau melakukan permainan keluarga.
Kerumunan orang yang duduk , ada yang di kursi taman yang terbuat dari
besi tempa, ada juga yang duduk di rumput baik beralas tikar maupun tanpa alas.
Ada juga sekelompok anak sekolah yang sedang ada kegiatan seperti lomba di
beberapa tempat. Yang lainnya nampak beberapa anak naik kuda mengitari taman.
Memang dengan luas taman yang lapang sekali, dilengkapi kuda yang bisa di sewa
memutari taman , menjadi daya tarik
tersediri. Di dekat parkir terdapat Gedung
Kesenian Ketoprak Tradisional Balekambang dan kafe yang dikelola oleh seniman muda Solo.
Salah satu sudut di taman Balekambang |
Di taman
juga terlihat beberapa ayam kalkun yang dibiarkan berkeliaran di taman dan
sangat jinak, karena ketika di dekati tidak menjauh. Nah , di sebelah barat
taman, ada danau yang lumayan luas ,
dinamakan Kartini, dengan tepat di tengah-tengah danau ada patung perempuan
dengan tulisan Kartini. Di danau
tersebut ada perahu angsa yang dbisa di
sewa dengan harga Rp 15.000 untuk sekali naik sekali putaran danau. Tampak
perahu angsa tersebut ramai di sewa para keluarga.
Tepat di
bagian paling barat sebelah selatan, terdapat taman Reptil, yang dibangun
dengan dinding yang cukup tinggi sekitar 3 m. Kalau mau masuk ke taman Reptil,
dipungut biaya Rp 5.000/orang. Meskipun tanpa karcis sama sekali. Dan kami
berlima masuk di pungut biaya Rp 15.000 untuk dewasa 2 orang, anak kecil 2
orang dan anak 3 tahun. Cuma sayang sekali tanpa ada karcis barang selembar
pun, dan nampaknya memang tak berkarcis resmi. Di sini saya nyakin tak ada
laporan resmi ke APBD sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Tanpa karcis
sebagai salah satu bagian untuk skrening jumlah uang masuk, gimana akan
terkontrol?
Pengunjung
taman Reptil cukup banyak, tetapi tidak padat sehingga pengunjung masih bisa
leluasa untuk menikmati hewan yang di sana. Begitu masuk , ada sebuah kolam
ikan kecil dengan ikan-ikannya, yang di tembok bagian atas kolam ada 1 ekor
inguana yang cukup besar dengan panjang hampir
1 meter sementara 1 inguana lainnya nampak duduk nongkrong di atas batu besar
diatas kolam. Kedua inguana tersebut nampak jinak dan cuek saja dengan
orang-orang yang melihatnya. Ketika anak saya memegangnya, dia tak nampak
terganggu. Masuk ke kiri ada 4 ekor
monyet yang 3 ekor di 2 kandang dan 1ekor di atas pohon dengan rantai panjang
yang mengalungi lehernya. Mereka nampak tenang melihat orang-orang yang melihatnya.
Di bawah kera ada 2 ekor burung kiwi
yang nampak lalu lalang ke sana kemari dengan tenang dan sesekali melihat
orang-orang kemudian sesekali mengambil
jagung yang terjatuh di bawah sangkar burung. Beberapa sangkar burung nampak ada di beberapa tempat dengan
bermaacam-maacam burung salah satunya
kakaktua, dan yang lainnya kami tak tahu. Nah di sini kekurangan taman Reptil
yang tak memberikan tulisan keterangan nama hewan sama sekali. Tak semua
pengunjung tahu nama hewan yang dipajang, sehingga sebenarnya lebih baik kalau ada nama di setiap kandang hewan sebagai bagian dari informasi ke publik dan edukasi
ke masyarakat terutama anak-anak
sekolah. Ada lagi area ular, dengan koleksi ular –ular yang bermacam-macam. Di
kandang ular ini ada 1 keterangan nama ular yaitu phyton, sementara ular lainnya
tak ada keterangan nama. Pemeliharaan
ular sepertinya tak diperhatikan , karena ular ditempatkan di kandang kaca, menurut saya tak layak untuk
habitat ular karena di kandang kaca yang hanya diberikan alas karpet berwarna hijau dan di
sebelahnya di berikan air dengan baskom segipanjang (seperti loyang plastik ).
Saya pikir tak layak tempat seperti itu untuk tempat tinggal ular. Ada lagi
inguana, kadal, biawak yang di kaca.
Kemudian ada
kandang burung, bebek, angsa, ayam kampung dan kelinci yang dibiarkan berkeliaran. Secara keseluruhan, saya melihat
taman Reptil tak pantas dengan nama taman Reptil, karena tak banyak reptil yang
menghuninya, sebagian besar sekitar 60%
justru unggas yang menjadi
penghuni seperti burung, angsa, bebek, ayam.
Capek
melihat koleksi di taman Reptil, kami keluar dan meneruskan niat untuk mencari
rusa, karen anak terkecil saya selalu bilang rusa..rusa..mah rusa....
Oya, satu
lagi, kami kesulitan mencari kran air untuk cuci tangan setelah memegang ular,
inguana, burung Kiwi. Ya, mau tak mau kami ikut cucitangan di tempat penjual
minuman di depan taman Reptil sambil membeli minuman. Di taman Balaikambang
ada beberapa penjual yang mangkal di
beberapa bagian taman, sehingga kami tak kesulitan untuk membeli minuman/makanan.
Meskipun
panas, kami tetap mencari rusa terutama ke bagian yang daun-daunan rimbun,
berharap rusanya ada di sana. Tetapi sampai kami berjalan ke ujung, tak nampak
ada rusa. Menurut informasi, beberapa saat lalu , rusanya sudah di pindah ke TSTJ.
Jadi tak ada lagi rusa di Taman Balaikambang.
Saat adzan
luhur terdengar, kami memutuskan untuk pulang, meskipun masih banyak pengunjung yang nampak masih asyik di taman bahkan beberapa
ada pengunjung yang baru datang. Kami
segera meluncur ke arah selatan dan bersepakat makan siang di Rumah Makan SS (Super Sambel) yang tak jauh
dari Manahan. Ehm, makan siang hanya habis Rp 51.000 dengan menu sambal bawang,
telur gombal gambul, cumi goreng, tempe goreng, cha kangkung, es teh, juice
melon, es coklat. Ehm...yumi. Piknik yang murah meriah, tak lebih dari Rp
100.000 biayanya.
Kamis, 20 September 2012
Mahalnya Biaya Berobat Gigi Patah
Gigi menjadi salah satu bagian tubuh kita yang penting, meskipun kadang kita tak terlalu memikirkan bahwa gigi itu penting. Terkadang kita tidak terlalu memperhatikan kebersihan, kesehatan gigi, karena menganggap tak ada masalah yang berarti. Baru ketika sakit, kita benar-benar merasa 'kecolongan' .
Kalau pernah merasakan sakit gigi akibat gigi berlubang, meski hanya ' berlubang' ternyata bisa berakibat tak bisa tidur, tak bisa makan, ga nyaman sama sekali. Kepala bisa ikuty pusing, badan meriang. Benar-benar tak nyaman dan menyusahkan sekali. Mungkin kalau ada pengalaman sakit gigi , untuk berobat tak membutuhkan biaya yang terlalu mahal alias masih bisa terjangkau. Bisa dengan obat sakit gigi yang di jual di toko atau apotik, atau kalau harus berobat bisa ke Puskesmas dengan biaya yang tak terlalu mahal. Sehingga kita tak terlalu berat diongkos kalau kebetulan gigi sakit.
Tetapi kalau ada kasus gigi patah, wah harus siap-siap dengan biaya perawatan dan ganti gigi yang mahal dan bikin menahan nafas.
Sehabis lebaran tahun ini, tanggal 24 Agustus 2012, kebetulan gigi depan atas anak kedua saya (10 tahun ) patah akibat jatuh ketika bermain dengan kakak dan saudara-saudara sepupunya. Waktu itu di rumah nenek/kakeknya berkumpul saudara , sehingga seperti biasanya mereka selalu tak berhenti bermain.
Apesnya, ketika berlari anak perempuan saya terpeleset dan giginya membentur lantai. Saya dan suami kaget ketika anak saya berteriak dan mengaduh nyeri sambil bilang kalau giginya patah. waktu itu kami langsung berlari dan mendapatkan anak saya memegang mulutnya dan memberitahukan kalau giginya patah. Awalnya saya tak begitu galau, karena saya pikir gigi yang patah adalah gigi susu samping yang memang sudah goyang beberapa hari sebelumnya. Tetapi ketika anak saya buka mulut, ternyata gigi yang patah adalah gigi depan atas yang sudah permanen. Ada patahan gigi juga yang dia tunjukan ke kami, sekitar 70% dari giginya. Waduh, saya langsung panik mengingat pasti anak saya merasakn sakit dan juga akan malu gigi depannya ompong. Apalagi anak perempuan.
Karena hari itu di rumah nenek dan jauh dari Rumah Sakit, kami memutuskan akan membawa ke Rumah Sakit pada hari Senin 27 Agustus (kami sudah berencana hari Sabtu pulang ke Solo). Untuk sementara , agar rasa nyerinya berkurang, anak saya saya berikan air hangat untuk berkumur. Untung saja , dia nggak begitu rewel sehingga kami agak tenang. Tetapi saat itu saya sudah terbayang akan mahalnya biaya perawatan gigi di RS negeri di kota kami.
Karena 2 tahun yang lalu anak pertama saya juga melakukan perawatan gigi patah . Gigi depan atasnya patah karena terjatuh waktu bermain di kelasnya. Waktu itu patahnya hanya sekitar 20% saja harus menjalani perawatan 4 x ke RS baru di tambal. 2 tahun yang lalu , dengan 4X kunjungan ke RS tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp 750.000. Apalagi anak saya ini yang patah 70%, berapa biayanya ya? batin saya, sudah siap-siap pusing dan galau.
Singkat cerita, hari Seninya, saya antar anak saya ke RS Negri tersebut yang lengkap peralatannya. Untuk kunjungan pertama hanya di minta ronsgent dan di periksa sebentar oleh dr gigi. Hasil pemeriksaan , akibat benturan tersebut saat itu sudah terkena syarafnya sehingga butuh perawatan sebelum akan di crown/ di pasang selubung gigi. Dan untuk hari Rabu akan dimulai perawatan, tetapi karena alatnya yang lengkap di bagian Eksekutif, maka perawatan akan di lakukan di Eksekutif.
Waktu kunjungan pertama itu, saya di kelas biasa , karena waktu kakaknya dulu juga di rawat oleh dokter yang sama di kelas biasa/umum. Biaya kunjungan pertama sebesar Rp 182.000 (untuk ronsgent, konsultasi dan obat (antalgin, analgestik). Saya sebenarnya mencari informasi biaya perawatan gigi di beberapa klinik baik di Solo maupun luar Solo. Ada info sebuah klinik di Jogja yang lebih murah dibandingkan di Solo. Tetapi kalau saya hitung biaya transportasi, juga waktu yang harus diluangkan karena ke luar kota, rasanya jatuhnya juga sama saja kalau berobat di Solo. Lagipula yang paling susah kalau ke luar kota adalah waktu untu perikasnya. Kalau di Solo, saya daftar kemudian saya tinggal kerja dan anak saya sekolah dulu. Kalau kira2 dokter nangani pasien kurang dua lagi dari antrian anak saya, maka anak saya saya jemput ke sekolah. habis periksa saya antar lagi ke sekolah.
So, akhirnya saya memutuskan untuk berobat di Solo saja. Karena dr -nya praktek di kelas eksekutif setiap hari Rabu dan Jum'at, maka selanjutnya setiap Rabu dan Jum'at sebanyak 4 kali , kami berobat. Kunjungan ke-2, 3, 4dengan perawatan saluran gigi dengan biaya @ Rp 135.000. Kunjungan ke-5 dengan perawatan dan pemasangan pin (tambalan gigi sementara) dengan biaya Rp 380.000.
Nah, kunjungan berikutnya untuk pencetakan gigi dan pemasangan crown gigi. Menurut dokter, gigi anak saya perlu di beri crown /penjaketan gigi.
Mahkota gigi ini biasanya rapuh dan tidak bisa mengalami proses penambalan. Jika penambalan dilakukan, maka tambalan akan lekas lepas dan gigi akan patah. Seringkali, orang tidak mau melakukan pencabutan karena takut ompong. Nah, dengan penjaketan, masalah ini bisa diatasi dan pasien tak perlu menahan sakit terus-menerus lantaran tak mau ompong.
Gigi yang jaringannya tinggal sedikit pun, misalnya hanya menyisakan akar yang panjang, biasanya diberi perawatan gigi dengan penjaketan. Biasanya pada gigi yang sudah mati dan jaringannya tinggal sedikit, pasien tidak mengalami banyak keluhan. Ia hanya merasa tak nyaman terhadap runcingan yang biasanya tertinggal dari sisa-sisa gigi.
Gigi yang perlu diberi jaket (crown) akan dijaketi dengan gigi-gigi buatan yang bahannya bisa dipilih. Crown ada yang seluruhnya terbuat dari keramik, ada juga yang dilapisi metal (emas, perak, atau campuran keduanya)
Seminggu setelah pemasangan gigi sementara, kami ke klinik dokter dan di sana dilakukan pencetakan gigi. Untuk pemasangan crown, akan dilakukan setelah pencetakan gigi.
Menurut info yang saya baca sebelulmnya, Crown ada bermacam-macam dan harganya juga bervariasi. Crown ada yang seluruhnya terbuat dari keramik, ada juga yang dilapisi metal (emas, perak, atau campuran keduanya). Yang paling mahal adalah crown emas, karena pelapisan emas dihitung tiap per gram. Selain itu, emas adalah logam murni yang memiliki daya adaptasi paling baik dengan gusi. Crown emas juga sangat kuat. Karena itu, ia biasanya digunakan pada gigi-gigi belakang yang sangat aktif dalam melakukan kegiatan kunyah dengan penekanan yang kuat. Dengan begitu, gigi buatan tidak mudah pecah. Sayang, crown emas menimbulkan warna yang kurang alami lantaran berkesan kekuning-kuningan.
Begitu pun dengan crown metal dari perak. Bahan ini juga termasuk kuat dan cocok dipasang untuk mengganti gigi belakang yang copot. Namun, dibanding emas, perak tentu saja lebih murah harganya. Sayangnya, perak juga memiliki warna rada keabu-abuan, tidak senatural keramik.
Crown keramik sangat alami. Warnanya bisa persis sama dengan gigi asli manusia. Sayangnya, gigi ini tidak terlalu kuat. Ia mudah sekali pecah kalau digunakan untuk melakukan kegiatan makan dengan penekanan yang kuat. Makanya ia cocok untuk dipasang di gigi bagian depan. Sebagai catatan, crown metal bukanlah gigi emas atau perak seperti yang sering dipakai orang-orang zaman dahulu, tetapi gigi porselen yang dilapisi emas atau perak pada bagian dalamnya sehingga menjadi lebih kuat.
Gigi anak saya akan di pasangi crown porselen dengan metal dengan harga Rp 1.000.000. Pada saat pencetakan gigi , saya membayar DP Rp 500.000. Crown akan di pasang sekitar hari Senin besok. Dengan crown nanti, kemungkinan sangat kuat, tak akan patah (asal tidak ada kasus jatuh) dan kalaupun akan diganti, nanti pada saat anak saya sudah dewasa. Karena gigi yang lain masih tumbuh, sementara gigi yang di beri crown sudah mati sehingga nantinya akan lebih pendek di banding yang lain.
Sekelumit pengalaman saya ini semoga bisa bermanfaat bagi siapa saja untuk lebih berhati-hati dalam menjaga gigi. Karena meski kelihatan sepele tetapi lumayan mahal ketika harus ada kejadian patah seperti anak saya.
Kalau pernah merasakan sakit gigi akibat gigi berlubang, meski hanya ' berlubang' ternyata bisa berakibat tak bisa tidur, tak bisa makan, ga nyaman sama sekali. Kepala bisa ikuty pusing, badan meriang. Benar-benar tak nyaman dan menyusahkan sekali. Mungkin kalau ada pengalaman sakit gigi , untuk berobat tak membutuhkan biaya yang terlalu mahal alias masih bisa terjangkau. Bisa dengan obat sakit gigi yang di jual di toko atau apotik, atau kalau harus berobat bisa ke Puskesmas dengan biaya yang tak terlalu mahal. Sehingga kita tak terlalu berat diongkos kalau kebetulan gigi sakit.
Tetapi kalau ada kasus gigi patah, wah harus siap-siap dengan biaya perawatan dan ganti gigi yang mahal dan bikin menahan nafas.
Sehabis lebaran tahun ini, tanggal 24 Agustus 2012, kebetulan gigi depan atas anak kedua saya (10 tahun ) patah akibat jatuh ketika bermain dengan kakak dan saudara-saudara sepupunya. Waktu itu di rumah nenek/kakeknya berkumpul saudara , sehingga seperti biasanya mereka selalu tak berhenti bermain.
Apesnya, ketika berlari anak perempuan saya terpeleset dan giginya membentur lantai. Saya dan suami kaget ketika anak saya berteriak dan mengaduh nyeri sambil bilang kalau giginya patah. waktu itu kami langsung berlari dan mendapatkan anak saya memegang mulutnya dan memberitahukan kalau giginya patah. Awalnya saya tak begitu galau, karena saya pikir gigi yang patah adalah gigi susu samping yang memang sudah goyang beberapa hari sebelumnya. Tetapi ketika anak saya buka mulut, ternyata gigi yang patah adalah gigi depan atas yang sudah permanen. Ada patahan gigi juga yang dia tunjukan ke kami, sekitar 70% dari giginya. Waduh, saya langsung panik mengingat pasti anak saya merasakn sakit dan juga akan malu gigi depannya ompong. Apalagi anak perempuan.
Karena hari itu di rumah nenek dan jauh dari Rumah Sakit, kami memutuskan akan membawa ke Rumah Sakit pada hari Senin 27 Agustus (kami sudah berencana hari Sabtu pulang ke Solo). Untuk sementara , agar rasa nyerinya berkurang, anak saya saya berikan air hangat untuk berkumur. Untung saja , dia nggak begitu rewel sehingga kami agak tenang. Tetapi saat itu saya sudah terbayang akan mahalnya biaya perawatan gigi di RS negeri di kota kami.
Karena 2 tahun yang lalu anak pertama saya juga melakukan perawatan gigi patah . Gigi depan atasnya patah karena terjatuh waktu bermain di kelasnya. Waktu itu patahnya hanya sekitar 20% saja harus menjalani perawatan 4 x ke RS baru di tambal. 2 tahun yang lalu , dengan 4X kunjungan ke RS tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp 750.000. Apalagi anak saya ini yang patah 70%, berapa biayanya ya? batin saya, sudah siap-siap pusing dan galau.
Singkat cerita, hari Seninya, saya antar anak saya ke RS Negri tersebut yang lengkap peralatannya. Untuk kunjungan pertama hanya di minta ronsgent dan di periksa sebentar oleh dr gigi. Hasil pemeriksaan , akibat benturan tersebut saat itu sudah terkena syarafnya sehingga butuh perawatan sebelum akan di crown/ di pasang selubung gigi. Dan untuk hari Rabu akan dimulai perawatan, tetapi karena alatnya yang lengkap di bagian Eksekutif, maka perawatan akan di lakukan di Eksekutif.
Waktu kunjungan pertama itu, saya di kelas biasa , karena waktu kakaknya dulu juga di rawat oleh dokter yang sama di kelas biasa/umum. Biaya kunjungan pertama sebesar Rp 182.000 (untuk ronsgent, konsultasi dan obat (antalgin, analgestik). Saya sebenarnya mencari informasi biaya perawatan gigi di beberapa klinik baik di Solo maupun luar Solo. Ada info sebuah klinik di Jogja yang lebih murah dibandingkan di Solo. Tetapi kalau saya hitung biaya transportasi, juga waktu yang harus diluangkan karena ke luar kota, rasanya jatuhnya juga sama saja kalau berobat di Solo. Lagipula yang paling susah kalau ke luar kota adalah waktu untu perikasnya. Kalau di Solo, saya daftar kemudian saya tinggal kerja dan anak saya sekolah dulu. Kalau kira2 dokter nangani pasien kurang dua lagi dari antrian anak saya, maka anak saya saya jemput ke sekolah. habis periksa saya antar lagi ke sekolah.
So, akhirnya saya memutuskan untuk berobat di Solo saja. Karena dr -nya praktek di kelas eksekutif setiap hari Rabu dan Jum'at, maka selanjutnya setiap Rabu dan Jum'at sebanyak 4 kali , kami berobat. Kunjungan ke-2, 3, 4dengan perawatan saluran gigi dengan biaya @ Rp 135.000. Kunjungan ke-5 dengan perawatan dan pemasangan pin (tambalan gigi sementara) dengan biaya Rp 380.000.
Nah, kunjungan berikutnya untuk pencetakan gigi dan pemasangan crown gigi. Menurut dokter, gigi anak saya perlu di beri crown /penjaketan gigi.
Mahkota gigi ini biasanya rapuh dan tidak bisa mengalami proses penambalan. Jika penambalan dilakukan, maka tambalan akan lekas lepas dan gigi akan patah. Seringkali, orang tidak mau melakukan pencabutan karena takut ompong. Nah, dengan penjaketan, masalah ini bisa diatasi dan pasien tak perlu menahan sakit terus-menerus lantaran tak mau ompong.
Gigi yang jaringannya tinggal sedikit pun, misalnya hanya menyisakan akar yang panjang, biasanya diberi perawatan gigi dengan penjaketan. Biasanya pada gigi yang sudah mati dan jaringannya tinggal sedikit, pasien tidak mengalami banyak keluhan. Ia hanya merasa tak nyaman terhadap runcingan yang biasanya tertinggal dari sisa-sisa gigi.
Gigi yang perlu diberi jaket (crown) akan dijaketi dengan gigi-gigi buatan yang bahannya bisa dipilih. Crown ada yang seluruhnya terbuat dari keramik, ada juga yang dilapisi metal (emas, perak, atau campuran keduanya)
Seminggu setelah pemasangan gigi sementara, kami ke klinik dokter dan di sana dilakukan pencetakan gigi. Untuk pemasangan crown, akan dilakukan setelah pencetakan gigi.
Menurut info yang saya baca sebelulmnya, Crown ada bermacam-macam dan harganya juga bervariasi. Crown ada yang seluruhnya terbuat dari keramik, ada juga yang dilapisi metal (emas, perak, atau campuran keduanya). Yang paling mahal adalah crown emas, karena pelapisan emas dihitung tiap per gram. Selain itu, emas adalah logam murni yang memiliki daya adaptasi paling baik dengan gusi. Crown emas juga sangat kuat. Karena itu, ia biasanya digunakan pada gigi-gigi belakang yang sangat aktif dalam melakukan kegiatan kunyah dengan penekanan yang kuat. Dengan begitu, gigi buatan tidak mudah pecah. Sayang, crown emas menimbulkan warna yang kurang alami lantaran berkesan kekuning-kuningan.
Begitu pun dengan crown metal dari perak. Bahan ini juga termasuk kuat dan cocok dipasang untuk mengganti gigi belakang yang copot. Namun, dibanding emas, perak tentu saja lebih murah harganya. Sayangnya, perak juga memiliki warna rada keabu-abuan, tidak senatural keramik.
Crown keramik sangat alami. Warnanya bisa persis sama dengan gigi asli manusia. Sayangnya, gigi ini tidak terlalu kuat. Ia mudah sekali pecah kalau digunakan untuk melakukan kegiatan makan dengan penekanan yang kuat. Makanya ia cocok untuk dipasang di gigi bagian depan. Sebagai catatan, crown metal bukanlah gigi emas atau perak seperti yang sering dipakai orang-orang zaman dahulu, tetapi gigi porselen yang dilapisi emas atau perak pada bagian dalamnya sehingga menjadi lebih kuat.
Gigi anak saya akan di pasangi crown porselen dengan metal dengan harga Rp 1.000.000. Pada saat pencetakan gigi , saya membayar DP Rp 500.000. Crown akan di pasang sekitar hari Senin besok. Dengan crown nanti, kemungkinan sangat kuat, tak akan patah (asal tidak ada kasus jatuh) dan kalaupun akan diganti, nanti pada saat anak saya sudah dewasa. Karena gigi yang lain masih tumbuh, sementara gigi yang di beri crown sudah mati sehingga nantinya akan lebih pendek di banding yang lain.
Sekelumit pengalaman saya ini semoga bisa bermanfaat bagi siapa saja untuk lebih berhati-hati dalam menjaga gigi. Karena meski kelihatan sepele tetapi lumayan mahal ketika harus ada kejadian patah seperti anak saya.
Senin, 10 September 2012
Nonton The Raid.............
Tadi malam, saya dan suami menyaksikan film THE RAID yang di putar oleh salah satu stasiun TV. Film yang kabarnya spektakuler dan banyak mendapatkan penghargaan di berbagai festival dan kabarnya banyak di tonton oleh dunia internasional ini memang cukup membuat saya penasaran, tetapi tidak cukup membuat saya ingin melihatnya. Saya memang hanya mendengar kabar 'kehebohan ' film tersebut, tidak menonton ketika di putar di bioskop , juga tidak meminjam DVD-nya. Tetapi ketika The Raid di putar di TV, saya jadi ingin melihat film yang cukup 'heboh' beberapa waktu yang lalu.
The Raid. Film yang disutradarai oleh Gareth Huw Evans juga melibatkan musisi papan atas Mike Shinoda, salah satu personil Linkin Park dan Joseph Trapanese seorang komposer berbakat yang menggarap film Walt Disney Tron:Legacy (2010).
Film genre action / laga ini bercerita
tentang sebuah perjalanan 20 orang anggota pasukan khusus dalam
menjalankan misi menangkap bandar narkotik kejam bernama TAMA di sebuah
gedung 30 lantai yang tak tersentuh aparat. Gedung tersebut juga
menjadi tempat para pembunuh, anggota geng, pemerkosa, dan pencuri
berlindung untuk mencari tempat tinggal aman.Tim
SWAT mulai menjalankan misinya di pagi buta dengan diam-diam merambah
ke dalam gedung dan mengendalikan setiap lantai yang mereka naiki, namun
petaka terjadi ketika mereka terlihat oleh pengintai TAMA dan
penyerangan mereka akhirnya terbongkar. Dari penthouse suite-nya, TAMA
menginstruksikan anak buahnya untuk mengunci gedung apartemen dan
memadamkan lampu serta menutup semua akses untuk keluar gedung.
Mereka (Tim SWAT) terjebak di lantai 6
tanpa komunikasi dan diserang oleh penghuni apartemen yang diperintahkan
oleh TAMA. Mereka harus berjuang melewati setiap lantai dan setiap
ruangan untuk menyelesaikan misi mereka menangkap raja bandar narkoba di
gedung tersebut. Selain untuk menyelesaikan misi, mereka juga berjuang
untuk tetap bertahan hidup.
Menurut saya,
Pada adegan awal, tidak ada yang istimewa, semua adegan terasa biasa saja. tetapi kemudian saya menyaksikan film yang sarat adegan kekerasan, action dan penuh dengan adegan tembak-tembakan. Cukup menarik untuk dlihat, meskipun tak membuat saya deg-degan ataupun tegang. Nah, adegan berikutnya yang menurut saya tidak begitu masuk akal, ketika para anggota pasukan khusus tersebut terjebak atau dijebak dalam gedung , dan berusaha mati-matian uantuk bertahan dari serangan musuh. Kenapa nggak masuk akal, karena kenapa pasukan khusus tersebut tidak minta bantuan ke kepolisian lainnya? apakah mereka rela mati begitu saja di tangan musuh tanpa minta bantuan kalau sudah terperangkat ya? heran saya dan rasanya tak masuk akal dengan adegan tersebut. Pasukan khusus yang tinggal beberapa orang saja tetap bertahan sendirian tanpa minta bantuan pihak luar. Ataukah karena alat komunikasi sudah di putus semua olah Tama dkk? Apakah tak ada skenario lainnya , ketika pasukan khusus tak berkomunikasi , terus akan di kirim bantuan gitu ya?
Sepanjang film diputar, saya sama suami sibuk mengkritik adegan2 yang tak masuk akal dan serasa film indonesia banget yang dipaksakan dengan alur dan ide cerita yang 'ada-ada saja'.
Akhirnya saya merasa tak mendapatkan sensasi yang luar biasa dari film the Raid. Rasanya sentuhan sutradara luar nggak begitu kelihatan istimewanya.Tetapi untuk hiburan ya okelah saja. Dan paling tidak , bisa belajar bertahan hidup dalam keadaan yang gawat seperti dialami tim khusus di The Raid.
Meski saya merasa biasa saja, tetapi selamat untuk The Raid yang mendapatkan banyak penghargaan seperti ini:
- The Cadillac People's Choice Award" untuk kategori Midnight Madness dalam ajang Toronto International Film Festival (TIIF) ke-36.
- The Best Film sekaligus Audience Award - Jameson Dublin International Film Festival 2012.
- The Raid juga ikut serta dalam festival film Sundance 2012 dan menjadi salah satu karya yang paling disukai panitia Sundance
- *50 film laga / action sepanjang masa versi IMDB. The Raid berada di urutan 45 dengan rating 8.0, sejajar dengan “Star Trek”, “The Adventure of Robinhood”, “Avatar”, dan “Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl
Jumat, 07 September 2012
Inovasi Jokowi di bidang kesehatan dengan PKMS
Tata cara
mendaftarkan diri menjadi peserta PKMS sbb
1. PKMS Silver :
Mendaftarkan diri di KPPT dengan membayar biaya pelayanan Rp 1000/
jiwa/tahun, dengan membawa :
-F/copy KK dengan menunjukan aslinya
-F/copy KTP dengan menunjukan aslinya
-Foto ukuran 2x3 sebanyak 3 lmbr
-Surat
keterangan domisili min 3 tahun dari RT,RW serta kelurahan
-Peserta datang sendiri ke KPPT
(kecuali peserta sakit keras, lanjut usia dapat diwakilkan )
2.PKMS Gold:
Mendaftarkan ke KPPT dengan membawa:
-F/copy KK dengan
menunjukan aslinya
-F/copy KTP dengan menunjukan aslinya
- Surat
keterangan domisili min 3 tahun dari RT,RW serta kelurahan
-Surat keterangan miskin dari RT, RW dan kelurahan
yang ditandatangani kepala kelurahan/sekretaris kelurahan
-Peserta datang sendiri ke KPPT (kecuali peserta sakit
keras, lanjut usia dapat diwakilkan
Tata cara pelayanan peserta PKMS
-Peserta berkunjung ke Puskesmas
-Untuk mendapatkan pelayanan kes, menunjukan kartu
PKMS
-Bila perlu rujukan, peserta dapat di rujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan disertai
surat rujukan dari puskesmas dan menunjukan kartu peserta PKMS
Syarat pelayanan rujukan adalah :
|
Tata cara pelayanan,
1. Rawat jalan
di Puskesmas UPTD Rumah Sakit Daerah (RSD)
2. Rawat inap
di Puskesmas Rawat Inap, RSD Surakarta, RS yang ditunjuk
3. Jenis
Pelayanan: semua pelayanan di Puskesmas, RSD
Untuk Rumah Sakit yang ditunjuk
setara dengan pelayanan askeskin/ klas III (sesuai MOU dengan RS)
Alokasi APBD mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun
membuktikan tingkat kebutuhan PKMS semakin meningkat, masyarakat semakin
membutuhkan jaminan kesehatan dengan bantuan/gratis. Tercatat sejak tahun 2009
Rp 10 M, Tahun 2010 =
Rp 12 M, Tahun 2011 = Rp 16 M, Tahun 2012 = Rp
24 M Tetapi
dengan alokasi anggaran yang terus membengkak dari tahun ke tahun, masih ada
masyarakat yang menyatakan belum terlayani(dengan penolakan RS karena anggaran habis.
(bersambung)
Langganan:
Postingan (Atom)